Marriage Journey - Bab 235 Kabar Baik
Decky berpikir di dalam hati, dua dokter ini pasti merupakan dokter yang bertanggung jawab atas Yuli. Dia melihat orang tua Yuli berdiri di samping dan mendengarkan dengan cermat, dia juga segan untuk melangkah maju dan mengatakan sesuatu, tetapi dia berdoa di dalam hatinya, semoga kondisi Yuli bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dan tidak lagi seperti kabar buruk yang didengar sebelumnya.
Hendi dan Sifa yang berada jauh di Amerika Serikat, masih belum tahu apa yang terjadi di dalam negeri. Jika Sifa mengetahui bahwa Yuli akan bangun, dia pasti akan sangat kewalahan.
Hendi terus menjaga Sifa di rumah sakit selama dua hari, kondisi Sifa menjadi lebih baik dari hari ke hari.
"Sifa, dokter berkata bahwa jika situasimu seperti ini terus, maka kamu bisa dipulangkan dalam beberapa hari."
Hendi menutup pintu bangsal sambil berjalan menuju tempat tidur Sifa dan berkata padanya.
"Benarkah? Itu bagus sekali, oh ya, apakah situasi anak baik-baik saja? Bisakah dia dipulangkan bersama kita?"
Sifa duduk di ranjang rumah sakit dengan wajah tersenyum dan menatap Hendi, dia sangat peduli dengan situasi anak.
"Tentu saja, kamu yang sebagai mama saja bisa dipulangkan, anakmu juga pasti akan sangat kuat."
"Lagipula, perawat berkata bahwa dia akan membawa anak ke kamar untuk membiarkanmu melihat, kamu hari ini masih belum melihat anak, benar?
Hendi sambil berkata sambil memotong buah di tangannya untuk Sifa.
"Sifa, kondisimu saat ini benar-benar mengejutkan orang dan jika suasana hati dan semua aspekmu dalam kondisi baik, sepertinya kondisi penyakitmu juga akan memiliki perubahan."
Sifa mendengar apa yang dikatakan Hendi pada dirinya, kemudian mengangguk.
"Ya, berdasarkan apa yang kamu katakan, aku merasa bahwa aku akan segera menjadi orang normal!"
Meskipun Sifa tahu penyakitnya tidak mungkin untuk kembali normal, tapi dia masih merasa apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini benar-benar membuat orang bahagia, sehingga dia juga bercanda dengan Hendi.
"Itu belum tentu, tetapi itu juga tergantung pada sikapmu, kamu harus mendengarkan perkataan dokter, kita harus datang ke rumah sakit secara teratur dan juga harus makan dan minum dengan bahagia, semua ini sangat penting!"
Ketika mendengarkan omelan Hendi, Sifa sama sekali tidak merasa bahwa Hendi sangat bertele-tele, pria seperti inilah yang merawatnya dengan sangat cermat, sehingga perawatannya di Amerika Serikat berjalan begitu lancar.
"Ngomong-ngomong, Hendi, apakah kamu punya berita tentang pameran?"
Sifa bertanya kepada Hendi tentang situasi pameran seninya di dalam negeri, bagaimanapun juga, sejak melahirkan anak hingga sekarang, Sifa sama sekali tidak memiliki berita tentang pameran seni.
Meskipun Sifa juga tahu bahwa pameran seni di dalam negeri berhenti karena Decky, tetapi dia tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang.
"Jangan khawatir soal pameran seni, aku sudah mengatur hubungan di dalam negeri dan membuka ulang pameran seni untukmu lagi, tapi aku mengganti nama tanpa konfirmasi denganmu, apakah kamu keberatan?"
Hendi berpura-pura berbicara tentang pameran dengan santai, dia tidak ingin Sifa memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan tentang pameran, agar tidak mempengaruhi perawatan Sifa di rumah sakit.
Sebelumnya, Sifa dirangsang oleh Decky, sehingga dia muncul reaksi akan melahirkan prematur.
Hendi tahu bahwa begitu ada berita buruk tentang Decky, itu mungkin membuat Sifa sangat terpukul, jadi dia tidak ingin menyebutkannya.
"Ya, masalah pameran kamu yang membantuku untuk mengurusnya, jika benar-benar tidak bisa dilakukan, ditutup dulu juga tidak ada masalah."
Sifa tampaknya dapat memahami pikiran Hendi dan juga tidak ingin membiarkan Hendi memiliki konflik dengan Decky karena pameran ini, jadi dia berkata kepada Hendi bahwa dia akan menutup pameran.
Hendi menyerahkan buah yang baru dipotong ke tangan Sifa dan menatapnya sambil tersenyum.
"Sifa, kamu telah pulih cukup baik dalam beberapa hari terakhir, kamu jangan memikirkan masalah pameran, aku akan mengurusnya, kamu hanya perlu menjaga kesehatanmu sendiri."
Ketika mendengar Hendi berkata seperti itu, hati Sifa langsung dipenuhi dengan rasa terima kasih terhadapnya, tetapi berdasarkan hubungannya dengan Hendi, mengucapkan terima kasih pada Hendi seolah-olah menganggap Hendi sebagai orang luar dan sepertinya juga tidak perlu melakukannya.
Dia tersenyum pada Hendi dan tidak terus mengatakan apapun.
Pada saat ini, perawat juga berjalan ke bangsal dengan menggendong anak Sifa, Hendi dengan cepat berjalan mendekat dan menggendong anak tersebut dari perawat.
"Terima kasih, suster, di bawah asuhanmu, anak ini sepertinya telah tumbuh besar dan wajah kecilnya juga tampak lebih berdaging daripada sebelumnya!"
Hendi berterima kasih kepada perawat.
Perawat mengangkat botol susu di tangannya dan berkata "Tuan Hendi, kamu terlalu sopan, lihat apa yang aku bawa, nanti kalian boleh memberi anak minum susu, aku sudah membuat susunya, jadi aku serahkan pada kalian untuk memberinya minum susu, kalian belum pernah memberi anak minum susu, benar?"
Setelah Hendi mendengar perawat berkata seperti ini, dia dengan cepat memasukkan anak ke dalam pelukan Sifa dan kemudian dengan cepat mengambil botol susu dari perawat.
"Ya, benar, sebentar lagi kami akan memberi anak minum susu, oh ya, bisakah anak kecil ini meminum susu yang ada di botol ini? Kelihatannya sangat banyak ..."
Setelah Hendi bertanya seperti ini, perawat tersebut tertawa.
“Susu ini tidak banyak, anak kalian kuat minum susu, kami khawatir dia tidak bisa mencerna dengan baik jika dia minum terlalu banyak susu, setengah botol ini hampir bisa membuatnya kenyang.
Setelah Hendi mendengar perawat tersebut berkata seperti ini, dia memandang perawat dengan terkejut.
"Argh? Apa yang kamu katakan? Anak sekecil ini bisa minum sebotol susu yang begitu besar? Ternyata dia minum begitu banyak susu, pantas dia tumbuh begitu cepat."
Sifa menyaksikan Hendi dan perawat mengobrol dan tertawa ...
"Hendi, sudahlah, biarkan perawat pergi bekerja."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Sifa, Hendi dan perawat tersenyum satu sama lain.
"Oke, kalau begitu kalian boleh memberi anak minum susu, sebentar lagi aku akan kembali untuk menjemputnya, aku pergi dulu."
Setelah perawat pergi, Hendi juga duduk di depan ranjang rumah sakit sambil tersenyum, dia melihat Sifa memegang botol untuk memberi bayi minum susu.
Adegan ini terlihat sangat hangat.
Dia mengingat apa yang dikatakan perawat tadi, perawat tersebut sepertinya memperlakukan dia dan Sifa sebagai pasangan suami istri.
Saat Hendi memikirkan hal-hal ini, wajahnya tersenyum, Sifa sedang memberi bayi minum susu dan sambil melihat Hendi yang terpana, Hendi sepertinya sedang memikirkan sesuatu yang bahagia.
"Hendi, apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu terpana dan masih diam-diam tersenyum di samping."
Ketika Hendi mendengar perkataan Sifa, wajahnya sedikit memerah, jika Sifa tahu apa yang baru saja dia pikirkan, dia akan merasa sangat malu.
Meskipun anak ini memang bukan anaknya sendiri, tapi tidak tahu kenapa, seiring dengan pengasuhannya selama beberapa hari ini, dia semakin bersedia memperlakukan anak ini seperti anaknya sendiri ...
"Aku tidak memikirkan apapun, aku hanya berpikir, akankah anak ini tumbuh seperti kamu yang masih kecil? Sepertinya dia akan menjadi anak laki-laki yang lembut di masa depan."
Ketika mendengar Hendi menggambarkan penampilan anak ketika sudah dewasa, Sifa tidak bisa menahan tawa.
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineTakdir Raja Perang
Brama aditioAnak Sultan Super
Tristan XuMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniPredestined
CarlyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka