Marriage Journey - Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
Ada edit nama Joshua = Luis Bab 133-138, 144-146 19/10/2020
Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 133-138, 144-146 Tanggal 19/10/2020
Melihat sup yang bercampur aduk, Decky tidak berani mengambil sumpit di atas meja.
Melihat Decky yang tetap diam, Sifa mengangkat bahu dan berucap “Jika kamu nggak mau makan juga nggak masalah, nanti kutemani kamu makan yang lain.”
“Tapi kamu mungkin nggak akan merasakan kenikmatan sup mala.”
Setelah selesai berucap, Sifa terus menunduk dan makan dengan nikmat, mengabaikan tatapan Decky.
Decky mencium bau sup mala yang pedas, dia mengambil sumpit dan mencoba mencicipi sedikit.
Dalam sekejap, rasa pedas dan panas memenuhi mulut, tetapi terdapat rasa asam dan manis pada pedasnya, Decky pun merasakan ledakan kegembiraan. Seperti yang dikatakan Sifa, terlihat jelek, tetapi rasanya sangat enak.
Selesai makan, Sifa melihat Decky makan dengan lahap seperti dirinya, bahkan sesekali berbicara sendiri.
Setelah kenyang, Sifa dan Decky berjalan menuju tempat parkir.
Dia berujar singkat pada pemilik restoran “Lain kali aku datang lagi, pergi dulu ya.”
Sifa melambai ke pemilik restoran, pemilik restoran yang sedang sibuk itu tidak lupa mengangguk ke Sifa “Lain kali datang lagi ya, Nak, ajak pacarmu.” Selesai berucap, dia mengangguk pada Sifa dan Decky.
Sifa memandang Decky dengan malu, lalu mengangguk.
Keduanya berjalan berdampingan ke depan, mereka diam selama beberapa saat.
Sifa merasa canggung, dia berdeham sambil menatap Decky dan berucap “Aku lihat tadi kamu nggak makan banyak, kamu nggak suka ya, mau makan yang lain?”
Decky menunduk kepala dan menatap Sifa “Kamu makan cepat banget, orang lain mengira aku lagi rebutan sama kamu, apa lagi yang bisa kumakan?”
Ucapan Decky langsung membuat Sifa tersipu malu, dia menunduk “Benarkah, aku makannya cepat banget ya, nggak, kok...”
Decky mengulurkan tangan seraya mengusap rambut hitam Sifa, dia berkata dengan manja “Selama kamu menurut, lain kali akan kutemani.”
Selesai berkata, Decky menekan kunci mobil, membuka pintu mobil dan masuk, Sifa yang terkejut masih membeku di tempat, dia tidak salah lihat, kan? Tatapan Decky barusan itu jelas tatapan sayang...
Decky melihat Sifa yang masih berdiri di luar, dia menurunkan jendela mobil, bertanya pada Sifa “Ada apa, masih belum sadar, ya?”
Sifa masuk dengan panik, dia menatap Decky sambil tersenyum menyeringai.
Seperti yang dipikirkan Sifa, Decky mengantarkannya kembali ke perumahan elite dan tidak langsung kembali ke vila pantai. Sepertinya dia sudah lama tidak kembali ke rumah kosong itu, memikirkan tiga tahun yang dilewatinya sendiri itu.
Begitu memikirkannya, Sifa merasa kesepian dan ketakutan.
Koper Sifa tidak banyak, tetapi seluruh tubuhnya pegal-pegal. Begitu masuk, Sifa langsung mengambil piyama dan menuju kamar mandi.
Decky hanya menatap datar Sifa, dia meletakkan barang bawaannya dan melihat kontrak yang dibawa Sifa.
Setelah mandi, Sifa merasa seluruh tubuhnya sangat nyaman. Perjalanan seharian itu membuat tubuhnya yang memang tidak tahan menjadi lebih lelah.
Namun, sekarang ada hal yang belum ditanganinya, setelah rambutnya agak kering, dia mengenakan gaun tidur putih dan berjalan ke sisi Decky “Ada suatu hal yang mau kulaporkan.”
Decky menengadah dan mengangguk, lalu dia berpindah tempat di sofa dan menatap ke Sifa.
Sifa duduk di sofa dengan patuh, ekspresi wajahnya sangat serius.
“Katakanlah.” Decky membuka suara dengan datar.
Sifa melihat dokumen di atas meja, di sana tertulis dua kata yang sangat rapi, Juna.
Dalam sekejap, Sifa merasa panik, dia menatap Decky dan berujar “Aku mau memberitahu kamu bagaimana dokumen ini bisa kutanda tangan.”
Decky duduk tegak, matanya menatap dalam Sifa “Ya.”
Sifa menjelaskan “Sebenarnya, aku menandatangani kontrak ini karena aku sudah menyetujui satu hal pada Juna.”
Decky kaget, dia menatap Sifa.
Sifa berhenti sebentar dan menjelaskan kepada Decky dari awal sampai akhir mengapa Juna terus bersikeras dan tidak menyetujui dengan pembongkaran.
Dia juga merangkum alasan mengapa pada saat itu dia sudah mencari begitu banyak tim proyek, tetapi tidak ada kemajuan.
Decky berpikir keras sesaat, dia juga berada di sana pada saat itu, tetapi dia tidak berbuat seperti Sifa.
Sifa berdiam sebentar lalu berucap: ”Aku sudah berjanji padanya bahwa selama anak itu masih hidup, aku pasti membantunya mencari anak itu, tidak peduli berapa lama, aku bersedia.”
Sifa menatap lekat pada Decky, berharap mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari mulut Decky.
“Bisakah kamu mendukungku?” Tanya Sifa dengan nada memohon.
Decky memandang Sifa, dia menundukkan kepala seraya menghela napas “Awalnya aku berkata akan mengabulkan satu permintaanmu setelah kamu kembali, tampaknya permintaan inilah.”
Sifa mengangguk serius “Aku tidak menginginkan apa pun, aku cuman ingin memenuhi janjiku.”
Decky mengangguk pada Sifa “Pergilah istirahat, aku tahu kamu lelah, kulepaskan kamu malam ini karena kamu sudah kelelahan selama perjalanan seharian” Ucap Decky sambil tersenyum menyeringai dan memperhatikan Sifa.
Sifa menundukkan kepala, wajahnya langsung memerah “Baiklah...”
Sifa menurut, dia berdiri dan berjalan ke kamar tidur, dia sungguh lelah, kalau tidak, dia akan terus menemani Decky di ruang tamu.
Dirinya yang tak bisa tidur nyenyak karena masalah itu saat di Kabupaten Kansas, ditambah dengan kelelahan perjalanan, Sifa langsung terlelap begitu berbaring di ranjang, dia bahkan tidak tahu kapan Decky tidur.
Pagi-pagi sekali, Sifa dan Decky bersama-sama pergi ke perusahaan. Saat ini, sebagian besar orang sudah tiba.
Di bawah kepemimpinan Linda, semua orang yang sebelumnya terlibat dalam proyek pembongkaran ini sudah tiba di ruang rapat.
Marsha berdiri di samping Sifa bersama Luis dan Domi.
Karena mereka sudah menghentikan proyek ini, maka harus diselesaikan dengan serah terima, proyek yang sudah lama ditangguhkan akhirnya akan mulai dibangun saat ini.
Ini hal yang baik untuk semua orang, setelah Sifa menyerahterimakan dengan penanggung jawab proyek ini, beban yang ditanggungnya pun menjadi ringan.
Setelah serah terima, proyek ini dianggap selesai seluruhnya, seperti yang dikatakan Decky sebelumnya, Marsha, Luis dan Domi mendapat kenaikan gaji, promosi dan bonus akhir tahun dua kali lipat dari yang lain.
Sifa awalnya berencana untuk kembali ke kantornya setelah serah terima, tetapi dia malah dipanggil Decky “Asisten Shen, tunggu aku untuk naik bersama, masih ada hal yang belum selesai.”
Sifa mengangguk, Marsha dan timnya kembali ke tempat mereka. Setelah bekerja keras lebih dari sepuluh hari, akhirnya setelah selesai menangani masalah ini dan kembali bekerja, hal-hal yang dialami sebelumnya terus teringat jelas.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyLoving The Pain
AmardaAwesome Husband
EdisonHabis Cerai Nikah Lagi
GibranRahasia Istriku
MahardikaSuami Misterius
LauraLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka