Marriage Journey - Bab 162 Perang Dingin
Perkataan Decky membuat Sifa sangat marah, dirinya tidak tahu malu? Apa yang telah dilakukannya sehingga Decky berkata seperti itu.
Sifa melawannya dan berteriak kepadanya.
Tenaga Decky terlalu kuat, Sifa sama sekali bukan tandingannya, dia merasakan sakit yang membara di pergelangan tangannya.
Decky tersenyum dingin menatap Sifa yang sedang marah dan berkata: “Kamu juga bisa marah?”
Kekuatan Decky membuat Sifa tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya bisa membiarkannya dan menatapnya dengan berlinang air mata.
Decky dikejutkan oleh ekspresi Sifa tersebut, tangannya perlahan-lahan berhenti, dia menatap lekat mata Sifa yang memerah dan seketika tidak tahu harus berbuat apa.
Sifa menggigit bibir bawahnya dengan erat agar dirinya tidak mengeluarkan suara sedikitpun, akan tetapi air matanya tetap tidak terbendung.
Air matanya terus mengalir keluar dan membasahi bajunya.
Seketika Decky tercengang, dia menatap Sifa dan perlahan melepaskan lengannya.
Ia ingin mengusap air mata yang mengalir di wajah Sifa dengan jarinya.
Namun dihindari oleh Sifa, dengan suasana hati yang sedikit tidak terkendali Sifa berteriak kepada Decky: “Apa yang kamu lakukan, setiap kali membuatku menderita terlebih dahulu baru bersikap baik padaku, aku tidak ingin bermain denganmu lagi, aku sudah tidak ingin!”
Setelah berteriak kepada Decky, perlahan ia mundur ke satu sisi.
Ini pertama kalinya Decky melihat Sifa seperti itu, seketika hatinya merasa sangat tidak nyaman, apa yang telah membuat dirinya dan dia menjadi seperti sekarang ini.
Decky berjalan menghampirinya dan ingin mendekap Sifa dalam pelukannya.
Tetapi Sifa malah sekuat tenaga berusaha untuk menghindarinya, ia berkata kepada Decky dengan suara keras: “Siapa kamu, berdasarkan apa kamu menginjak-injak kehidupanku, mengapa kamu bersikap seperti ini kepadaku…”
Sifa mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu, seketika suasana hatinya menjadi tidak terkendali.
Decky berdiri diam, wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun dan terus menatap Sifa dengan lekat.
“Aku sudah pernah mengatakannya, masalah yang berhubungan dengan Yuli Jiang tidak ada hubungannya denganku, bukan aku, mengapa kamu tetap tidak percaya, mengapa setelah sekian lama kamu masih terus mempermasalahkannya, jelas-jelas kamu yang mengatakan kepadaku ingin memulai semuanya dari awal denganku..”
Perkataan Sifa seperti sebuah batu besar yang menghantam hati Decky, jelas-jelas dirinya yang memutuskan untuk memulainya dari awal dengannya, tapi kenapa……
Seketika Decky yang keras tersebut tidak berkata apa-apa lagi, ia menundukkan kepala menatap ujung jari kakinya.
Sifa sedikit tersenyum pahit: “Sebenarnya aku dan kamu bukanlah orang yang sejalan, aku ini tidak berarti apa-apa, di matamu aku adalah orang memalukan yang sama seperti Hendi…”
Sifa berkata dengan tatapan kosong, dia mengambil kopernya dengan terhuyung-huyung: “Decky, aku tidak cocok disini dan tidak pantas untuk berada di sini.”
Selesai berkata ia mengangkat koper dan berjalan keluar lagi.
Kali ini Decky tidak menghalangi Sifa, semua ini terjadi karena dirinya yang belum siap untuk menerimanya.
Jelas-jelas dalam hatinya masih terdapat sentimen terhadap Sifa, namun malah jatuh cinta kepadanya.
Saat Sifa kembali lagi ke rumah Gustian, Hendi dan Gustian merasa terkejut dan menatap Sifa tanpa berkata apa-apa.
Sifa hanya tersenyum datar: “Tidak apa-apa, aku dapat menyelesaikannya, aku ingin istirahat.”
Gustian tidak berkata apa-apa, ia menganggukkan kepala dan menyuruh pembantu untuk membawa Sifa kembali ke kamar yang sebelumnya telah dipersiapkan untuknya.
Hendi tidak bertanya, siapapun dapat menebak apa yang sudah terjadi, bekas merah di tangan Sifa membuat Hendi terkejut.
Saat pagi tiba Decky pergi bekerja seperti biasanya seperti tidak ada hal yang terjadi kemarin.
Di perusahaan Decky dan Sifa seperti orang yang tidak kenal satu sama lain, masing-masing mengerjakan pekerjaannya sendiri.
Linda membawa sebuah dokumen berjalan masuk dan berkata kepada Decky: “Direktur Leng, malam ini ada sebuah pesta koktil, aku sudah mempersiapkan segalanya untuk Anda.”
Decky mengangguk-anggukan kepalanya dan melambaikan tangannya tanda menyuruh Linda untuk pergi.
Linda menganggukkan kepala dan berjalan keluar.
Saat Ariana mendapatkan pemberitahuan tentang acara malam ini dan melihat di daftar nama tamu terdapat nama Decky Leng, seketika ia sadar bahwa kesempatannya telah tiba.
Ariana memutar badan dan melihat Saras yang sedang berdandan untuk syuting iklan, seketika ia tersenyum licik.
Kemudian Sifa mendapatkan pemberitahuan dari Decky, dirinya adalah asisten pribadi Decky yang tentu saja harus ikut pergi dalam kondisi ini.
Sifa tidak langsung menolaknya, namun ia menyetujuinya dengan datar lalu memutar badan untuk pergi berberes.
Seperti sebelumnya, Linda akan mengantarkan barang untuknya dan memberitahunya apa saja yang harus diperhatikan dalam acara tersebut.
Setelah menyiapkan semuanya, Sifa mengenakan gaun panjang berbulu halus yang telah disiapkan oleh Linda, kebetulan dapat menutupi perut kecilnya yang sudah mulai menonjol.
Sifa sampai di depan kantor Decky lebih awal, namun ia tidak memilih untuk langsung masuk ke dalam.
Decky yang sedang berdiri di samping komputer dan melihat Sifa yang sudah berdiri selama belasan menit di luar namun tidak bersedia untuk masuk ke dalam membuatnya merasa sedikit kecewa.
Ia berjalan keluar dengan langkah besar tanpa melirik Sifa dan berjalan menuju parkiran mobil, acara kali ini tampaknya sangat besar, mobil Lincoln versi perpanjang telah menunggu di pintu luar.
Pak supir membukakan pintu untuk Decky dan Sifa, Decky membungkuk lalu berjalan masuk, Sifa mengikutinya dari belakang.
Decky duduk di tengah, Sifa melirik sebentar lalu memilih tempat duduk di pojok kiri.
Decky hanya melihat Sifa sekilas tanpa berkata apa-apa, wajahnya terlihat acuh tak acuh.
Saat tiba di lokasi pesta koktil, banyak orang yang terpikat oleh mobil Lincoln versi perpanjang tersebut, semuanya melihat ke arah mobil tersebut.
Decky selalu menjadi pusat perhatian kemanapun ia pergi, ini adalah hal yang tidak dapat dipungkiri.
Sifa berdiri di belakang Decky berjalan masuk dengan perlahan sambil menundukkan kepala, dirinya tidak terlalu menyukai acara seperti ini, apalagi saat menghadirinya bersama Decky.
Di lokasi pesta banyak wanita yang mengagumi Decky, tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Decky dan menatapnya dengan wajah gembira.
Decky masih seperti biasanya tidak berbicara apa-apa, auranya yang dingin membuat orang tidak berani mendekatinya.
Pesta koktil ini terlihat mewah, banyak pejabat tinggi dan bangsawan yang hadir, biasanya acara yang dihadiri oleh Decky adalah acara yang tidak dapat ditolaknya.
Semua orang mendatangi Decky, hampir semua orang di sini ingin menjalin hubungan dengannya, ingin bekerja sama dengan PT.Leng.Tbk.
Sifa berdiri diam di satu sisi, Decky sedikit menganggukkan kepala tanda setuju ia berdiri di sana, sorotan matanya terkadang melihat Sifa yang sedang berdiri di satu sisi.
Saat ini ada keributan di dalam kerumunan orang, Sifa melihat ke arah tersebut.
Ariana masih seperti dulu kala, ia tahan mengenakan gaun suspender putih di musim dingin yang dingin ini, yang memperlihatkan kelangsingan tubuhnya yang indah.
Dengan riasan yang indah dan rambutnya yang tebal yang di tata melintasi wajahnya, dengan wajah tersenyum berjalan kemari.
Di luar terdapat banyak wartawan, setelah melihat Ariana, mereka langsung mengambil kamera dan terus memotretnya tanpa henti.
Dalam sorotan mata Sifa seperti terbersit tanda bahaya, dia menatap Ariana dengan dingin dan meremas jarinya dengan erat.
Wajah Ariana dipenuhi oleh senyuman dan ia berpose dengan baik untuk difoto oleh para wartawan, setelah itu dengan dikelilingi oleh orang-orang ia berjalan ke arah Decky dan Sifa.
Tepat saat Ariana sudah berjalan mendekat, Saras menyela dengan berdiri di depan Ariana sehingga menutupinya dan sambil tersenyum berkata kepada Decky: “Decky, aku tahu kamu pasti akan datang.”
Dalam sekejap semua orang berseru, Saras dengan cepat berlari dan menarik tangan Decky saat orang-orang belum sempat memberikan reaksi.
Seketika kamera media massa langsung tertuju kepada Saras, ini pasti akan menjadi berita utama besok.
Dalam sekejap Ariana tidak lagi menjadi pusat perhatian, semua orang sedang menatap ke arah Saras dan Decky, juga terdengar suara seruan dari sekitar.
Sifa juga terkejut dan menatap Saras dengan alis yang mengkerut.
Andri segera berjalan menghampiri Decky dan berkata dengan rasa canggung: “Decky, sungguh sulit untuk bertemu denganmu.”
Decky menundukkan kepala melihat Saras yang memegangi tangannya sambil tersenyum, dirinya merasa sangat kesal.
“Ya, sudah lama tidak bertemu Paman Andri.”
Decky menjawab dengan datar, dia tidak terlalu menyukai Andri, namun karena kerja sama antara Keluarga An dan Keluarga Leng sebelumnya, ia terpaksa memberikan sedikit jawaban.
Saras menatap Decky dengan penuh cinta, dalam matanya dapat terlihat memiliki perasaan terhadapnya.
Decky sedikit memutar badan dan perlahan menarik tangannya, setelah itu ia menatap Sifa dengan datar dan berkata: “Asisten Shen, kita masuk terlebih dahulu.”
Sifa menganggukkan kepala dan mengikutinya perlahan.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyAnak Sultan Super
Tristan XuMy Tough Bodyguard
Crystal SongIstri kontrakku
RasudinCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka