Marriage Journey - Bab 162 Perang Dingin

Perkataan Decky membuat Sifa sangat marah, dirinya tidak tahu malu? Apa yang telah dilakukannya sehingga Decky berkata seperti itu.

Sifa melawannya dan berteriak kepadanya.

Tenaga Decky terlalu kuat, Sifa sama sekali bukan tandingannya, dia merasakan sakit yang membara di pergelangan tangannya.

Decky tersenyum dingin menatap Sifa yang sedang marah dan berkata: “Kamu juga bisa marah?”

Kekuatan Decky membuat Sifa tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya bisa membiarkannya dan menatapnya dengan berlinang air mata.

Decky dikejutkan oleh ekspresi Sifa tersebut, tangannya perlahan-lahan berhenti, dia menatap lekat mata Sifa yang memerah dan seketika tidak tahu harus berbuat apa.

Sifa menggigit bibir bawahnya dengan erat agar dirinya tidak mengeluarkan suara sedikitpun, akan tetapi air matanya tetap tidak terbendung.

Air matanya terus mengalir keluar dan membasahi bajunya.

Seketika Decky tercengang, dia menatap Sifa dan perlahan melepaskan lengannya.

Ia ingin mengusap air mata yang mengalir di wajah Sifa dengan jarinya.

Namun dihindari oleh Sifa, dengan suasana hati yang sedikit tidak terkendali Sifa berteriak kepada Decky: “Apa yang kamu lakukan, setiap kali membuatku menderita terlebih dahulu baru bersikap baik padaku, aku tidak ingin bermain denganmu lagi, aku sudah tidak ingin!”

Setelah berteriak kepada Decky, perlahan ia mundur ke satu sisi.

Ini pertama kalinya Decky melihat Sifa seperti itu, seketika hatinya merasa sangat tidak nyaman, apa yang telah membuat dirinya dan dia menjadi seperti sekarang ini.

Decky berjalan menghampirinya dan ingin mendekap Sifa dalam pelukannya.

Tetapi Sifa malah sekuat tenaga berusaha untuk menghindarinya, ia berkata kepada Decky dengan suara keras: “Siapa kamu, berdasarkan apa kamu menginjak-injak kehidupanku, mengapa kamu bersikap seperti ini kepadaku…”

Sifa mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu, seketika suasana hatinya menjadi tidak terkendali.

Decky berdiri diam, wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun dan terus menatap Sifa dengan lekat.

“Aku sudah pernah mengatakannya, masalah yang berhubungan dengan Yuli Jiang tidak ada hubungannya denganku, bukan aku, mengapa kamu tetap tidak percaya, mengapa setelah sekian lama kamu masih terus mempermasalahkannya, jelas-jelas kamu yang mengatakan kepadaku ingin memulai semuanya dari awal denganku..”

Perkataan Sifa seperti sebuah batu besar yang menghantam hati Decky, jelas-jelas dirinya yang memutuskan untuk memulainya dari awal dengannya, tapi kenapa……

Seketika Decky yang keras tersebut tidak berkata apa-apa lagi, ia menundukkan kepala menatap ujung jari kakinya.

Sifa sedikit tersenyum pahit: “Sebenarnya aku dan kamu bukanlah orang yang sejalan, aku ini tidak berarti apa-apa, di matamu aku adalah orang memalukan yang sama seperti Hendi…”

Sifa berkata dengan tatapan kosong, dia mengambil kopernya dengan terhuyung-huyung: “Decky, aku tidak cocok disini dan tidak pantas untuk berada di sini.”

Selesai berkata ia mengangkat koper dan berjalan keluar lagi.

Kali ini Decky tidak menghalangi Sifa, semua ini terjadi karena dirinya yang belum siap untuk menerimanya.

Jelas-jelas dalam hatinya masih terdapat sentimen terhadap Sifa, namun malah jatuh cinta kepadanya.

Saat Sifa kembali lagi ke rumah Gustian, Hendi dan Gustian merasa terkejut dan menatap Sifa tanpa berkata apa-apa.

Sifa hanya tersenyum datar: “Tidak apa-apa, aku dapat menyelesaikannya, aku ingin istirahat.”

Gustian tidak berkata apa-apa, ia menganggukkan kepala dan menyuruh pembantu untuk membawa Sifa kembali ke kamar yang sebelumnya telah dipersiapkan untuknya.

Hendi tidak bertanya, siapapun dapat menebak apa yang sudah terjadi, bekas merah di tangan Sifa membuat Hendi terkejut.

Saat pagi tiba Decky pergi bekerja seperti biasanya seperti tidak ada hal yang terjadi kemarin.

Di perusahaan Decky dan Sifa seperti orang yang tidak kenal satu sama lain, masing-masing mengerjakan pekerjaannya sendiri.

Linda membawa sebuah dokumen berjalan masuk dan berkata kepada Decky: “Direktur Leng, malam ini ada sebuah pesta koktil, aku sudah mempersiapkan segalanya untuk Anda.”

Decky mengangguk-anggukan kepalanya dan melambaikan tangannya tanda menyuruh Linda untuk pergi.

Linda menganggukkan kepala dan berjalan keluar.

Saat Ariana mendapatkan pemberitahuan tentang acara malam ini dan melihat di daftar nama tamu terdapat nama Decky Leng, seketika ia sadar bahwa kesempatannya telah tiba.

Ariana memutar badan dan melihat Saras yang sedang berdandan untuk syuting iklan, seketika ia tersenyum licik.

Kemudian Sifa mendapatkan pemberitahuan dari Decky, dirinya adalah asisten pribadi Decky yang tentu saja harus ikut pergi dalam kondisi ini.

Sifa tidak langsung menolaknya, namun ia menyetujuinya dengan datar lalu memutar badan untuk pergi berberes.

Seperti sebelumnya, Linda akan mengantarkan barang untuknya dan memberitahunya apa saja yang harus diperhatikan dalam acara tersebut.

Setelah menyiapkan semuanya, Sifa mengenakan gaun panjang berbulu halus yang telah disiapkan oleh Linda, kebetulan dapat menutupi perut kecilnya yang sudah mulai menonjol.

Sifa sampai di depan kantor Decky lebih awal, namun ia tidak memilih untuk langsung masuk ke dalam.

Decky yang sedang berdiri di samping komputer dan melihat Sifa yang sudah berdiri selama belasan menit di luar namun tidak bersedia untuk masuk ke dalam membuatnya merasa sedikit kecewa.

Ia berjalan keluar dengan langkah besar tanpa melirik Sifa dan berjalan menuju parkiran mobil, acara kali ini tampaknya sangat besar, mobil Lincoln versi perpanjang telah menunggu di pintu luar.

Pak supir membukakan pintu untuk Decky dan Sifa, Decky membungkuk lalu berjalan masuk, Sifa mengikutinya dari belakang.

Decky duduk di tengah, Sifa melirik sebentar lalu memilih tempat duduk di pojok kiri.

Decky hanya melihat Sifa sekilas tanpa berkata apa-apa, wajahnya terlihat acuh tak acuh.

Saat tiba di lokasi pesta koktil, banyak orang yang terpikat oleh mobil Lincoln versi perpanjang tersebut, semuanya melihat ke arah mobil tersebut.

Decky selalu menjadi pusat perhatian kemanapun ia pergi, ini adalah hal yang tidak dapat dipungkiri.

Sifa berdiri di belakang Decky berjalan masuk dengan perlahan sambil menundukkan kepala, dirinya tidak terlalu menyukai acara seperti ini, apalagi saat menghadirinya bersama Decky.

Di lokasi pesta banyak wanita yang mengagumi Decky, tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Decky dan menatapnya dengan wajah gembira.

Decky masih seperti biasanya tidak berbicara apa-apa, auranya yang dingin membuat orang tidak berani mendekatinya.

Pesta koktil ini terlihat mewah, banyak pejabat tinggi dan bangsawan yang hadir, biasanya acara yang dihadiri oleh Decky adalah acara yang tidak dapat ditolaknya.

Semua orang mendatangi Decky, hampir semua orang di sini ingin menjalin hubungan dengannya, ingin bekerja sama dengan PT.Leng.Tbk.

Sifa berdiri diam di satu sisi, Decky sedikit menganggukkan kepala tanda setuju ia berdiri di sana, sorotan matanya terkadang melihat Sifa yang sedang berdiri di satu sisi.

Saat ini ada keributan di dalam kerumunan orang, Sifa melihat ke arah tersebut.

Ariana masih seperti dulu kala, ia tahan mengenakan gaun suspender putih di musim dingin yang dingin ini, yang memperlihatkan kelangsingan tubuhnya yang indah.

Dengan riasan yang indah dan rambutnya yang tebal yang di tata melintasi wajahnya, dengan wajah tersenyum berjalan kemari.

Di luar terdapat banyak wartawan, setelah melihat Ariana, mereka langsung mengambil kamera dan terus memotretnya tanpa henti.

Dalam sorotan mata Sifa seperti terbersit tanda bahaya, dia menatap Ariana dengan dingin dan meremas jarinya dengan erat.

Wajah Ariana dipenuhi oleh senyuman dan ia berpose dengan baik untuk difoto oleh para wartawan, setelah itu dengan dikelilingi oleh orang-orang ia berjalan ke arah Decky dan Sifa.

Tepat saat Ariana sudah berjalan mendekat, Saras menyela dengan berdiri di depan Ariana sehingga menutupinya dan sambil tersenyum berkata kepada Decky: “Decky, aku tahu kamu pasti akan datang.”

Dalam sekejap semua orang berseru, Saras dengan cepat berlari dan menarik tangan Decky saat orang-orang belum sempat memberikan reaksi.

Seketika kamera media massa langsung tertuju kepada Saras, ini pasti akan menjadi berita utama besok.

Dalam sekejap Ariana tidak lagi menjadi pusat perhatian, semua orang sedang menatap ke arah Saras dan Decky, juga terdengar suara seruan dari sekitar.

Sifa juga terkejut dan menatap Saras dengan alis yang mengkerut.

Andri segera berjalan menghampiri Decky dan berkata dengan rasa canggung: “Decky, sungguh sulit untuk bertemu denganmu.”

Decky menundukkan kepala melihat Saras yang memegangi tangannya sambil tersenyum, dirinya merasa sangat kesal.

“Ya, sudah lama tidak bertemu Paman Andri.”

Decky menjawab dengan datar, dia tidak terlalu menyukai Andri, namun karena kerja sama antara Keluarga An dan Keluarga Leng sebelumnya, ia terpaksa memberikan sedikit jawaban.

Saras menatap Decky dengan penuh cinta, dalam matanya dapat terlihat memiliki perasaan terhadapnya.

Decky sedikit memutar badan dan perlahan menarik tangannya, setelah itu ia menatap Sifa dengan datar dan berkata: “Asisten Shen, kita masuk terlebih dahulu.”

Sifa menganggukkan kepala dan mengikutinya perlahan.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu