Marriage Journey - Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
Tidak tahu bagaimana situasi Sifa di sana, jadi dia mulai khawatir lagi.
Tapi dia tidak bisa mengungkapkan kekhawatiran semacam ini, lagipula, nama Sifa sangat sensitif terhadap Decky.
Laras tidak ingin menyentuh batas Decky, tidak ingin membuat suasana hati Decky menjadi buruk ketika dia sangat bahagia saat ini.
"Ya, tidak menyangka Yuli telah tidur selama bertahun-tahun, dan akhirnya akan bangun. Ini sungguh sebuah keajaiban."
Laras menanggapi Decky yang sedang dalam suasana hati yang baik di depannya.
"Ya, apakah kamu tahu, ini adalah hasil yang tidak pernah berani aku pikirkan ……"
"Selain itu, Yuli terus tidak dalam kondisi baik, tidak sangka tiba-tiba datang sebuah pembalikan, dan dia memiliki tanda-tanda bangun. Ini sungguh luar biasa."
Laras memandang Decky di depan matanya yang menceritakan urusan Yuli seperti anak kecil. Ada perasaan yang tak terkatakan di hatinya ……
Tapi dia juga harus merasa bersyukur untuk Decky, bagaimanapun Decky telah mengalami masa-masa sulit selama bertahun-tahun, meskipun dia terus menyiksa Sifa, setidaknya Yuli yang terbangun bisa meringankan kesan buruk Sifa di dalam di benak Decky.
Laras diam-diam berdoa untuk Sifa di dalam hatinya.
Dia menyadari bahwa Decky telah melupakan masalah mengenai Perusahaan Shen karena kabar gembira Yuli.
Dia tidak tahu apakah dia harus menyebutkannya pada Decky saat ini. Memikirkan soal penyelidikan sebelumnya, dia berpikir cepat atau lambat masalah ini harus diungkap.
"Oh iya, Decky, aku telah menurunkan harga seperti yang kamu katakan, dan kita sedang bersaing dengan Perusahaan Shen. Pelanggan yang hilang sebelumnya itu, tidak tahu berapa banyak pelanggan yang akan kembali."
Mengikuti kata-kata Laras, pikiran Decky ditarik keluar dari Yuli sana.
Dia memikirkan apa yang telah dia atur untuk Laras lakukan, dan dia juga memikirkan Sifa yang berada jauh di Amerika Serikat. Dia berpikir dalam hatinya, jika kabar bahwa Yuli akan bangun tersebar sampai di telinga Sifa, maka tidak tahu bagaimana dia akan bereaksi ……
Tidak tahu apakah wanita itu senang atau sedih, bagaimanapun, Sifa yang menyebabkan Yuli seperti ini.
Dia juga tidak bisa menebak tanggapan seperti apa yang akan diterima Sifa jika berita ini sampai padanya, atau bagaimana dia bisa melihat reaksinya.
Laras menemukan bahwa Decky sepertinya sedang memikirkan sesuatu lagi, berpikir bahwa apa yang dia katakan barusan mungkin membawa kembali beberapa ingatan kepadanya.
"Apakah kamu mendengar apa yang baru saja aku katakan? Decky……"
Terbangun oleh kata-kata Laras. Decky mengangguk.
"Ya, aku mendengarnya, lakukan saja apa yang aku katakan, tidak peduli berapa banyak pelanggan yang bisa kembali, hal ini harus dilakukan."
Setelah mengatakan ini, dia membereskan mejanya.
"Laras, apakah kamu masih ada pekerjaan lain? Jika tidak, bawa aku ke rumah sakit. Aku ingin pergi melihat Yuli!"
Mendengar Decky berkata bahwa dia akan kembali ke rumah sakit lagi.
Laras bangkit dan berdiri, "Tidak ada, kalau begitu aku akan membawamu ke rumah sakit. Setelah mengatakan ini, mereka berdua meninggalkan kantor."
Ketika mereka hendak berjalan keluar perusahaan, Ariana muncul di hadapan mereka berdua ……
"Tidak tahu mengapa wanita ini datang ke sini lagi? Laras, kamu nanti bantu aku mengusirnya!"
Setelah mengatakan ini, Decky bersiap untuk keluar melalui pintu belakang, tapi sayangnya dia ketahuan oleh Ariana ……
"Decky! Berhenti, kenapa kamu harus bersembunyi saat melihatku? Apa kamu begitu tidak suka melihatku?"
Laras mendengar Ariana meneriakkan kata-kata ini kepada Decky yang akan pergi melalui pintu belakang, dan dia tidak bisa menahan tawa.
Dia tidak menyangka Decky akan terjerat oleh wanita seperti itu.
Decky yang berhenti berjalan, melirik ke arah Ariana yang sedang mendekatinya.
"Kenapa kamu begitu tidak masuk akal? Berapa kali sudah kubilang, jangan datang mencariku lagi, kamu bahkan datang ke perusahaan!"
Ariana tidak terkejut dengan ucapan Decky, dia menunjukkan frustrasi dan keberaniannya, dia melebarkan matanya dengan eyeshadow yang sangat gelap dan menatap Decky di depannya.
"Decky …… kenapa kamu harus melakukan ini padaku? Kamu tidak mengizinkan aku pergi ke rumah sakit, dan kamu juga tidak mengizinkan aku datang ke perusahaan, kamu tidak seperti itu sebelumnya."
Decky mendengar bahwa kata-kata Ariana sepertinya sedang bertanya pada dirinya sendiri, dia tidak mengerti mengapa wanita di depannya begitu tidak masuk akal.
"Ariana, kamu ingin aku mengatakannya berapa kali baru memahami bahwa sebelumnya kita hanya sekedar saling memuaskan, bisakah kamu memahami tiga kata ini? Sekarang aku tidak membutuhkan kamu lagi, tentu saja aku tidak ingin kamu muncul di depan aku, aku harap kamu bisa hilang dari pandanganku secepatnya."
Setelah mengatakan ini, Decky melirik Laras dan memberi isyarat agar pergi sesegera mungkin.
Laras menatap tanpa daya pada Ariana yang berdiri tidak jauh darinya, kemudian terus berjalan menuju gerbang perusahaan bersama Decky ……
Saat Laras dan Decky hendak berjalan keluar dari gerbang perusahaan, mereka tiba-tiba mendengar suara Ariana yang menawan dan tajam, yang keluar dari aula perusahaan lagi ……
"Oke, dasar Decky yang berhati dingin ……"
"Setelah menggunakan aku dan langsung meninggalkan aku dengan sangat kejam. Apakah kamu lupa bagaimana kamu menggunakan aku untuk berurusan dengan Sifa?"
Dengan ucapan dari mulut Ariana, saat ini juga menarik perhatian semua orang di perusahaan.
Tidak jauh dari sana, selama orang yang bisa mendengarnya mengucapkan kata-kata ini, mereka semua mengalihkan pandangannya ke sisi ini, Decky mengerutkan kening, raut wajahnya tiba-tiba menjadi sangat jelek, dan ekspresi di matanya menunjukkan bahwa dia sangat muak dan jijik karena Ariana yang tidak mengenal situasi.
Laras juga menyadari bahwa suasananya semakin buruk, agar tidak memperburuk keadaan, dia segera berjalan menuju Ariana.
Dia berlari beberapa langkah ke samping Ariana.
"Ariana, apa yang ingin kamu lakukan? Bagaimana kamu bisa berteriak hal semacam ini di perusahaan? Ini bisa menyebabkan masalah besar, tahukah kamu?"
Mendengar pertanyaan Laras, Ariana tampaknya tidak menyadari kesalahannya, tetapi dia tampaknya sengaja mengangkat dagunya dan memeluk tangannya erat-erat di depan dadanya.
"Sudah, Laras! Apa yang bisa terjadi? Jangan menakut-nakuti aku di sini. Decky bisa melakukan hal seperti itu padaku, tidak bisakah kamu membiarkan aku mengatakannya?"
Laras memandang wanita di depannya yang sepertinya akan menjadi gila, dia tidak tahu harus berbuat apa lagi ……
Tetapi dia tahu bahwa pada saat ini, jika situasi ini tidak dihentikan, takutnya Decky akan semakin malu di perusahaan!
Juga akan menimbulkan gelombang gosip dan opini publik di antara semua karyawan lagi.
"Ariana, cukup, jangan berteriak di sini lagi, bisa? Apakah kamu takut masalahmu tidak cukup besar? Semua orang di perusahaan telah datang untuk menonton keributanmu!"
Setelah Laras mengatakan ini, dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Ariana, dan bersiap untuk menyeretnya keluar dari perusahaan.
Tapi tanpa diduga, Ariana langsung menyingkirkan tangan Laras ……
“Kamu jangan beraksi terhadapku, kalian benar-benar sama saja. Aku tidak akan pergi jika Decky tidak memberiku penjelasan hari ini dan tidak mengenali hubungan pacar antara aku dan dia. Aku akan terus di sini membuat masalah, lagipula, itu sudah cukup memalukan ... "
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Greget Husband
Dio ZhengSuami Misterius
LauraStep by Step
LeksLove at First Sight
Laura VanessaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka