Marriage Journey - Bab 196 Pernah Mencintainya

Sifa tidak menyangka Hendi dan Sherly akan datang ke studionya, dia sedang konsen membuat lukisan.

Sama sekali tidak mengetahui Hendi dan Sherly datang, dia hanya fokus pada lukisannya.

Sifa melihat lukisan terbarunya dengan puas dan mengeluarkan lukisan yang telah dia gambar sebelumnya.

Hampir semua lukisan dapat dihubungkan ke lukisan berikutnya, Sifa menggunakan lukisan untuk menceritakan segala sesuatu tentang dirinya bersama Decky pada anaknya.

Disaat melihat lukisan Sifa, Sherly menunjukkan tatapan kagum.

Dia berdiri di samping Sifa, memandang Sifa sambil berkata "Apakah lukisan ini dilukis olehmu? Apakah ini cerita tentangmu?"

Sifa sedikit terkejut dengan kedatangan Sherly yang mendadak, setelah menenangkan diri, dia menatap Sherly dan berkata "Yah, ini tentangku…..."

Sherly segera menatapnya dan berkata dengan kaget "Ini semua tentangmu, kamu membuatnya dengan lukisanmu sendiri, apakah kamu ingin menunjukkannya pada seseorang?"

Sherly menatapnya dan bertanya dengan serius.

Setelah datang ke Amerika Serikat, ini adalah pertama kalinya, Sifa ingin memberi tahu seseorang tentang perasaannya.

Dia memandang Sherly dan berkata "Saya ingin menunjukkannya pada anakku, tapi aku juga berharap, pria itu dapat melihatnya."

Sifa memandang Sherly dan berkata dengan serius, Sherly menatap Sifa dan mengangguk, dia duduk dan melihat lukisannya dengan serius.

Dengan ekspresi terkejut di wajahnya, dia memandang Sifa dan berkata "Aku tidak menduga kamu bisa melukis dengan begitu baik, ini benar-benar luar biasa."

Sifa menundukkan kepala dan tersenyum "Aku memang berasal dari Akademi Seni Rupa, tetapi sejak keluar, aku selalu berada di rumah, tidak pernah keluar."

Setelah mendengar kata-kata Sifa, tatapan Sherly penuh dengan simpati. Dia menatapnya dan terus bertanya "Kalau begitu, bisakah memberitahu aku apa yang telah terjadi?"

Sherly memandang Sifa dan bertanya, Sifa tiba-tiba merasa sedih.

Sifa teringat apa yang terjadi sebelumnya, dia memberitahu Sherly segalanya tentang apa yang terjadi diantara dirinya dan Decky.

Ditambah lagi anak dalam perutnya, mata Sherly berlinang air mata setelah mendengar.

Dia ingin membantunya, menatap Sifa dan berkata "Bagaimana dia bisa memperlakukanmu seperti ini?"

Sifa memandang Sherly dan menggelengkan kepalanya, seolah-olah dia tidak mengambil masalah ini ke dalam hati “Bagaimana memperlakukanku adalah urusannya, aku juga ingin tahu mengapa.”

Sherly memandang Sifa dan terus menatap lukisan Sifa di atas meja.

Dia memandang Sifa dan berkata "Bolehkah mengizinkanku memotret lukisanmu?"

Sherly memandang Sifa dan berkata dengan serius.

Sifa bukanlah orang yang pelit, dia memandang Sherly dan mengangguk "Lukisanku tidak terlalu menarik, kalau kamu menyukainya, silakan."

Setelah mendengarnya, Sherly menjadi semangat, mengambil kameranya dan mulai memotret semua lukisan Sifa.

Sifa duduk diam di samping, tanpa ekspresi di wajahnya yang pucat.

Setelah selesai memotret, Sherly melihat ke Sifa dan berkata "Bisakah aku memperlihatkan lukisanmu pada orang lain?"

Sifa memandang Sherly dan mengelus perutnya "Tidak apa-apa, dapat dilihat orang lain adalah impianku sebelumnya."

Setelah mendengarnya, Sherly tersenyum senang dan menatap Sifa terus berkata “Sebenarnya aku pernah mendengar Hendi menceritakan masalahmu sebelumnya, tapi aku tidak menyangka situasinya seperti ini.”

Kata-kata Sherly membuat Sifa tidak tahu bagaimana menjawabnya, Sifa menundukkan kepalanya, tersenyum "Ya, tapi kamu seharusnya tahu, orang perlu mengalami sesuatu untuk tumbuh lebih besar."

Sherly memandang Sifa dengan wajah kagum dan berkata “Aku akan membantumu.”

Setelah mengobrol, Sherly pergi pada malam hari.

Dia juga memberitahu Sifa ingin menerbitkan lukisannya dan semuanya setuju.

Semua orang mengatakan lukisan Sifa sangat bagus dan lukisannya sangat menarik.

Hendi juga mendukungnya, Hendi selalu mendukungnya tanpa syarat dalam situasi apapun.

Setelah pergi, Sherly tidak pernah datang lagi.

Sampai suatu hari, seorang reporter asing datang mencari Sifa, kemudian Sifa baru mengetahuinya dari Hendi.

Bahwa reporter ini adalah temannya Sherly , dia datang untuk masalah lukisan yang dikatakan Sherly .

Dia terlihat sangat hebat, setelah membahas dengannya, Sifa mengerti maksudnya.

Dia sama seperti Sherly tertarik dengan lukisannya, katanya ada cerita yang sangat mengharukan dalam lukisan.

Dia ingin menerbitkan lukisan Sifa, kemudian membayarnya sesuai dengan waktu bulanan.

Sifa menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak peduli dengan uang, asalkan bisa meninggalkan sesuatu untuk anaknya.

Dan bisa mewujudkan impiannya ketika masih muda, hal seperti ini, dia pasti akan melakukannya.

Sifa segera menyetujui persyaratan Sherly dan reporter, lalu berjanji dengan mereka.

Tidak dapat menggunakan namanya sendiri, tetapi berpikir-pikir.

Dia sepertinya tidak memiliki ide yang lebih bagus, tapi Sifa tiba-tiba terpikir.

Ini adalah kisah tentang dirinya dan Decky, jadi dengan begini, dia akan menggunakan nama Fade.

Kemudian, lukisan Sifa segera diterbit di luar negeri.

Lukisannya disukai banyak orang dan banyak yang ingin tahu siapa pelukisnya.

Mereka ingin mengetahui kisah Sifa dan Sifa sangat aktif menerima perawatan.

Karena apa yang bisa dia lakukan sekarang adalah melindungi anaknya dan mencoba memperjuangkan lebih banyak waktu untuk dirinya.

Dia ingin meninggalkan sesuatu untuk anaknya, tidak peduli metode apa yang dia gunakan.

Sejak lukisannya diterbitkan, dia ingin terus melukisnya.

Dia tidak ingin mengecewakan orang yang memiliki ekspektasi padanya, dia ingin memberikan sesuatu tentang dirinya pada mereka.

Tidak lama kemudian, lukisan Sifa dikagumi oleh beberapa pelukis domestik terkenal.

Mereka bekerja sama membuka pameran domestik untuk Sifa dan banyak yang datang mengunjunginya.

Semuanya sangat mengagumi lukisan Sifa dan ingin mengetahui siapa penciptanya.

Hendi memberitahu Laras dan Gustian tentang semuanya yang terjadi di sini.

Gustian dan Laras tentu saja sangat senang, mereka telah meluangkan waktu pergi melihat lukisan Sifa.

Tidak terduga sampai saat ini, Sifa masih begitu memikirkan anaknya.

Laras memandang Gustian dan berkata "Aku benar-benar tidak tahu saraf mana yang salah dengan Decky, bisa melewatkan wanita seperti Sifa."

Gustian mengangguk "Ya, dia tetap begitu kuat, membuat orang sakit hati."

Laras berbalik dan menatap Gustian dengan tatapan serius "Gustian, aku bertanya, pernahkah kamu menyukai Sifa sejak awal?"

Gustian sepertinya tahu Laras akan mengajukan pertanyaan seperti ini, dia berbalik dan berwajah serius.

Menatap Laras dan berkata “Pernah mencintainya.”

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu