Marriage Journey - Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
Selama ini, Sifa bukanlah seorang wanita di dunianya dan Decky selalu bingung tentang bagaimana perasaannya.
Ada kebencian, bahkan keluhan, meski Decky terus menyiksanya selama beberapa tahun ini, namun ia selalu merasakan sakit hati dari waktu ke waktu.
Namun, di depan Yuli, dia tidak tahu harus menggunakan bahasa apa untuk mendeskripsikan segala sesuatu tentang Sifa. Tapi dia harus menjawab pertanyaan Yuli.
Decky merasa momen ini membuatnya merasa sangat gugup lebih dari segalanya.
Dia mengerutkan kening, tapi untungnya dia sekarang sedang membelakangi Yuli.
"Oh, aku dengar dia sakit dan pergi ke Amerika Serikat untuk berobat, selain itu aku tidak tahu apa-apa lagi."
Decky tidak tahu kenapa, dia masih berbohong pada Yuli. Dia menghibur dirinya, ini hanya kebohongan putih bagi Yuli.
Usai bicara, dia berpura-pura tidak bersalah dan tenang dan terus berjalan keluar dari bangsal.
Meninggalkan Yuli sendirian di ruangan itu dan Yuli memikirkan beberapa hal yang bahkan tidak bisa dibayangkan Decky.
Setelah bangun, Yuli sebenarnya selalu mengingat apa yang terjadi hari itu. Meskipun dia telah terbaring di tempat tidur ini selama lebih dari tiga tahun, dia sendiri juga tahu di dalam hatinya bahwa semua ini disebabkan oleh dirinya.
Meski begitu, Yuli masih mengaitkan siksaan dirinya berbaring di tempat tidur selama lebih dari tiga tahun kepada mantan teman baiknya Sifa.
Jika bukan karena Sifa, bagaimana dia bisa tumbuh dari seorang putri kaya yang baik hati dan polos menjadi orang yang licik dan memicu masalah!
Yuli mengingat kembali peristiwa hari itu ……
Hampir setiap adegan membuatnya merasa sangat sakit.
Sejak dia menyadari bahwa tatapan Decky terhadap Sifa tersirat beberapa momen yang tidak dapat dijelaskan. Yuli sudah memulai kesalahannya sendiri.
Dia tidak menyangka semua yang dia perbuat akan merugikan dirinya dan membuat semua hal menjadi seperti sekarang ……
Yuli yang bangun tidak hanya membenci Sifa sepanjang waktu, tetapi dia bahkan mendendam pada Decky di dalam hatinya, meskipun dia tahu bahwa Decky tidak memiliki pemikiran lain tentang Sifa pada saat itu.
Tetapi tidak tahu kenapa, Yuli selalu merasa bahwa teman baiknya adalah ancaman baginya di masa depan, jadi dia melakukan hal-hal yang salah itu di luar kendalinya.
Decky di koridor terus memikirkan pertanyaan Yuli tadi dan Sifa berdiri di depannya terus-menerus muncul di dalam benaknya.
Meskipun akhir-akhir ini, dia dapat mendengar laporan sekretaris kepadanya tentang segala hal tentang Sifa di Amerika Serikat dari waktu ke waktu ……
Dia juga tahu bahwa Sifa baik-baik saja di Amerika Serikat dan sedang dalam pemulihan dengan baik.
Tapi tidak tahu mengapa, sejak Yuli bangun, dia perlahan merasakan beban yang tidak bisa dijelaskan di hatinya.
Dia mulai menahan diri, tidak lagi berencana untuk menyiksa Sifa yang berada di jauh sana, berpikir bahwa ketika Yuli bangun, dia akan benar-benar memutuskan hubungan dengan wanita itu dan dia tidak akan berhubungan dengannya.
Bahkan jika dia memikirkan semua adegan di mana Hendi dan Sifa bersama, hatinya terkadang merasa sakit, dia masih merasa bahwa dirinya harus menarik garis yang jelas dari semua ini.
Sambil memikirkan ini, dia tanpa sadar terus berjalan sampai dia mencapai ujung koridor dan menyadari bahwa dia keluar untuk pergi ke kantor dokter.
Decky memilah pikirannya dan berjalan menuju kantor dokter lagi, dengan beberapa ketukan di pintu. Decky dan dokter berbicara tentang kondisi Yuli.
"Dokter, aku ingin bertanya, apakah Yuli benar-benar dapat keluar dari rumah sakit setelah satu minggu?"
"Ya, Tuan Leng. Pemulihan Yuli sangat baik dan kesadaran otaknya telah kembali normal, aku rasa dia bisa dipulangkan dengan cepat."
Mengikuti jawaban dokter, hati Decky langsung ikut rileks dan dia masih mengkhawatirkan Yuli.
Meskipun dia merasa panik di dalam hatinya tadi, tetapi ketika dokter memberitahuinya bahwa kondisi Yuli telah kembali normal, tidak tahu mengapa, dia merasa sangat rileks di hatinya, mungkin karena dia terlalu gugup dengan kondisi Yuli dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang telah ada hasil yang bagus, dia akhirnya bisa santai.
Setelah keluar dari kantor dokter, Decky menerima telepon dari rumah, dia tiba-tiba teringat bahwa dia sibuk berlari antara perusahaan dan rumah sakit baru-baru ini dan sudah lama sekali tidak pulang untuk menemui kakek dan orang tuanya.
Ponsel itu terhubung olehnya ……
"Decky …… "
Dia mendengar suara ibunya.
"Bahkan jika Yuli sudah bangun, kamu juga harus pulang rumah anakku. Coba kamu pikirkan, sudah berapa lama kamu belum kembali untuk melihat ayah, ibu dan kakek?"
Mendengar keluhan ibunya, Decky merasa bersalah di dalam hatinya.
"Bu …… maafkan aku, aku terlalu sibuk akhir-akhir ini, Yuli akan segera keluar dari rumah sakit dan aku akan sering kembali menemui kalian nanti."
Decky menjawab kata-kata ibunya di dalam telepon.
Meskipun ibunya tidak pernah mengatur hubungan percintaannya dan dia juga tidak pernah menghindar dari ibunya.
"Nak, aku tahu kamu peduli dengan Yuli dan kamu telah peduli padanya dalam beberapa tahun terakhir, tapi jangan lupa, kamu masih memiliki Sifa ……"
Mengenai kata-kata ibunya, hati Decky menjadi tegang.
Dia tidak tahu mengapa, ketika ibunya menelepon, akan tiba-tiba menyebut Sifa.
Decky tahu bahwa ibunya sama sekali tidak menyukai wanita ini.
"Bu, kenapa kamu menyebut dia? Aku tidak ada hubungan dengan wanita itu lagi, jangan menyebut dia lagi."
Decky menjawab ibunya dengan nada ragu-ragu di dalam telepon, dia tidak tahu bahwa semua yang dia lakukan sebenarnya diam-diam diawasi oleh keluarganya.
"Nak, sudah saat ini, bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan wanita itu? Jangan lupa, dia melahirkanmu seorang putra. Itu adalah darah daging keluarga Leng kita ……"
Mendengar kata-kata ibunya. Hati Decky tiba-tiba terpancing oleh sesuatu.
Dia menjadi sangat gugup, tanpa sadar melihat sekeliling dan melihat ke pintu bangsal, lalu berjalan ke dalam koridor rumah sakit.
"Bu, bagaimana kamu tahu hal-hal ini, siapa yang memberitahumu?"
Decky mulai mempertanyakan ibunya seperti seorang detektif.
"Anak bodoh, bisakah masalah ini dirahasiakan dari rumah? Bahkan aku pun tahu itu, apa kamu tidak mengerti? Ayahmu dan kakekmu berkata untuk menjemput wanita itu kembali, aku meneleponmu hari ini dan kamu juga seharusnya mengerti maksudku. "
Rangkaian berita ini merupakan pukulan yang terus datang satu demi satu bagi Decky.
"Kamu juga tahu bu, sekarang Yuli sudah bangun, bagaimana bisa kalian menjemputnya kembali? Wanita itu tidak bisa lagi berhubungan denganku, jika tidak, bagaimana aku menjelaskannya kepada Yuli?"
"Kalian semua tahu bahwa Yuli telah terbaring di tempat tidur ini selama tiga tahun, semua karena wanita Sifa itu."
Decky bahkan menjawab ibunya dengan nada agak marah di dalam telepon ……
Dia tahu bahwa meskipun dia mengatakan ini, ibunya tidak dapat mengubah apa pun, tetapi tidak tahu mengapa, dia tetap mengatakannya.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBlooming at that time
White RoseCinta Dan Rahasia
JesslynMy Enchanting Guy
Bryan WuMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka