Marriage Journey - Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik

Hendi menundukkan kepala dan tersenyum tak berdaya, penampilannya seperti ini terlihat sangat buruk.

Sebelumnya dia sangat memandang rendah orang seperti ini, tapi sekarang dia malah melampiaskan emosi pada orang lain karena dirinya tidak sanggup melakukannya.

Hendi tersenyum pahit, ada ekspresi sedih di wajahnya, tapi sikapnya sangat tegas.

Dia menatap Decky dan berkata "Decky, aku tidak cukup hebat, tidak memiliki status dan kekayaan sepertimu, tapi aku ingin memberitahumu, Sifa telah menjadi putri di hatiku sejak kecil, aku berharap dan memohon padamu, tidak peduli bagaimanapun kamu harus memperlakukannya dengan baik."

“Kalau kamu tidak dapat melakukannya, aku akan melakukan segala hal untuk membawanya pergi ke tempat di mana kamu tidak dapat menemukannya dan memulai hidup baru.” Tatapan Hendi sangat tajam, dia menggigit bibir bawahnya dan berkata.

Decky sedikit terkejut Hendi akan mengatakan kata-kata ini padanya.

Dia menutup jendela dan mengendarai mobil menuju garasi.

Hendi menatap vila, wajahnya memiliki ekspresi yang tak terjelaskan.

Decky kembali ke rumah dan segera masuk ke kamar Sifa, Sifa tertidur di ranjang dengan wajah manis.

Ditutupi dengan selimut tipis, AC di dalam kamar dihidupkan dan perutnya terlihat dari piyama putihnya.

Decky berjalan ke depannya dengan lembut dan duduk di ranjangnya.

Dia menatap wajah Sifa dengan teliti, wanita ini memiliki wajah cantik, fitur wajahnya sangat indah dan tubuhnya sangat mempesona.

Kalau tidak terjadi masalah Yuli, mungkin dirinya akan menyukai gadis seperti ini.

Karena sampai saat ini wanita ini masih memiliki ketertarikan yang besar padanya.

Mata Decky tertuju ke arah perut Sifa, wanita ini sedang menggandung anaknya.

Terpikir dirinya dan Sifa memiliki seorang anak, senyuman tiba-tiba muncul di wajah Decky.

Telapak tangan tanpa sadar menyentuh perut Sifa, suhu telapak tangannya lebih tinggi dari pada perut Sifa.

Decky mengerutkan kening, menarik selimut untuk menutupi perut Sifa.

Di dalam perut ini ada anaknya, begitu lahir akan menangis dan ketika besar ia akan memanggilnya ayah dan ibu.

Decky sangat semangat, dia mengulurkan tangannya dan membelai dengan lembut.

Tapi sepertinya tidak cukup, dia membungkukkan tubuh dan menundukkan kepala, mencoba mendengarnya.

Dia perlahan-lahan menempelkan telinganya ke perut Sifa, menahan napas dan menutup mata untuk merasakannya.

Suara air mengalir dari perutnya membuat Decky salah mengira itu adalah gerakan anak, matanya menunjukkan senyuman.

“Saat ini belum bisa mendengar suara anak, ini adalah suara ususku.” Sifa menatap Decky berkata.

Decky terkejut mendengar suara Sifa, dia duduk tegak, mengambil kembali tangannya dengan panik dan ekspresi wajahnya terlihat tidak alami.

Sifa menundukkan kepala tersenyum, ini adalah pertama kalinya melihat Decky yang begitu imut, Sifa telah mengetahuinya disaat dia masuk ke kamarnya.

Ketika dia membungkukkan tubuh ingin mendengar suara anak, tidak ada yang tahu betapa senang dirinya.

Ketika melihat senyumannya yang dangkal, air matanya hampir mengalir keluar, ternyata dia juga mempedulikan anak ini.

Sifa menundukkan kepala dan berkata dengan suara rendah "Harus sekitar enam atau tujuh bulan, baru akan merasakan gerakannya, kalau mau, kamu bisa mencoba…...."

Sifa berkata dengan berani.

Decky memalingkan wajahnya, terlihat canggung, lumayan lama kemudian baru mengangguk berkata: “Ya.”

Sifa tiba-tiba terkejut, dia menyangka Decky akan berbalik dan pergi.

Sifa duduk dengan semangat, menarik tangan Decky dan berkata "Benarkah, kita berjanji?"

Ekspresi Decky tidak terlalu alami, dia memandang tangannya lalu menatap Sifa.

Sifa segera menyadari perilakunya yang tidak pantas, dia segera menarik tangannya dan menundukkan kepala.

Decky memandang Sifa, lalu perlahan-lahan berdiri dan berkata dengan nada dingin: “Tidurlah.” Setelah berbicara, dia berjalan keluar.

Sifa tidak berkata, dia tidak tahu bagaimana menggambarkan Decky seperti begini, dia benar-benar sangat menyukainya.

Ariana selalu menjadi patokan di industri modeling, dengan tubuh yang sempurna dan wajah mempesona.

Sebelumnya memang pernah memiliki skandal dengan Decky, saat itu Decky bertemu dengan Ariana di sebuah jamuan makan.

Setelah itu, memang pernah membawa Ariana ke rumah, tapi kebanyakan waktu untuk menyinggung Sifa si wanita itu.

Ariana tentu tahu Sifa adalah istrinya Decky, tapi bagaimana mungkin Ariana, yang selalu ingin memanjat ke posisi lebih tinggi akan melewatkan kesempatan ini.

Sebelumnya Decky pernah memberitahunya bahwa hubungan mereka hanyalah hubungan kerja sama, tidak ada yang lain.

Tapi sejak pertama kali masuk industri modeling, dia telah menyukai Decky, di bawah kesempatan seperti ini sulit baginya untuk berhenti.

Ariana terus melihat foto di ponselnya sambil beristirahat di latar belakang.

Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu, wajahnya menunjukkaan jejak kekejaman dan kelicikan yang tidak mudah dideteksi.

Sifa tetap pergi kerja seperti biasanya, sebelumnya Marsha selalu berada di sana ketika dia pergi ke perusahaan, tapi hari ini terlihat berbeda, Marsha tidak ada di sana.

Sifa berdiri di depan pintu lift dengan alis berkerut, apakah dia sakit hari ini?

Sifa mengeluarkan ponselnya dengan ragu-ragu dan menghubungi nomor Marsha.

Tetapi panggilan telepon selalu menunjukkan tidak ada yang menjawab, Sifa berjalan masuk ke dalam lift dengan penuh keraguan.

Sifa tidak melihat Marsha sepanjang hari, jadi Sifa mencari atasan Marsha dan bertanya apakah Marsha sedang cuti sakit.

Tetapi jawabannya adalah: Marsha selalu datang tepat waktu, tapi hari ini tidak tahu apa yang terjadi, dia tidak hadir tanpa meminta izin.

Sifa menjadi semakin khawatir, Sifa berjalan ke kantor Decky dengan sedikit ragu.

Lumayan lama kemudian baru berkata pada Decky yang berwajah dingin "Tuan Leng, itu….... Aku ingin mengambil cuti…..."

Decky mengangkat kepalanya, menatap Sifa dan bertanya "Terjadi hal apa yang membuatmu ingin meminta izin setelah tiba di perusahaan?"

Decky terlihat agak bingung.

Sifa menundukkan kepalanya berkata "Temanku juga karyawanmu, sepertinya telah terjadi sesuatu padanya."

Decky mengangkat alisnya dan tahu siapa yang dibicarakan Sifa.

Akhirnya mengangguk "Baiklah, jangan sampai orang lain mengatakan aku tidak peduli dengan karyawanku."

Setelah berbicara, dia mengambil telepon dan berkata lagi "Laras, datang ke sini sebentar."

Demi keamanan, Decky meminta Laras pergi bersama Sifa.

Laras dan Sifa segera pergi ke rumah Marsha, Sifa agak cemas di sepanjang jalan.

Marsha bukanlah orang yang suka telat dan absen tanpa alasan, kalau dia selalu tidak mengangkat telepon, berarti telah terjadi sesuatu padanya.

Sifa duduk di dalam mobil dengan cemas dan selalu menatap ke kejauhan dengan pandangan khawatir.

Laras mengendarai mobil dengan kecepatan sangat cepat, tetapi tak berdaya, mobil di kota terlalu banyak dan selalu macet di jarak tertentu.

Laras memutar kepala, membujuk Sifa dengan lembut "Tidak apa-apa, jangan khawatir."

Sifa memutar kepala menatap Laras, kekhawatiran di wajahnya semakin jelas, dia hanya bisa mengangguk, begitu melihat mobil tidak dapat bergerak maju.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu