Marriage Journey - Bab 217 Tubuh Yang Lemah

Tetapi hati Sifa saat ini, seolah dipenuhi oleh Decky yang baru saja ia lihat.

Meskipun tatapan Sifa tertuju pada anak ini, tetapi perasaan Sifa terguncang.

Meskipun dirinya lemah setelah operasi, tetapi ia berusaha keras mengingat adegan di mana ia bertengkar dengan Decky.

Dia menatap anak yang ada di depannya. Lalu berpikir anak ini benar-benar miliknya dan Decky, dari wajah anak ini bisa melihat wajah Decky.

Melihat anak ini, hati Sifa tidak hanya ada perasaan bersyukur. Melainkan ada semacam perasaan tidak tenang.

Saat dia memikirkannya. Decky tiba-tiba datang ke sisi Sifa.

“Sifa, jangan pikir kamu yang melahirkan anak ini, aku akan memaafkanmu!”

“Aku tidak akan mengakui anak ini. Dan, dirimu yang terlihat menyedihkan sekarang ini, bagiku sedikitpun tidak menyedihkan. Ini balasanmu mencelakai Yuli!”

Hendi yang mendengar Decky mengatakan kata-kata kasar seperti ini kepada Sifa, ia segera mendorong Decky ke samping.

“Decky!”Sudah cukup belum, pada saat kritis seperti ini, mengapa kamu masih memancing emosinya?”

“Tidakkah menurutmu apa yang kamu lakukan padanya sudah sangat keterlaluan?”

Hendi berteriak pada Decky dari samping.

Saat ini, anak dalam pelukan Hendi mulai menangis ……

Semua orang terdiam karena tangisan anak itu.

Saat ini, para dokter dan perawat berkumpul.

Dokter yang merawat Sifa bergegas ke sisi mereka untuk menghentikan mereka.

“Kalian berdua jangan bertengkar lagi! Ini rumah sakit, sikap kalian seperti ini merupakan sebuah pukulan bagi pasien!”

Setelah mengatakan ini, dokter memerintahkan perawat mengatar Sifa ke kamar pasien yang tenang.

Kemudian perawat itu mengambil anak dari tangan Hendi dan memindahkannya ke kamar pasien untuk menemani Sifa.

Saat ini, hanya menyisakan Decky dan Hendi dua orang di koridor……

Keduanya bersitegang, ekspresi Decky yang sangat sombong mengucapkan kata-kata yang sangat menjengkelkan Hendi.

“Aku beritahu kamu Hendi, jangan pikir kamu yang menemani dirinya, wanita itu akan sangat berterima kasih padamu, kamu tidak tahu sifat aslinya, dia sangat jahat, dan hanya aku yang mengetahuinya!”

Decky terus mengatakan hal buruk tentang Sifa.

Hendi yang mendengarnya, tentu saja tidak bisa menerimanya, ia tidak mengerti mengapa pria ini bersikap seperti ini kepada Sifa!

Di dalam negeri seperti ini, sekarang sampai keluar negeri juga seperti ini, Sifa yang dalam situasi kritis seperti ini, pria ini masih tidak berhenti.

“Hebat! Decky! Aku tidak menyangka kamu akan sekejam itu. Melihat Sifa begitu lemah di hadapanmu, kamu masih bisa mengatakan hal-hal seperti ini, aku sangat salut padamu!”

Setelah mengatakan ini, Hendi menoleh dan pergi.

Dia berjalan menuju kamar pasien, meninggalkan Decky sendirian di koridor.

Pada saat ini, kepalan tangan Decky sedikit sakit, tinjunya yang terkepal erat perlahan dilepaskan.

Meski kata-katanya begitu keji dan penuh kebencian. Tetapi hatinya sakit seperti ditusuk jarum……

Pada saat dia melihat Sifa begitu lemas, semua kewaspadaan dalam hatinya menghilang……

Tetapi tidak tahu mengapa, dirinya masih mengucapkan kata-kata yang menyakiti Sifa!

Meskipun kata-kata seperti itu tidak jarang diucapkan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi dalam keadaan seperti ini, untuk pertama kalinya ia mengucapkannya.

Setelah memikirkan hal ini, Decky melangkahkan kakinya berjalan menuju ke arah Hendi.

Ketika dia pergi ke kamar pasien, dari jendela kamar pasien dia bisa melihat dengan jelas Sifa yang tampak lemah, bahkan terbaring di tempat tidur dalam keadaan linglung.

Dan di samping Sifa terbaring anak yang memiliki hubungan darah dengannya!

Meskipun dia terus mengatakan kepada Sifa tidak akan mengakui anak sendiri, tetapi ketika ia melihat setiap gerakan anak itu dari kejauhan, ia merasakan kegembiraan yang tidak terlukiskan di dalam hatinya.

Ada keraguan di hati Decky, ini memang anakku sendiri. Meskipun aku tidak pernah mengakuinya, tetapi dirinya tahu jelas anak ini darah daging dirinya dan Sifa……

Sejak mengetahui Sifa hamil, hatinya tersiksa.

Tetapi setiap kali dirinya mengingat Yuli, ia tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan Sifa.

Hanya memikirkan bagaimana cara menyiksa Sifa, agar dirinya tidak bersalah kepada Yuli……

Tetapi beberapa tahun terakhir telah berlalu, dari penyiksaan ini ia memiliki perasaan yang berbeda pada Sifa.

“Krreek”suara pintu terbuka……

Hendi berjalan keluar dari kamar sambil memegang sebuah ceret.

Ketika melihat Decky berdiri di depan pintu, dia mendorong Decky menjauh dari pintu kamar.

“Decky!”Kamu ini masih tahu malu tidak, apakah kamu ingin masuk ke dalam menyiksanya lagi?”

Meskipun Hendi berusaha merendahkan suaranya, dari ucapannya masih bisa merasakan kemarahannya kepada Decky.

Menghadapi Hendi yang seperti ini, Decky seolah tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.

Kata-kata kejam yang diucapkan dirinya tadi, tiba-tiba tidak bisa diucapkan.

Hendi memandang Decky yang terdiam di samping.

Dan tidak memiliki kesan baik pada pria ini!

“Jangan pikir kamu yang terdiam, sudah bisa mendapatkan permintaan maaf dari kami. Apakah kamu tahu betapa kasar kata-kata yang baru saja kamu katakan kepada Sifa?”

Decky mendengar Hendi menyalahkan dirinya, lalu mengingat ekspresi Sifa dari depan pintu.

Dirinya seolah menyadari kata-kata yang diucapkan tadi memberikan pukulan yang cukup besar pada Sifa.

Tetapi apakah kata-kata itu masih bisa ditarik kembali.

“Terus kenapa? Apakah kamu ingin aku menarik kembali kata-kataku? Lagipula, kalau kala itu dia tidak memperlakukan Yuli seperti itu, bagaimana mungkin aku akan menyiksanya seperti ini!”

Decky membantah kata-kata Hendi dari samping. Meskipun hatinya merasa bersalah, tetapi entah kenapa, begitu mengingat Yuli, ia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan kata-kata yang tidak menyenangkan.

Hendi yang mendengar nama Yuli, sudah tidak heran.

Selama bertahun-tahun, Decky selalu menggunakan masalah Yuli untuk mengancam Sifa, melimpahkan semua tanggung jawab pada dirinya.

“Hebat! Decky, tidak kusangka sudah begitu lama berlalu, kamu masih tidak bisa terpisah dari nama wanita itu.”

“Decky! Sekarang Sifa seperti itu, apakah masih tidak sebanding dengan Yuli yang ada di hatimu?”

Ketika Hendi mengatakan kata-kata ini, suaranya sedikit bergetar!

Dirinya tahu, tidak tahu berapa lama Sifa masih bisa bertahan hidup sekarang, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh Sifa.

“Kalau bukan demi melahirkan anak ini, bagaimana mungkin dia bisa bertahan begitu lama, atau mungkin saja sudah sejak awal dia meninggalkan dunia ini sesuai keinginanmu, dengan begini kamu puas, kan!”

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu