Marriage Journey - Bab 191 Terekspos
Saras menatap Gustian yang berdiri di depannya dengan erat, namun Gustian hanya tersenyum.
Senyum Gustian tersebut membuat Saras melangkah mundur dan tidak berani menatap matanya.
Gustian perlahan berjalan ke depan Saras, tatapannya membawa penghinaan, dia berkata "Bagaimana jika aku memberitahumu bahwa aku menemukannya?"
Perkataan Gustian langsung membuat Saras sedikit gugup dan juga sedikit takut.
Tetapi agar tidak menunjukkan kelemahannya, Saras hanya bisa berdiri diam dan menatap Gustian.
"Kak Gustian, kamu benar-benar keterlaluan, bagaimana pun juga kita sudah saling kenal sejak kecil dan juga sudah bermain bersama sejak kecil dan sekarang kamu mencurigaiku?"
Saras melihat bahwa dirinya akan segera ekspos, jadi dia hanya bisa mencoba menggunakan hubungannya dengan Gustian, kemudian menatap Gustian dengan polos dan berkata.
“Gustian, apa yang telah dia lakukan?” Laras menatap Saras dengan erat dan bertanya dengan ragu.
"Aku pikir dia sendiri akan menjelaskan kepadamu apa yang telah dia lakukan."
Gustian menatap Saras dan berkata lagi.
Saras juga merasa bahwa Gustian tidak berbohong, lagipula Gustian bukanlah tipe orang yang bisa menyembunyikan sesuatu.
Pada saat ini, Saras seolah-olah menderita penghinaan yang luar biasa, dia berjalan ke depan Laras dan Gustian.
“Apa kesalahan yang telah aku lakukan, sehingga kalian menargetkanku seperti ini?” Air mata Saras yang besar mengalir ke bawah melalui pipinya.
Gustian tidak bisa menahannya lagi, dia langsung berjalan ke depan, meraih tangan Saras, menatap Saras dengan tegas dan berkata.
"Aku telah memberimu kesempatan, tapi kamu sendiri tidak menghargainya, jangan salahkan aku karena tidak peduli dengan hubungan kita."
Ekspresi wajah Gustian sedikit mengerikan, dia mengulurkan tangan dan mengeluarkan alat penyadap suara yang kecil dari bawah kerah Laras.
Saras membuka matanya lebar-lebar, dia menatap Gustian dengan erat, wajahnya tampak tidak percaya, bagaimana Gustian bisa tahu?
"Apa ini? Apakah kamu suka mendengarkan kakakmu berbicara atau kamu ingin mendengar sesuatu?"
Gustian mengangkat alisnya dan menatap Saras, seluruh tubuhnya penuh dengan permusuhan.
"Kamu..." Saras tampak sedikit terkejut, dia tidak menyangka Gustian melihat tindakannya.
Laras segera bergegas ke depan, dia mengambil alat penyadap suara yang ada di tangan Gustian, kemudian menatap Saras dengan marah dan bertanya dengan keras.
“Apa ini? Saras, katakan padaku, apa ini?” Laras bertanya pada Saras dengan sangat marah.
Saras ketakutan dengan Laras yang ada di depannya, dia melangkah mundur, tetapi dia dihentikan oleh Marsha.
"Kamu mau ke mana? Jika kamu hari ini tidak menjelaskan dengan jelas, kamu jangan berharap bisa keluar dari sini."
Marsha menatap Saras dengan tegas, wajahnya penuh dengan amarah.
Gustian perlahan berjalan mendekati Saras dan dia berkata sambil tertawa dingin "Aku awalnya masih bingung, rencana kami yang begitu rahasia dan ketat, bagaimana mungkin bisa diketahui oleh Ariana."
"Ternyata dia yang bekerja sama dengan Ariana, dia memanfaatkan kesempatan ketika mendekati Laras, kemudian memasang alat penyandap suara di tubuh Laras dan mengetahui rencana kita, Saras, aku tidak pernah menduga bahwa kamu bisa sepintar ini!"
Perkataan Gustian seperti pisau, langsung menusuk hati Saras.
Saras menggelengkan kepalanya dan menjelaskan "Bukan seperti ini, bukan seperti yang kalian pikirkan."
Gustian menatap Saras "Kalau begitu kamu jelaskan pada kami, apa yang terjadi?"
Gustian menatapnya dengan erat, tatapannya penuh dengan amarah.
Laras meraih tangan Saras dan bertanya dengan keras "Katakan padaku, apa yang terjadi? Cepat katakan!"
Laras sudah hampir mau meledak, dia sangat marah.
Saras dikejutkan oleh tindakan Laras, sejak dia memasuki Keluarga An, dia sudah tahu bahwa Laras tidak menyukai dirinya.
Tapi Laras tidak pernah melakukan tindakan seperti ini pada dirinya dan Saras segera ketakutan.
“Cepat katakan!” Melihat Saras tidak berbicara, Laras menatapnya dengan erat dan berteriak.
Pada saat ini, Marsha melangkah maju dan menarik lengan Laras "Bagaimanapun juga dia adalah seorang gadis, kamu seperti ini, dia semakin tidak akan mengakuinya."
Marsha melihat bahwa Saras ketakutan, sehingga dia melangkah maju untuk menarik Laras dan menenangkannya.
"Saras, aku telah memberimu kesempatan, aku ingin kamu mengakuinya sendiri, sebenarnya, aku sudah lama mengetahui masalah ini, hanya saja aku tidak ada kesempatan untuk menemukan bukti, tapi sekarang kamu secara terang-terangan memasang alat penyadap suara pada kakakmu di hadapanku. "
Gustian berkata dengan datar.
Sebelumnya, Gustian juga merasa sangat aneh, bagaimana mungkin rencana dia, Laras dan Hendi bisa dihancurkan oleh Ariana.
Pada saat itu, dia ragu-ragu dan berpikir bahwa mungkin terjadi sesuatu dan dia tidak menyelesaikannya dengan baik.
Jadi, setelah kejadian itu, dia mencari seseorang untuk menyelidiki masalah ini dan akhirnya dia menemukan bahwa Saras sangat dekat dengan Ariana selama waktu itu.
Namun dia hanya skeptis, sampai bawahannya mengetahui situasi ini dari bawahan Saras dua hari lalu.
Bawahannya berkata bahwa Saras akhir-akhir ini tertarik dengan alat penyadap suara berteknologi tinggi dan meminta mereka untuk membelinya kembali, tetapi jangan membiarkan orang lain tahu.
Saat itu, dia mulai mencurigai bahwa Saras tersangka, tapi dia tidak punya bukti, sehingga dia hanya bisa menyerah.
Tapi barusan, dia dengan jelas melihat Saras menarik lengan Laras dan dengan cepat memasang alat penyadap suara di kerah Laras ketika semua orang tidak memperhatikan.
Pada saat itu, dia segera yakin bahwa Saras pasti berhubungan dengan masalah tersebut.
"Saras, semuanya sudah sangat jelas sekarang, apa lagi yang ingin kamu membantah?"
Ekspresi Saras segera menjadi histeris, dia menatap Gustian dan Laras, kemudian tertawa dengan keras.
“Benar, aku yang melakukannya, kenapa? Apakah kalian tidak menduganya?” Ekspresi histeris Saras terlihat sangat jelek.
Seluruh orangnya sepertinya telah kehilangan rasional, dia berjalan ke sisi Laras dan Gustian "Sekarang Sifa telah pergi, aku sangat bahagia, yang bisa berada di sisi Kak Decky hanyalah aku, tidak boleh ada wanita lain."
Perkataan Saras langsung mengejutkan Gustian, Laras dan Marsha, mereka tidak pernah menyangka bahwa Saras akan melakukan hal seperti itu untuk seorang pria.
“Apakah kamu sudah gila? Apakah kamu tahu bahwa Sifa hampir kehilangan nyawanya karena masalah ini?” Laras langsung melangkah maju dan meraih lengan Saras, kemudian dia berteriak pada Saras.
"Alangkah baiknya jika dia mati, kalau begitu kalian tidak akan hanya berpikir untuk bersamanya, lebih baik dia mati saja."
Saras meraung keras pada Laras, air matanya terus mengalir.
Laras terstimulasi oleh perkataan Saras dan mengulurkan tangan untuk menampar wajah Saras.
"Tamparan ini, aku melakukannya untuk Sifa dan juga untuk ayahmu, kamu memang bukan anggota Keluarga An dan sekarang kamu melakukan hal-hal yang membuat Keluarga An sangat malu, kamu keluar dari sini!"
Gustian dan Marsha terkejut dengan tindakan Laras.
Wajah Saras segera muncul bekas tamparan, dia menoleh dan menatap Laras dengan tidak percaya.
“Kamu memukulku?” Saras mengertakkan gigi.
"Kamu tidak diterima di sini, mohon segera pergi dari sini."
Laras membalikkan punggungnya dan berkata, seluruh tubuhnya penuh dengan ketidakpedulian.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityMy Greget Husband
Dio ZhengThis Isn't Love
YuyuPrecious Moment
Louise LeeCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Cold Wedding
MevitaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka