Marriage Journey - Bab 293 Pembagian Warisan
Tuan tua Leng tentu tahu pikirannya dan juga tahu apa yang dia pikirkan, dia pasti akan membantu Decky lagi.
Dia tahu Sifa terlalu baik, jadi selalu pasif, dibenci oleh Decky, dan dibully olehnya dengan tidak bermoral.
Dia bukan membenci cucunya, tetapi dia sangat tidak puas dengan penghinaannya terhadap Sifa, dia tidak berharap cucunya kehilangan gadis yang begitu baik.
Meskipun dia berbicara begitu banyak, tapi Decky tetap hanya memiliki Yuli di dalam hatinya.
Sifat keras kepala Decky benar-benar mirip dengannya, dirinya juga sangat keras kepala, dia tidak akan mengubah pikirannya tidak peduli bagaimana orang lain membujuknya, karena dia sangat memahami Decky, sehingga dia membuat keputusan besar untuk mengikat Decky.
Setelah menandatanganinya, tuan tua Leng menatapnya, "Apa yang ingin kamu katakan?"
Kejadian hari ini terlalu tiba-tiba, benar-benar di luar dugaan Sifa, jadi dia tercengang di sana…...
Karena tuan tua Leng telah menandatangani dokumen itu dan telah berlaku secara hukum, tidak berguna dia mengatakan apapun lagi.
Melihat beras telah menjadi nasi, Sifa tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Melihat tatapannya yang tercengang, tuan tua Leng berkata: "Kalau aku tahu siapa yang sengaja mempersulit Sifa dan putranya, aku tidak akan melepaskannya."
Dia mengatakan ini pada Decky dan ibunya, mereka berdua memang tidak menyukai Sifa, ditambah lagi hari ini dia memutuskan untuk memberikan warisan dan mengajukan persyaratan terhadap Decky, mereka tentu akan merasa tidak nyaman.
Oleh karena itu, tuan tua Leng memberikan peringatan pada mereka, agar mereka tidak menyakiti Sifa yang baik hati.
Setelah menandatanganinya, dia menyerahkannya pada Pengacara Wang, dan Ando menyimpannya dengan hati-hati.
"Ketua, kalau tidak ada urusan lain, aku akan pergi dulu."
"Oke, kalau aku pergi di masa depan, selama Decky melanggar aturan atau ketentuan di dalam, kamu bisa langsung melaksanakannya, aku menyerahkan masalah ini padamu."
"Ketua, jangan khawatir, aku akan melakukannya dengan baik." Selesai berkata, Pengacara Wang mengambil tasnya dan pergi.
tuan tua Leng memandang Sifa dengan ramah, "Bawa anak ke sini, biarkan aku melihatnya, kalau bukan karena kakiku lemah, aku pasti akan pergi memeluknya."
Melihat masalah sudah selesai, ayah Decky berkata, “Masih ada rapat penting di perusahaan, aku akan kembali ke perusahaan dulu.”
"Tunggu sebentar, aku ingin mengatakan satu hal lagi."
Ketika semua orang mendengar ada sesuatu yang lain, semuanya menunjukkan tatapan bingung, tapi mereka terpaksa harus duduk di sini dengan tenang.
Sifa menggendong anak ke samping tuan tua Leng, anak itu sepertinya sangat dekat dengannya, setiap kali melihat tuan tua, dia akan tersenyum senang.
Hidup sampai seusianya, dia sudah sangat puas bisa melihat empat generasi hidup bersama.
Apalagi cicitnya pintar dan imut, dia sangat menyukainya, kalau bukan karena kesehatannya yang buruk, dia pasti akan menggendongnya.
Dia selalu menyangka tidak mungkin dapat melihat cicit dalam hidupnya, tapi Sifa memberinya kejutan yang tidak terduga.
Cintanya pada anak ini telah melebihi cinta terhadap cucunya.
Sambil bermain dengan anak ini, dia bertanya: "Cicitku sudah berumur delapan bulan, kan?"
"Kakek, ingatanmu bagus sekali."
"Bukan ingatan kakek bagus, tapi karena Kakek memberikan perhatian padanya, tidak seperti orang lain sama sekali tidak peduli dengan anak ini, aku benar-benar tidak tahu mengapa hatinya begitu kejam?"
Dia mengatakan ini pada Decky dan ibunya, tapi Decky dan ibunya tidak merasa malu, kebenciannya terhadap Sifa malah semakin meningkat, dia merasa semua ini disebabkan oleh Sifa.
tuan tua Leng tidak peduli dengan mereka berdua sekarang, dia sudah tenggelam dalam kebahagiaan keluarga semacam ini.
"Anak ini sangat imut, sudah diberi nama?"
"Kakek, anak ini belum diberi nama."
"Cicitku sudah delapan bulan tapi belum diberi nama, kalau diketahui orang luar, pasti akan menertawakan kita, masalah ini adalah kelalaian Decky."
Dia menatap ke arah Decky dengan tatapan tajam, "Tugas memberikan nama untuk anak, aku menyerahkannya padamu, kamu harus memberikan jawaban padaku saat makan siang, tentu saja, kamu harus memilih dengan teliti, jangan sembarang menyelesaikannya."
Selesai berkata, dia melihat ke arah ayah Decky, "Kalau perusahaan memiliki banyak hal yang harus dilakukan, segera pergilah, beberapa lama ini benar-benar melelahkanmu."
"Ayah, semua ini adalah hal yang harus aku lakukan, tidak mudah bagimu untuk mendapatkan hasil seperti saat ini, kami hanya meneruskannya."
Mendengar ayah Decky mengatakan ini, tuan tua sangat puas.
"Decky, kalau kamu bisa bersikap teguh seperti ayahmu, kakek akan merasa tenang, jangan hanya memikirkan percintaan."
“Kalau tidak ada kerjaan, pergilah ke perusahaan untuk membantu ayahmu, cepat atau lambat, semua urusan keluarga Leng akan diserahkan padamu, meskipun pundakmu belum begitu kuat, tapi kamu sebagai keturunan keluarga Leng, harus mengangkat beban ini."
Meskipun Tuan Leng tidak puas dengannya, tapi bagaimanapun juga, ini semua adalah kenyataan, akhir-akhir ini dia jarang pergi ke perusahaan karena sibuk dengan urusan Yuli, sekarang mendengar Kakek mengatakan ini, dia merasa telah melakukan sesuatu yang tidak pantas.
Dia segera menjawab: "Kakek, aku akan memikul beban keluarga Leng."
Kemudian tuan tua memandang semuanya, "Bubarlah, pergilah sibuk dengan kerjaan kalian masing-masing."
Ibu Decky merasa masalah hari ini sangat tidak adil bagi putranya, jadi dia segera pergi dengan kesal.
Begitu tuan tua Leng selesai berkata, dia langsung bangkit dan pergi, sekarang dia benar-benar sangat benci dengan Sifa,
melihat Decky dan ibunya pergi, hati tuan tua Leng kembali tenang.
Dia tersenyum, "Sifa, temani kakek jalan-jalan ke taman."
"Kepala petugas Zhang, bawakan kereta dorong anak ke sini."
Begitu selesai berkata, kepala petugas Zhang langsung mendorong kereta dorong ke sini.
Sifa meletakkan anak di kereta dorong dan berjalan-jalan bersama tuan tua Leng di taman.
tuan tua Leng merasa dia harus mengobrol sebentar dengan Sifa.
Dia tahu kesehatannya semakin buruk, mungkin suatu hari nanti dia akan pergi secara mendadak, dan yang paling dia khawatirkan adalah Sifa dan anaknya.
Dia tahu kebaikan Sifa adalah sifatnya dan tidak mudah diubah, tetapi dia ingin mengajar Sifa untuk waspada dan melindungi dirinya dari bahaya, hanya dengan belajar bagaimana melindungi dirinya sendiri, barulah dia bisa melindungi anaknya.
Ketika sampai di taman, tuan tua Leng menunjuk ke bangku-bangku yang ada di taman, “Ayo duduk di sebelah Kakek, kamu telah lama menikah ke keluarga Leng, aku masih belum pernah mengobrol baik-baik denganmu, hari ini kita berbicaralah secara terbuka."
“Kakek, meskipun sekarang kamu tidak mengurus urusan perusahaan, tapi kamu tetap harus mengurus semua hal dalam keluarga Leng, jadi tentu tidak begitu santai.”
"Seandainya Decky bisa pengertian seperti dirimu."
Ketika membicarakan Decky, Sifa segera mengingat semua penderitaannya selama bertahun-tahun.
Meskipun Sifa berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan kesedihannya, tapi tetap disadari tuan tua Leng, "Kakek tahu kamu telah dirugikan dalam keluarga Leng selama bertahun-tahun."
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaMy Greget Husband
Dio ZhengDark Love
Angel VeronicaWonderful Son-in-Law
EdrickMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanPria Misteriusku
LylyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka