Marriage Journey - Bab 286 Dikalahkan
"Karena kamu mengatakan bahwa aku tidak punya hak untuk menghentikan kebebasanmu, baiklah, aku saat ini akan mengatakan perkataan buruk lebih awal, jika sampai aku mengetahui bahwa kamu tidak pulang ke rumah di malam hari, maka aku akan menyerahkan semua harta warisan milik keluarga Leng kepada Sifa."
Meskipun Decky tidak peduli dengan harta kekayaan milik keluarga Leng, tetapi bisnis keluarga milik keluarga Leng saat ini adalah hasil dari usaha kerja keras kakeknya, dan di dalamnya juga terdapat kerja kerasnya dan ayahnya.
Alasan keluarga Leng bisa memiliki harta kekayaan sebesar itu tidak terlepas dari kontribusi masing-masing, Decky tidak mengerti mengapa kakeknya mewariskan kekayaan keluarga Leng kepada Sifa yang hanya sebagai orang luar? Dan bahkan wanita yang sangat licik.
"Kakek, Anda tidak boleh berbuat seperti ini."
Pak Tua Leng tidak ingin bertengkar dengan Decky lagi, dia telah mempertimbangkan ini sejak lama, dan itu adalah rencana terburuk yang pernah dia buat, hanya dengan melakukan ini barulah dirinya bisa melindungi Sifa secara utuh.
Pak Tua Leng melambaikan tangannya dan berkata, "Kamu tidak perlu membicarakannya lagi, katakan apapun juga tidak ada gunanya, aku sudah memikirkan hal ini sejak lama, besok aku akan membahas masalah ini dengan pengacara."
"Selama kamu pulang tepat waktu setiap malam, maka aku tidak akan menyerahkan semua kekayaan keluarga Leng kepada Sifa, tetapi jika kamu tidak bisa melakukannya, maka jangan salahkan kakek karena kejam."
Decky benar-benar tidak menyangka kakeknya akan bertindak seperti ini.
Meskipun Decky bisa memulai bisnis sendiri dan mendapatkan kehidupan yang dia inginkan dengan kemampuannya, tetapi dia tetap tidak bisa menerima ini, Mengapa bisinis yang mereka bangun dengan susah payah akan diberikan begitu saja kepada wanita yang paling dia benci.
Decky tidak akan membiarkan wanita ini berhasil mendapatkannya, tetapi tindakan kakek yang seperti ini, benar-benar menekannya dengan ketat.
Kakek tidak membiarkan Decky membawa Yuli kembali, dan juga tidak membiarkan Decky tinggal di luar, jelas-jelas Kakek ingin memisahkan Decky dari Yuli secara terbuka.
Decky merasa sangat kesal, senior memang selalu hebat dan menang, Decky tidak akan pernah menjadi lawan Kakek, Decky sekarang seperti tentara yang kalah dengan sangat menyedihkan.
Awalnya mengira bisa menjelaskan masalah ini dan memperjuangkan status Yuli, tetapi tidak berharap kakek akan menekannya begitu ketat.
Decky tidak hanya tidak membantu Yuli mendapatkan sebuah status, tetapi Decky juga tidak bisa menjalani kehidupan kecil bersama Yuli di luar.
Tindakan kakek ini benar-benar kejam, dan seketika langsung membatasi semua kebebasannya.
Decky benar-benar tidak tahu bagaimana mengklarifikasi masalah ini kepada Yuli.
Semakin Kakek menekannya dengan cara seperti ini, Decky semakin merasa bersalah pada Yuli, dan perasaan bersalah pada Yuli semakin dalam.
Decky marah hingga mengepalkan tangannya, Decky merasa masalah ini bisa berkembang sampai sejauh ini, semuanya adalah kesalahan Sifa.
Jika Sifa tidak melaporkannya pada kakek, kakek pasti tidak akan tahu tentang masalah Yuli yang sudah siuman, dan juga tidak akan mencegah dirinyauntuk bersama dengan Yuli.
Decky merasa jika memberi waktu kepada dirinya sendiri, dia akan membuat kakek secara perlahan menerima Yuli, tetapi sekarang semuanya menjadi berantakan, Sifa diam-diam melaporkannya dan Kakek langsung menyatakan sikapnya dan tidak pernah membiarkan Yuli masuk ke rumah Leng.
Dan bahkan mengurungnya di rumah Leng dan tidak mengizinkannya menghabiskan hari-hari manis bersama dengan Yuli di luar.
Decky merasa bahwa di balik semua ini penyebabnya adalah Sifa, dalam hatinya berkata dengan marah: Benar saja, ternyata wanita yang seram ini, setiap hari berpura-pura berpenampilan menyedihkan, tetapi dibelakang dia memainkan trik, biarkan kamu merasa senang dulu selama beberapa hari dan tunggu setelah emosi kakek stabil, barulah buat perhitungan denganmu secara perlahan.
Pak tua Leng merasa terus berbicara dengan Decky, juga tidak akan mendapatkan solusi, dan Decky adalah orang yang tidak akan mengubah keputusannya sebelum mengetahui kebenarannya, karena Pak Tua Leng tidak bisa mengubah Decky, Pak Tua Leng hanya bisa menggunakan kekuatannya untuk menindas Decky.
Selama ini, Pak Tua Leng selalu merasa keluarga Leng bersalah pada Sifa, karena Pak Tua Leng tidak bisa membuat Decky berubah pikiran, dan hanya bisa menggunakan cara ini untuk membantu Sifa.
Pak Tua Leng melambaikan tangannya dan berkata, "Besok, aku akan mencari pengacara untuk mengatur masalah ini, aku harap kamu bisa memikirkannya dengan baik, aku sangat lelah, kamu kembali dulu."
Melihat kakek memerintahnya untuk kembali, Decky meninggalkan ruang kerja dengan perasaan tidak puas.
Saat makan malam, Pak Tua Leng meminta Decky untuk pergi ke ruang kerjanya untuk membahas sesuatu, ibunya sudah merasa sedikit tidak tenang.
Dalam keluarga Leng mereka, jika ada sesuatu yang sangat penting yang ingin dibahas, maka akan pergi ke ruang kerja untuk mendiskusikannya, Ibu Decky memiliki firasat buruk, masalah ini pasti ada hubungannya dengan Sifa.
Setelah makan malam, Ibu Decky melihat Decky pergi ke ruang kerja Pak Tua Leng, dia kembali ke kamarnya dengan hati yang sangat tidak tenang.
Ayah Decky pergi ke ruang kerja membaca koran, di kamar tidur hanya ada Ibu Decky sendirian, bahkan tidak ada orang yang bisa diajak bicara.
Ibu Decky juga tidak berani pergi ke ruang kerja untuk menguping, Pak Tua Leng sangat ketat di dalam rumah, Pak Tua Leng tidak bisa mentolerir hal sekecil apapun, Meskipun ibu Decky agak licik, tetapi dia juga sangat takut pada kakek Decky.
Meskipun ada beberapa hal yang dia rasa sangat tidak puas, dia juga tidak berani mengungkapkannya di depan Kakek Decky.
Meskipun usianya sudah 50 tahun lebih, namun Ibu Decky terawat dengan baik, Ibu Decky masih terlihat seperti berusia 30 tahun lebih, tidak hanya kulitnya yang mulus, tetapi juga tidak memiliki kerutan.
Saat ini, Ibu Decky sedikit kesal, Untuk menstabilkan emosinya, Ibu Decky berbaring di atas tempat tidur sambil memakai masker, Ibu Decky sangat memperhatikan perawatan, untuk mencegah dirinya dari penuaan, Ibu Decky memiliki jadwal rutin perawatan.
Dalam hatinya berpikir, tunggu setelah Decky kembali, dia akan segera bertanya.
Bagaimanapun juga, Ibu Decky hanya memiliki seorang putra, dan Ibu Decky sangat memperhatikan kebahagiaan putranya di masa depan.
Ibu Decky sangat menyukai gadis Yuli itu.
Mulut Yuli sangat manis dan pandai mendekatkan diri dengannya, begitu ketemu, Yuli akan terus memanggilnya bibi ini bibi itu, menghibur dan membuat hati Ibu Decky merasa sangat gembira, Ibu Decky sangat mendukung pernikahan Decky dengan Yuli.
Tapi Yuli tidak pernah mendapatkan pengakuan dari Pak Tua Leng, dan masalah ini Ibu Decky juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Ibu Decky sedang berbaring di tempat tidur dengan masker wajah dan sedang memikirkannya, pintu kamar didorong terbuka, dan ayah Decky kembali untuk beristirahat.
Melihat ayah Decky kembali, Ibu Decky langsung menjadi semangat dan tiba-tiba bangkit dan duduk di tempat tidur, "Menurutmu, Pak Tua memanggil Decky ke sana, ada masalah apa?"
Ayah Decky adalah tipe orang yang menghindari konflik, tentu saja tidak akan banyak berpikir, dan dengan santai berkata: "Ayah punya pengaturan sendiri, jadi kamu jangan khawatir, Decky sudah begitu dewasa, dia punya pemikiran sendiri, dia memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, jadi tenangkan hatimu."
"Aku selalu merasa Pak Tua memanggil Decky, pasti ada sesuatu yang buruk."
Ayah Decky balas menatapnya, "Jangan lagi menebak sembarangan di sini, kamu ini hanya menilai dari pandangan wanita, ayah mencari Decky, memangnya ada hal yang lain? Paling-paling hanya masalah tentang perusahaan saja."
"Aku rasa tidak sesederhana yang kamu pikirkan, apakah kamu tidak melihat Pak Tua itu selalu melindungi Sifa? Putraku sangat tertekan karena masalah ini, dan kamu juga tidak mempedulikannya."
"Dia sudah begitu dewasa, dia bisa menangani masalah hubungannya sendiri, buat apa kamu ikut campur di dalamnya."
Ibu Decky awalnya berpikir bahwa ayah Decky akan memberinya ide atau menenangkan hatinya, tetapi tidak disangka malah berbalik menuduhnya, semakin memikirkannya, Ibu Decky semakin marah.
Ibu Decky berkata dengan tidak puas: "Mengapa kalian semua berpaling kepada wanita Sifa itu, dan tidak memikirkan posisi putraku, membiarkan dia hidup dengan wanita yang tidak dia sukai, bukankah ini membuatnya menderita?"
Melihat Ibu Decky terus mengeluh di sini, ayah Decky saat ini menjadi tidak senang dan berkata, "Sudah, ini adalah masalah hubungan pribadi putra kita, dia akan menanganinya, kamu jangan lagi khawatir tentang itu, jika kamu ikut campur, maka hanya akan menambah kekacauan untuknya."
Novel Terkait
Ten Years
VivianYou're My Savior
Shella NaviLove And War
JaneDon't say goodbye
Dessy PutriKembali Dari Kematian
Yeon KyeongAsisten Bos Cantik
Boris DreyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka