Marriage Journey - Bab 41 Serangan Balik

Sifa bahkan tidak tahu dia sendiri sudah sampai dimana. Walaupun dia sudah pernah kesini beberapa kali, namun tempat ini sangatlah luas dan Sifa tidak ingat seluk-beluknya.

Sifa mendengar suara samar-samar dari sudut koridor, dia pun berjalan menuju kearah datangnya suara.

Saat dia tiba di suatu taman, dia baru menyadari bahwa langit telah gelap. Dia tidak bisa melihat jelas siapa yang berdiri, namun bisa dipastikan bahwa ada seorang pria dan wanita.

Sifa tidak tahu kemana dia harus pergi, jadi dia berdiri di samping.

“Apakah menurutmu Decky akan datang hari ini?” Wanita itu berkata dengan nada menggoda.

“Apa yang kamu khawatirkan? Dia pasti akan datang, aku baru saja melihat wanita Decky datang.” Suara pria itu agak pelan, seolah-olah dia menahan sesuatu.

Sifa yang berdiri dalam gelap, setelah mendengar nama Decky. Tanpa sadar ingin mendengar lebih jelas, apa yang mereka bicarakan.

“Wanita itu hanyalah aksesoris pelengkap Decky. Mana mungkin dia mau menikahi wanita seperti itu jika bukan untuk menenangkan situasi saat itu.” Wanita itu mendengus dingin.

Tubuh Sifa tiba-tiba membeku, memang dia hanyalah aksesoris pelengkap, benar. Apa yang salah dari pernyataan mereka?

Sifa tersenyum pahit.

"Siapapun tahu jelas bahwa tidak ada seorang pun di sini yang menghormati wanita itu. Kamu harus bekerja keras."

Suara pria itu terdengar lagi.

Sampai disini, Sifa akhirnya mengerti bahwa kedua orang ini rupanya ingin mengambil keuntungan dari Decky.

Dia sudah sering mengalami kejadian seperti ini, Sifa dengan hati-hati mengangkat gaunnya dan berjalan pergi.

Ketika dia kembali ke aula, banyak orang masih berkumpul di sini.

Sifa merasa lelah, ketika dia kembali, dia masih belum bertemu Decky.

"Oh, bukankah ini Sifa ? Bagaimana kita bisa bertemu di pesta ini? Apakah kamu cocok untuk datang ke acara seperti ini?”

Suara wanita itu terdengar melengking dan menghina.

Sifa berbalik, ternyata Aurora. Wanita ini memiliki latar belakang yang hebat dan merupakan putri dari Bibi Decky.

Sesaat dia melangkah masuk ke pintu, Aurora seringkali mempermalukan dirinya dan selalu ada maksud tersembunyi di balik setiap ucapannya.

Ekspresi wajah Sifa sama sekali tidak berubah. Dia sudah terbiasa dengan perilaku seperti ini dari awal. keluarga Leng jarang sekali akrab dengan keluarga mereka sendiri.

"Benar, kakek yang memintaku untuk datang, aku tidak tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi kamu boleh langsung bertanya kepada kakek.”

Sifa dan Aurora selalu saja takut pada Braham.

Meskipun Braham terlihat menakutkan, namun satu-satunya perisai yang bisa Sifa gunakan sekarang adalah Braham

Aurora tidak menyangka Sifa akan mengatakan ini secara tiba-tiba. Dulu saat dia mengolok Sifa, dia hanya menutup mulut dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

Aurora sedikit marah, tetapi dia hanya bisa menahan amarahnya dan mendengus dingin: "Hmph, menurutku kamu tidak tahu diri. Jangan mengundang keributan disini."

Sifa tidak membalasnya dan tidak ingin berdebat dengan Aurora terlalu lama, dia mengangkat gaunnya dan beranjak pergi.

Tapi Aurora masih tidak puas, dia meraih tangan Sifa. Apa wanita ini baru saja mengabaikan apa yang dia katakan?

Aurora menggenggam erat lengan Sifa, wajahnya sedikit cemberut: "Apakah kamu mendengar apa yang aku katakan barusan? Jika kamu masih tahu malu, segera tinggalkan tempat ini. Dasar ayam yang tidak bisa bertelur!”

Sifa tertegun sejenak, dia baru saja mengatakan bahwa dia adalah ayam betina yang tidak bisa bertelur. Wanita ini memang dimanja di rumah dan tidak tahu bagaimana cara berbicara.

Sifa mengepalkan tinjunya dengan erat dan menyadari bahwa sorot mata Aurora penuh dengan kebencian.

Melihat Sifa seperti ini, Aurora mengangkat kepalanya dengan penuh kemenangan dan merasa senang saat melihat wanita ini merasa tidak nyaman.

"Hei, Aurora, apa yang kamu lakukan di sini? Apa yang kamu bicarakan dengan wanita seperti dia, tidakkah kamu merasa kotor saat menyentuhnya?"

Seorang wanita yang sangat centil berjalan ke arah mereka dengan senyum.

Aurora segera melepaskan tangan Sifa, mengambil tisu dari tas tangannya dan menyeka tangannya.

Sifa belum pernah melihat wanita itu, tetapi suaranya terasa familiar, seolah-olah dia pernah mendengar suaranya.

Aurora memasang ekspresi jijik dan menatap Sifa : "Benar juga yang kamu katakan, benar-benar tangan yang kotor."

Setelah berbicara, dia menoleh dan tersenyum pada wanita itu: " Indri, mengapa kamu ada di sini saat ini? Sudah lama tidak bertemu."

Mata wanita itu melihat Sifa dari atas sampai bawah, dengan senyuman: "Aku sebenarnya tidak ingin menyentuh benda-benda kotor, tapi sayangnya aku sudah bertemu dengannya."

Dalam kata-katanya, Sifa mengerti bahwa yang dia maksud adalah dirinya.

Aurora segera mengerti bahwa dia telah menemukan seseorang dengan tujuan yang sama dengannya dan dia segera setuju: "Ya, Benar-benar sangat menghancurkan pemandangan.”

Wanita itu menatap Aurora dan segera tertawa dengan centil. Suara tawanya membuat Sifa teringat bahwa dia telah mendengar suara ini sebelumnya.

Dia adalah perempuan yang dia lihat di taman tadi, perempuan yang ingin merebut Decky.

Sifa mencibir, berjalan kearah Indri dan tertawa terbahak-bahak, membuat Indri dan Aurora terpana tidak tahu trik apa yang sedang dimainkan Sifa.

Aurora menatap Sifa, kembali menoleh ke Indri dan berkata, "Wanita ini gila, kan? Mengapa dia tertawa?"

Indri juga sedikit bingung, menatap Sifa dan bertanya dengan marah, "Apa yang kamu tertawakan?"

Sifa membuang muka dan berdiri dengan tegak: "Kamu harus tahu bahwa aku adalah pasangan asli Decky. Kamu menyebutku kotor, tapi sebenarnya, kamu hanya iri padaku."

“Setidaknya, aku bisa seranjang dengan Decky. Bagaimana denganmu? Apakah kamu bisa melangkahiku? Bukankah kamu juga masih berpikir bagaimana caranya agar bisa tidur dengan Decky?”

Setelah Sifa selesai berbicara, dia menutup mulutnya dan tersenyum lembut pada Aurora dan Indri.

Indri agak bingung sesaat, bukankah wanita ini selalu patuh? Bagaimana bisa hari ini...?

"Kamu... Kamu, kamu adalah wanita. Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu? Mana mungkin kami ingin menjadi dirimu!" Ekspresi Indri terlihat sangat menyeramkan.

Namun sorot matanya yang terlihat bingung mengkhianatinya, Aurora menatap Sifa dengan tidak percaya. Apa yang membuat wanita ini kesal, sampai dia berbicara seperti ini.

Dibandingkan dengan Indri, memang tinggi badan Sifa lebih dominan. Ditambah dengan sepatu hak tinggi, Sifa menjadi jauh lebih tinggi dari Indri.

Sifa menatap Indri dengan tatapan remeh dan berkata dengan dingin, "Apa yang kukatakan tadi salah? Namun, asalkan kamu tahu, selama aku masih ada, jangan harap kamu bisa masuk ke keluarga Leng.”

Indri tidak pernah merasa begitu tertekan sebelumnya. Kata-kata Sifa membuat Indri melangkah mundur tak terkendali. Dia memandang Sifa dengan panik.

Setelah Sifa selesai berbicara, dia segera memulihkan ekspresi wajahnya kembali dan tersenyum terhadap Sifa dan Indri dan beranjak pergi.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu