Marriage Journey - Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
Sebenarnya ketika melihat paras wajah anak itu, anak ini sudah pasti adalah anggota keluarga Leng, hanya saja, dia masih mencurigai wanita itu, karena itulah, dia masih saja melakukan tes DNA kali ini, benar saja, anak itu adalah putranya, hasil dari kesenangan beberapa malam mereka.
Tapi, dia tidak menginginkan anak itu, hanya karena, darah yang mengalir di tubuh anak itu juga ada darah dari wanita itu, seluruh cinta dalam dirinya telah sepenuhnya diberikan pada Yuli, jadi, Sifa di matanya sekarang hanyalah kata ganti dari kebalikannya, Sifa sama sekali tidak berguna untuknya, Sifa juga tidak bernilai sama sekali baginya, sehingga, dia dengan kejam dan teganya menukar dua laporan hasil tes DNA ini, besok, dia akan pergi membawa hasil tes DNA yang dibawanya ini untuk diperlihatkan ke kakek, memberitahu kakek identitas asli dari anak ini.
Pagi keesokan harinya, Sifa bangun sangat pagi, dia selalu merasa kemarin kakek seperti punya hal yang mau dibicarakan kepadanya, tapi, tidak tahu kenapa terus ditahan dan tak mengatakan apa-apa padanya.
Dia merasa hari ini akan terjadi sesuatu, tapi, dia juga tidak tahu sebenarnya apa yang akan terjadi, sehingga, ketika makan sarapan pagi, kakek baru membuka mulutnya, satu tangannya menggendong cicitnya, lalu satu tangannya yang lain menyuapi cicitnya itu, tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan berkata kepada Sifa, “Sifa, beberapa hari lalu, aku mengambil darah anak ini untuk dilakukan tes DNA.”
Hati Sifa terkejut, walaupun dia bisa memastikan kalau anak ini adalah anak dari keluarga Leng mereka ini, tapi, dia juga pernah dengar kalau tes DNA semacam ini, mungkin saja tidak akurat, Apalagi, jika di dalam seluruh proses ini ada orang yang mengotak-atiknya, jadinya, dia sangat gugup, Kakek mengulurkan tangan dengan lembut, menepuk tangan Sifa, dan berkata, "Tidak apa-apa, hasil dari tes DNA ini sudah keluar, aku tahu aku tidak akan mungkin menyalahkanmu.”
Sifa bingung, tidak akan menyalahkanku? Apa maksudnya? tepat pada saat ini, pintu rumah terbuka, dan Decky masuk dari pintu itu ke dalam rumah.
Dia duduk di depan meja makan, lalu melihat Sifa dan berkata, “Kakek, hasil tes DNA-nya sudah aku bawakan, Kakek yang mengambil sampel untuk dites kan?”
Kakek Leng mengangguk, “Iya, bukalah, mari kita lihat sebenarnya hasil di dalamnya apa?” Sebenarnya kakek Leng sudah tahu jelas apa itu, tapi, dia sekarang masih tidak bisa menunjukkannya dulu, karena bagaimanapun dia juga tidak tahu setelah lewat kemarin malam, apakah cucunya berubah pikiran atau tidak.
Sehingga, Decky pun mengeluarkan hasil tes DNA itu, lalu berkata, “Anda bisa mengakui kalau anak ini adalah anggota keluarga Leng, dia memang adalah putraku.”
Kakek Leng melirik Decky dengan bingung, dia tidak menyangka kalau hal ini bisa jadi sepeti ini, kelihatannya dia memang tidak salah menilai.
Cucunya ini walaupun hatinya cukup kejam dan beracun, tapi cucunya ini tetap tidak akan mungkin menjadikan putranya sebagai lelucon, apalagi, menjadi orang itu memang harus punya batasannya, cucunya tidak akan mungkin mengabaikan batasan ini.
Oleh karena itu, Kakek Leng mengangguk dengan puas, lalu memandang Sifa dan berkata, "Kamu telah bersusah payah nak, kamu telah menuntunnya dengan baik selama bertahun-tahun ini, apalagi, kamu juga memberikan keturunan untuk keluarga Leng ini, kamu termasuk telah memberikan usaha dan kontribusi sangat besar untuk keluarga Leng, aku merasa itu terlalu sederhana dengan memberimu saham, apa yang kamu inginkan? Selama kamu mengatakannya, aku pasti bisa mengabukan dan memuaskanmu.”
Sifa menggelengkan kepalanya, “Aku melahirkan anak ini, hanya karena, aku melihat nyawa kehidupan kecil di dalam perutku, aku tidak tega untuk menggugurkannya, aku juga tidak akan menggunakan anak ini untuk mengancam atau meminta apapun dari kalian.
Hanya saja, aku harap jika aku mau pergi dari rumah keluarga Leng ini, anakku harus ikut denganku, namun, kalian tenang saja, aku akan sering membawa anakku untuk berkunjung kesini, aku tidak akan membiarkan hubungan kalian jadi jauh dan asing.”
Kakek Leng langsung memukul meja, dan berkata, “Apa yang kamu katakan ini? Anak dari keluarga kami, mana mungkin harus dibesarkan di luar sana, kamu juga tidak boleh pergi, selama aku hidup, kamu adalah nyonya dari keluarga Leng ini, kalau pergi keluar, apa kata orang-orang nanti?”
Ketika kakek Leng mengatakan ini, dia sama sekali tidak melihat ke arah Decky, jadi, dia juga tidak menyadari dan memperhatikan kalau Decky mengepalkan tangannya dengan sangat erat.
Decky sangat tidak senang dalam hatinya, dia kemarin malam telah memikirkan ini cukup lama, dan pada akhirnya dia menukar kembali hasil laporan tes DNA itu dengan yang asli, dia merasa dirinya masih saja tidak tega bersikap kejam kepada wanita ini, dia masih saja terlalu lemah dan baik hati,
Walaupun wanita ini selalu saja mencari masalah terus dengannya, tapi dia tidak bersikap terlalu bagaimana kepadanya, wanita ini punya seorang putra yang menjadi jimat pelindungnya, jadi, dia bisa melakukan apapun yang diinginkan di rumah mereka ini,
Sebenarnya, Decky tidak mengotak atik hasil tes DNA itu, karena dia tahu, kakeknya ini tahu dengan jelas di hatinya anak ini keluarga Leng atau bukan,
Jika hari ini hasil laporan itu dia tukar, besok kakeknya pasti lagi-lagi akan menyuruh orang untuk mengetes DNA lagi, hal ini tak akan mungkin bisa lama disembunyikan, nanti pada akhirnya malah akan menjadi masalah untuk dirinya sendiri.
Dia tidak sebodoh itu, membuat kakeknya punya sesuatu untuk mengancamnya, sehingga, hanya bisa memikirkan rencana jangka panjang, untungnya Yuli sekarang tinggal di rumahnya, sepertinya dia juga tidak ingin tinggal di rumah keluarga besar Leng, jadi, Decky masih punya waktu untuk memikirkan rencana lain untuk membuat wanita ini keluar dari rumah besar keluarga Leng.
Setelah kakek berkata seperti itu, sikapnya kepada Decky berubah drastis jadi sangat baik, dia menepuk Decky yang ada di sampingnya, lalu berkata, “Kamu apa tidak mau kesana untuk melihat putramu itu? Putramu ini sangat mirip sekali denganmu waktu kamu masih kecil, sangat lucu dan patuh, tapi tidak tahu setelah dia besar nanti, apa masih sebaik dan sepatuh seperti sekarang ini, karena bagaimanapun, ada genmu di dalam tubuhnya, jadi aku tidak berani mengambil kesimpulan akhir lagi.”
Decky hampir menggertakkan giginya begitu mendengar ucapan kakeknya ini, tapi, dia tidak bisa membantah apapun, karena kakeknya sekarang masih langit dan raja di keluarga Leng, selama kakek masih ada, selamanya dia tidak akan bisa mengubah nasibnya, hanya bisa mengalah dan menyerah pada kekuasaan di bawah kakeknya ini, dia juga bukannya tidak berharap kakeknya ini mempedulikan dan mengajarinya, tapi kakeknya ini terlalu ikut campur banyak hal, Decky merasa dia juga butuh ruangnya sendiri, tak lama kemudian sarapan berakhir dengan beberapa orang yang bergelut dengan pemikirannya sendiri, Sifa kemudian hanya mendengar kakek Leng ini menyalahkan cucunya.
Dia sama sekali tidak ikut bicara dari tadi, setelah sarapan pagi selesai, dia pun mengambil putranya dari gendongan kakek Leng, lalu berniat naik ke lantai atas, anaknya masih sangat kecil, jadi makan sedikit saja dan minum ASI, itu sudah cukup, tadi ketika si kecil makan, tanpa sengaja mengotori bajunya jadi perlu ganti baju, setelah selesai ganti baju, baru Sifa akan membawanya turun lagi untuk jalan-jalan.
Sifa sekarang karena sudah kembali ke negaranya setelah dari Amerika, jadi dia tidak punya pekerjaan, hanya menemani putranya ini setiap hari, karena beberapa hari ini, tubuhnya masih perlu istirahat untuk pemulihan, jadi dia juga tidak berpikir dulu untuk keluar dan mencari pekerjaan, hanya saja, dia tidak tahu kehidupan seperti ini sampai kapan, apa jangan-jangan keluarga Leng ingin mengurung dan membiayainya terus tanpa boleh dibagikan ke orang lain?
Setidaknya setelah sembuh nanti, dia masih ingin keluar dan melakukan pekerjaannya sendiri, karena bagaimanapun, sebelum melahirkan anaknya dulu, dia juga punya karirnya sendiri.
Tapi dia tidak menyangka baru saja dia mau masuk ke dalam kamar, dan belum sempat menutup pintunya, tiba-tiba ada tangan yang menahan di sana, pemilik tangan itu adalah Decky.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiDon't say goodbye
Dessy PutriMy Perfect Lady
AliciaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka