Marriage Journey - Bab 242 Kembali Normal
Hari demi hari, Sifa di Amerika Serikat sudah hampir selesai menjalankan masa nifasnya tanpa menyadarinya ……
Dia merasa sebulan terakhir ini bisa dibilang damai, lagipula tidak ada masalah yang disebabkan oleh Decky di Amerika Serikat, yang membuat hidupnya lebih mudah.
Hendi mengambil hasil pameran seni Sifa di dalam negeri dan masuk kedalam kamarnya ……
Melihat Sifa menggendong bayinya di bawah sinar matahari. Hendi tidak bisa menahan senyum di sudut mulutnya.
"Sifa, lihat……"
"Ini adalah hasil dari pameran lukisan kamu yang diadakan di dalam negeri, pendapatannya juga lumayan dan banyak lukisan kamu telah dibeli oleh beberapa pengagum."
Sifa mendengar Hendi melaporkan situasi ini kepada dirinya, itu benar-benar di luar imajinasinya sendiri.
"Wah, ternyata aku begitu hebat. Ternyata masih banyak orang yang mau membeli lukisan aku, melihat dari pendapatannya, aku bahkan tidak berani memikirkannya sebelumnya, aku yang mendapatkan semuanya sendiri."
Hendi memandang Sifa dan menghela nafas.
Dia memiliki sedikit opini lagi tentang gadis yang selalu membuatnya merasa tertekan.
Setelah hari-hari perawatan dan persahabatan ini, dia sekali lagi menemukan titik-titik bersinar di tubuh Sifa, di bawah siksaan penyakitnya, Sifa masih bisa menjalani kehidupan yang kuat dengan optimis.
Hendi tahu bahwa dengan cara inilah dia baru bisa sembuh dari penyakitnya dengan sangat cepat.
"Ya, ini semua berkat dirimu sendiri! Aku juga bangga padamu."
Setelah Hendi selesai berbicara, dia membawa anak di pelukan Sifa ke dalam pelukannya ……
Di bawah sinar matahari, dia tersenyum cerah kepada anak itu, seolah-olah anak itu juga menanggapi Hendi.
Adegan ini begitu hangat dan lembut bagi orang luar ……
Sifa melihat Hendi menggendong anaknya, dia tanpa sadar memikirkan Decky yang selalu membuat dirinya putus asa.
Dia berpikir di dalam hatinya tentang betapa sempurnanya jika Decky yang menggendong anaknya saat ini ……
Tetapi dengan pemikiran seperti itu, dia hanya bisa memikirkannya, dia tidak pernah menyangka pemandangan seperti itu akan muncul di depan matanya.
Sifa tahu bahwa Decky sangat membenci dirinya, bagaimana dia bisa mengakui anaknya sendiri.
Sifa bangkit dan berdiri, menghirup udara Amerika yang segar di bawah sinar matahari, tiba-tiba merasa lega yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Setelah pengobatan khusus oleh dokter terhadap Yuli, kondisinya menjadi lebih stabil dan dapat berkomunikasi dengan orang lain, selain berada di perusahaan, Decky pergi ke rumah sakit untuk merawat Yuli.
Dia menyaksikan situasi Yuli menjadi lebih baik dari hari ke hari dan semua ingatannya perlahan pulih, meskipun di dalam hatinya dia selalu percaya bahwa Sifa yang menyebabkan Yuli menjadi seperti ini.
Tetapi tidak tahu kenapa, melihat Yuli yang bangun, Decky selalu memiliki dorongan untuk bertanya tentang apa yang terjadi pada hari itu, tetapi dia tidak ingin merangsang Yuli.
Sejak Yuli bangun, dia tidak pernah mengungkit apapun tentang Sifa. Bagaimanapun, ingatan Yuli belum hilang, dia bisa mengingat orang tua dan teman-temannya, serta Decky, bahkan Laras dan model Ariana.
Yuli tidak menyebutkan apapun tentang Sifa, ini selalu membuat hati Decky penuh dengan keraguan. Jelas bahwa dia dan Sifa pernah menjadi teman yang sangat baik, mengapa Yuli yang sudah bangun tidak bertanya apa pun mengenai Sifa.
Decky memandang Yuli yang melamun di bangsal melalui jendela di luar pintu bangsal dan tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.
Sejak Yuli bangun, entah kenapa, Decky memiliki perasaan yang sangat aneh padanya, sepertinya wanita yang sangat dia kenal tiba-tiba menjadi pendiam setelah bencana seperti itu.
Decky mengingat kembali segala sesuatu antara dirinya dengan Yuli, seolah-olah dia belum pernah melihat Yuli memiliki tampilan seperti itu yang membuatnya tiba-tiba merasa sangat asing.
Dia membawa sup ikan mas kesukaan Yuli, merapikan kerah bajunya, membuka pintu bangsal dan berjalan menuju tempat tidur Yuli……
Tampaknya karena kedatangan Decky, Yuli berhenti melamun.
Dia tersenyum pada Decky yang berjalan ke arahnya ……
"Decky …… kamu membawakanku sup ikan mas lagi?"
Mendengar pertanyaan Yuli, Decky meletakkan sup ikan di sebelah mejanya, sambil tersenyum dan mengangguk lalu duduk di kursi.
"Yah, aku membelinya di toko favoritmu, kokinya sangat senang mendengar kamu bangun, dia bilang dia akan menambahkan beberapa bahan khusus ke dalam sup ikan, yang akan sangat bermanfaat untuk kesembuhanmu. "
Yuli mendengar Decky menjelaskan semua ini pada dirinya, meskipun wajahnya menunjukkan senyuman, tetapi senyuman ini sekali lagi membuat Decky merasa selalu ada perasaan kabur yang tak terlukiskan.
Decky tampaknya melihat kepahitan yang tak terkatakan dari wajah yang tersenyum ini, dia tidak tahu bagaimana menggambarkan Yuli di depannya, mungkin dia terlalu banyak berpikir, lagipula, Yuli sudah bangun sekarang.
Ini adalah adegan yang sudah lama dia nantikan, bagaimana dia bisa meragukan wanita yang sangat dia cintai saat ini!
"Decky, apa yang kamu pikirkan sampai bengong di sana? Tuangkan aku sup ikan mas, aku sangat ingin memakannya."
Mendengar kata-kata Yuli pada dirinya, Decky tiba-tiba ditarik keluar dari pikirannya.
Tidak tahu mengapa dia bisa terbengong tadi dan sekarang merasa sedikit malu di depan Yuli.
Decky dengan cepat bangkit dan berdiri, perlahan menuangkan sup ikan mas di atas meja ke dalam mangkuk sup, mengambil sendok dan bersiap untuk menyuapi Yuli.
"Decky, hari ini kamu tidak usah menyuapi aku lagi, aku akan melakukannya sendiri."
Setelah mengatakan ini, Yuli mengambil sendok, mengambil mangkuk di tangannya dan memakan semangkuk sup ikan mas.
Sambil makan, dia memuji sang koki bahwa pengerjaannya masih sama seperti sebelumnya.
"Yuli, kata dokter, kamu bisa keluar dari rumah sakit dalam satu minggu, aku akan membawa tinggal di rumahku, sehingga aku bisa menjagamu."
Saat Decky mengatakan ini, Yuli yang sedang memakan sup, tiba-tiba memasukkan sendok ke dalam mangkuk.
Ada perasaan yang tak terkatakan di matanya yang tidak bisa dipahami Decky. Melihat Yuli di depannya, Yuli sepertinya memikirkan sesuatu dan tidak menjawabnya.
Setelah sekian lama, Yuli baru mengangguk.
"Baiklah, mari kita bicarakan tentang itu saat aku pulang dari rumah sakit."
Meskipun Decky tidak terlalu puas dengan jawaban ini, tetapi Yuli juga menyetujuinya, mengambil sup ikan mas dari Yuli dan menaruhnya di atas meja.
"Yuli, kamu istirahatlah dulu, aku akan bertanya pada dokter lagi, apakah situasimu saat ini pantas untuk dipulangkan secepat mungkin."
Meskipun Decky melihat tidak ada lagi situasi serius tentang Yuli, bahkan jika dia tidak meninggalkan rumah sakit setelah seminggu, itu juga akan baik-baik saja, tetapi untuk keselamatannya, dia masih ingin memastikan kepada dokter lagi.
Usai bicara, dia bangkit dan berdiri, kemudian Yuli tiba-tiba meraih tangannya.
"Decky …… Sejak aku bangun, kamu belum mengungkit tentang Sifa sekalipun. Di mana dia sekarang?"
Decky terkejut dengan pertanyaan Yuli, meskipun dia terus berpikir mengapa Yuli tidak menanyakan apapun tentang Sifa ketika dia bangun akhir-akhir ini, tetapi ketika Yuli bertanya, dia masih agak terkejut ……
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Charming Lady Boss
AndikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaUntouchable Love
Devil Buddy1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaInnocent Kid
FellaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka