Marriage Journey - Bab 227 Suasana yang Menekan
Meskipun Decky telah mendengar jawaban dokter dengan jelas, tapi dia tetap tidak ingin mempercayai bahwa semua ini benar-benar terjadi.
Dia mengangkat kakinya yang terasa berat, mengambil langkah menuju bangsal.
Dia tidak tahu bagaimana menghadapi Yuli yang terbaring di ranjang. Walau dia telah mencoba segala cara untuk merawat Yuli selama bertahun-tahun ini, tapi tetap tidak ada efek membaik. Sekarang bahkan muncul kabar buruk seperti ini.
Saat langkah kaki semakin dekat dengan ranjang, dia bisa melihat wajah Yuli dengan jelas.
Wanita yang pernah dicintainya telah terbaring di ranjang ini selama lebih dari tiga tahun!
Tapi dia malah tidak berdaya saat melihat Yuli menjadi semakin kurus dan lemah karena siksaan penyakitnya, terus koma dan tidak pernah membuka mata yang cerah dan jernih itu.
Pada saat ini, tinju Decky terkepal semakin erat. Dia merasakan sakit di telapak tangan yang tertusuk oleh ujung jari ...
Dia berjalan ke depan Yuli, mengendurkan tinju, mengelus wajah Yuli dengan kedua tangan, benak teringat kembali momen-momen saat bersama dengan Yuli ...
Kenapa wanita yang begitu indah di dalam hatinya tiba-tiba berbaring di sini, tidak bisa bicara dan bergerak, bahkan tidak bisa membuka matanya untuk melihat orang yang dicintai.
Momen ini, Decky tidak bisa menahan air mata yang terkumpul di matanya.
Dia yang tidak pernah mudah meneteskan air mata, kini tidak bisa mengendalikan emosi setelah mengetahui kabar buruk tentang Yuli yang mungkin tidak akan bertahan lama lagi.
Air mata yang berharga itu membasahi wajah Yuli setetes demi setetes ...
Saat ini, orang tua Yuli juga telah datang ke rumah sakit ...
Ketika Decky mendengar suara orang tua Yuli berbicara di koridor, dia buru-buru menyeka air mata di wajahnya ...
Bagaimana boleh dia yang tabah dan tak terkalahkan ini membiarkan orang luar melihat dirinya menangis.
Segera setelah itu, pintu bangsal dibuka oleh seseorang dari luar.
Decky segera bangkit sambil menoleh untuk melihat orang tua Yuli yang masuk. Ibu Yuli terlihat sangat cemas, dia bergegas ke ranjang Yuli.
"Putriku tercinta, kenapa kamu menjadi seperti ini? Apakah kamu benar-benar mau meninggalkan ibu ..."
Ibu Yuli berkata kepada Yuli yang terbaring di ranjang dengan nada memohon, serta menyedihkan.
Semua orang tahu bahwa Yuli tidak mungkin bisa mendengar kata-katanya, tetapi wanita ini telah berbicara kepada putri kesayangannya dengan cara ini selama bertahun-tahun!
Mungkin ini adalah tindakan yang tidak bisa dikendalikan semua ibu.
Ekspresi wajah ayah Yuli yang berdiri tak jauh dari ranjang juga tampak tegang, alisnya mengernyit erat sambil memandang putrinya yang ada di ranjang. Matanya penuh kesedihan, serta ketidakberdayaan.
Decky mengambil langkah berat menuju ayah Yuli.
"Paman ... aku benar-benar minta maaf. Saat Yuli bersituasi seperti ini, aku malah tidak bisa memberikan bantuan apapun."
Decky merasa tidak ada gunanya dia mengucapkan kata-kata seperti itu, tetapi dia tetap mengatakannya.
Mungkin dia yang telah menjaga di sisi Yuli selama beberapa tahun sudah cukup menghibur orang tua Yuli!
Ayah Yuli tidak memperlakukan Decky seperti saat Yuli baru mengalami kecelakaan.
Dari ketidakpedulian di awal sampai perlahan-lahan bersikap diam, diam-diam menyetujui Decky untuk menjaga putrinya Yuli.
Mungkin dia tidak ingin membiarkan putrinya terlalu kesepian di rumah sakit yang dipenuhi bau desinfektan.
Namun ayah Yuli tetap tidak menjawab perkataan Decky, dia hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sangat tidak berdaya. Ini membuat Decky merasa sangat tertekan.
Decky merasa walau dirinya telah merawat Yuli dalam beberapa tahun terakhir ini, dia tetap tidak bisa lepas dari kabar bahwa Yuli akan masuk dalam kondisi sakit parah.
Ibu Yuli masih berdiri di depan ranjang Yuli sambil berbicara.
"Putriku sayang, Yuli yang kucintai, kamu adalah putriku yang paling berharga di dunia ini. Bagaimana boleh kamu meninggalkan ibu?"
"Putriku, cepat bangun, oke?"
Kata demi kata merambat masuk ke telinga Decky ...
Bukankah ini juga merupakan hal yang diharapkannya! Dia berpikir di dalam hati, berharap bahwa wanita yang telah dirawat dirinya selama tiga tahun ini harus bisa melewati rintangan kali ini.
Bahkan jika dia harus banyak berkorban, dia tidak akan ragu.
Pintu bangsal perlahan-lahan dibuka dari luar, kepala pelayan masuk ...
"Nyonya, tuan, ada banyak teman yang memiliki hubungan baik dengan keluarga datang dan menunggu di luar. Mereka bilang mereka mau masuk untuk melihat Yuli."
Setelah kepala pelayan mengatakan ini, dia terus memperhatikan ayah Yuli sambil menunggu jawaban.
"Suruh mereka semua pergi. Putriku baik-baik saja sekarang. Bilang ke mereka, suruh mereka pulang saja. Selain itu, terima kasih atas niat baik mereka."
Setelah mendengar jawaban dari ayah Yuli, kepala pelayan meninggalkan bangsal dan pergi ke koridor untuk memulangkan orang-orang yang datang berkunjung.
Saat ini, hati Decky sangat sedih. Kabar buruk seperti ini tersebar begitu cepat. Orang-orang itu pastinya datang karena memberi muka pada ayah Yuli.
Bagaimanapun, Keluarga Jiang juga termasuk keluarga berstatus tinggi dan dapat dianggap sebagai salah satu keluarga teratas di dunia bisnis. Bagi orang-orang itu, tidak diragukan lagi ini adalah kesempatan terbaik untuk menjalin hubungan.
Namun, kunjungan semacam ini tidak ada apa-apanya bagi orang tua Yuli. Mereka selalu merasa putri mereka akan baik-baik saja.
Mereka tidak mau menerima kenyataan yang akan terpapar di hadapan mereka.
Saat ini, ponsel Decky berdering. Dia segera mengeluarkan ponsel sambil keluar dari bangsal.
Orang-orang di koridor belum bubar. Kepala pelayan sedang memulangkan mereka satu per satu. Beberapa orang sudah mengenali Decky, mereka menyapa Decky dengan menganggukkan kepala.
Decky sedang memegang ponsel, telepon terhubung, dia berjalan menuju ke ujung koridor.
"Apa apa?"
Setelah menjawab panggilan tersebut, Decky langsung bertanya kepada orang di ujung lain telepon.
Mungkin karena suasana hati yang buruk, sebelum orang di ujung telepon menjawab, dia langsung berkata, "Aku di rumah sakit sekarang, ada masalah di sini. Kalau tidak ada apa-apa, jangan hubungi aku."
"Tuan Decky, ada beberapa hal yang perlu kamu tangani. Kami sudah menyelidiki penyebab penurunan kinerja perusahaan. Grup Shen adalah milik keluarganya Hendi."
Kata demi kata sekretaris memasuki telinga Decky.
Ketika diketahui bahwa Grup Shen dimiliki oleh keluarganya Hendi, kemarahan Decky seketika membara di dalam hati ...
Tanpa diduga, Hendi menggunakan metode seperti ini untuk melawan dirinya. Tujuannya tidak lain adalah melawan ketidakadilan.
"Oke, aku sudah tahu. Aku akan kembali ke perusahaan sore nanti!"
Setelah mengatakan ini, Decky mematikan telepon dengan sekretaris. Dia berdiri di ujung koridor, tidak kembali ke bangsal, melainkan mengeluarkan rokok di saku, mengambil satu batang dari kotak dan menyalakannya.
Udara di dalam koridor mulai tercium bau rokok. Wajah cemberut Decky tampak semakin muram.
Ketika dia mengetahui bahwa Hendi yang melakukan semua ini, hatinya lagi-lagi tanpa sadar menyalahkan Sifa atas semuanya.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyPergilah Suamiku
DanisMy Tough Bodyguard
Crystal SongPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka