Marriage Journey - Bab 14 Wanitaku

Mata Decky menatap tajam,dan Sifa tidak bisa bergerak sama sekali dan hanya bisa menatap Decky, tangannya melindungi perutnya dan wajahnya penuh siap siaga.

Decky menatap Sifa dengan dingin dan melihat pakaian Hendi dan sisa makanan di atas meja yang baru saja selesai di kemas oleh Sifa.

Tiba-tiba teringat bahwa Yuli masih berbaring di tempat tidur karena Sifa, tangan Decky semakin erat memegang dagu Sifa.

Saat Decky bersama Yuli, Yuli juga mengatakan hal yang sama kepada Decky, dia yang memasak, menjaga rumah dan satu keluarga merasa bahagia itu sudah cukup.

Tapi kenapa? Wanita yang dia cintai saat ini masih terbaring di ranjang rumah sakit dan tidak sadar, sedangkan tersangka yang melukainya sekarang sedang menjalani kehidupan yang dia inginkan.

Decky tidak memberi Sifa kesempatan untuk bereaksi, dan langsung menampar wajah Sifa dengan kuat.

Seketika wajah Sifa memerah karena tamparan itu, air matanya langsung mengalir, wajahnya terasa sangat sakit.

Air mata Sifa terus mengalir, Sifa mencoba menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara tangisan.

Sifa mengira bahwa awal saat Decky memutuskan untuk menikahi dirinya karena Decky pernah mencintainya. Meskipun pada akhirnya, Sifa tidak merasakan perasaan itu.

Namun, Sifa masih tetap bertahan, dia mengira dengan berada di sisi Decky, mematuhinya dan tidak melawan, maka dirinya akan mendapatkan cinta malang yang selalu dia inginkan.

Tetapi saat Decky ingin Sifa mengaborsi anaknya dan menyelamatkan Yuli, Sifa saat itu langsung tersadar, bagaimanapun Sifa menjelaskannya dan berusaha, semuanya hanya akan sia-sia.

Decky mungkin tidak akan memaafkan Sifa seumur hidupnya, dan Sifa telah menghabiskan masa mudanya selama tiga tahun demi seorang pria yang tidak mencintai dirinya.

Decky memandang Sifa yang seperti itu, kemudian mengeluarkan saputangannya dengan jijik, dan menyeka telapak tangannya yang baru saja menampar wajah Sifa.

Ekspresi mata Decky penuh penghinaan dan tersenyum menyeringai, berkata: "Kamu adalah istriku, meskipun aku tidak menginginkanmu lagi, kamu tetap milikku."

"Kamu berani datang ke rumah pria lain dan tidak pulang selama beberapa hari. Aku tidak peduli dengan perilaku liarmu. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa selama aku masih hidup, kamu tidak akan bisa menjalani kehidupanmu dengan baik!"

Sifa menundukkan kepalanya, air mata membasahi pipinya, kemudian menutupi wajahnya yang hangat, dan berbisik, "Aku mengerti maksudmu, aku akan kembali."

Decky melihat reaksi Sifa dan merasa sedikit tidak senang. Wanita ini selalu patuh padanya berkali-kali.

Tapi reaksi Sifa saat ini bukanlah reaksi yang diinginkan oleh Decky. Sebelumnya saat di rumah sakit, demi melindungi anak itu, Sifa bersikap keras kepala dan gigih, dan sekarang wanita itu langsung menyetujui apa yang dikatakan oleh Decky.

Decky mengerutkan keningnya dan perlahan-lahan berjalan berputar mengelilingi Sifa, Decky menatap Sifa sambil tersenyum menyeringai dan berkata, "Benarkah, aku tidak pernah bisa membiarkan wanita kotor masuk ke dalam rumahku."

Sifa menggigit bibirnya, dia tahu apa maksud dari perkataan Decky. Sifa juga tahu bahwa dirinya tinggal dirumah Hendi, mungkin akan mendapatkan penilaian yang tidak baik, tetapi Decky mengatakan dirinya kotor.

Sifa menggelengkan kepalanya dan menatap Decky dengan tulus. "Tidak, aku bersih, dan anak dalam kandunganku adalah milikmu. Tidak peduli apakah kamu percaya atau tidak, semua yang aku katakan itu benar. Aku tidak berbohong."

Decky memandang Sifa, dan wajahnya tiba-tiba berubah, "Jika kamu itu bersih, maka tidak ada wanita bersih lagi di dunia ini."

"Aku tidak tahu anak itu milikku atau bukan, wanita berambisi seperti dirimu, bagaimana aku tahu berapa banyak pria yang kamu temui, apakah anak itu milikku, atau selingkuhanmu?"

Hendi baru saja pulang kerja pada saat ini, dan baru saja pintu lift terbuka, dia melihat pintu rumahnya sudah terbuka lebar.

Hendi segera teringat saat Sifa pingsan, dia langsung panik dan bergegas lari ke ruang tamu, kemudian melihat Sifa dan Decky berdiri di ruang tamu.

Hendi mendengarkan semuanya yang baru saja dikatakan oleh Decky dan melihat bekas tamparan di pipi Sifa.

Hendi bergegas mendekati Sifa, kemudian menghadangnya sambil menatap wajah Decky dengan marah: "Kamu jangan kelewatan, pria macam apa yang memukul wanita?"

Setelah selesai berbicara, Hendi berbalik dan menundukkan kepalanya untuk melihat Sifa dengan sedih, "Sifa, apakah kamu baik-baik saja, apa yang dia lakukan padamu?"

Hendi berusaha menahan emosinya dan bersabar. Decky melihat kedatangan Hendi, kemudian melihat aksi Hendi kepada Sifa dan nama panggilannya kepada Sifa.

Decky benar-benar tidak bisa menahan emosinya lagi, dia tersenyum menyeringai ke arah Sifa dan Hendi, mencibir : "Aku kira siapa, pria selingkuhanmu sudah datang kemari, kenapa, apakah kamu merasa sedih? "

Nada suara Decky mulai terdengar rusuh, tetapi Decky juga berusaha menahan emosi yang ada di dalam hatinya. Tidak tahu mengapa, Decky merasa tidak bahagia di dalam hatinya.

Sifa menunduk, menggelengkan kepalanya dengan suara kecil dan berkata kepada Hendi ; "Tidak apa-apa."

Tetapi setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Decky, Sifa menahan diri dan menggigit bibirnya, kemudian mengangkat kepalanya secara tiba-tiba.

Sifa menatap Decky dan berkata, "Aku tidak peduli seberapa besar kamu membenciku dan tidak suka padaku, tetapi masalah ini tidak ada hubungannya dengan Hendi. Jika kamu tidak senang langsung saja padaku."

Sifa melangkah maju dan berhenti di depan Hendi. Hendi awalnya ingin menjelaskannya pada Decky agar mendapatkan keadilan untuk Sifa.

Tetapi saat itu, Hendi melihat Sifa berdiri di depannya, Hendi tersenyum lembut, ternyata Sifa peduli padanya.

Decky mengangkat alis, dia tidak menyangka wanita ini saat berbicara tentang pria itu dan sikapnya saat ini terhadap pria itu, sangat berbeda dan bertolakbelakang.

Hati Decky seketika berubah, amarahnya langsung melonjak dan berteriak keras ke arah Sifa.

"Apakah saat ini kamu berhak untuk bebicara, aku sudah mengatakannya padamu, selama masih aku, Decky, aku tidak akan membiarkan kamu, Sifa, menjalani kehidupanmu dengan baik. Menghadapi pria seperti dirimu tidak ada apa-apanya, Kamu pikirkan sendiri. "

Setelah Decky selesai berbicara, Decky memandang Hendi dengan tatapan penuh penghinaan. Sifa berdiri diam di tempat dan terus menatap Decky.

Sifa tahu Decky adalah orang yang berkuasa dan sangat mudah baginya untuk membuat orang biasa seperti Sifa dan Hendi menderita, tetapi Sifa sudah terbiasa.

Namun, Hendi tidak bersalah dalam hal ini, Sifa menahan air matanya dan berjalan ke depan Decky dengan hati-hati.

Lalu menatap tatapan dingin Decky ; "Katakanlah, apa yang kamu inginkan, agar masalah ini selesai."

Hendi mendengar Sifa berkompromi dengan Decky, dan tahu bahwa Decky tidak akan membuat Sifa menjalani hidupnya dengan baik, Hendi kemudian dengan cemas melangkah maju dan menarik Sifa : "Sifa, kamu tidak boleh...

Sebelum kata-kata Hendi selesai, Decky melangkah maju dan melepaskan tangan Hendi yang sedang menarik tangan Sifa, dan melangkah maju.

Kemudian Decky memeluk Sifa dan bibirnya tersenyum, lalu berbisik di telinga Sifa ; "Setelah kembali, layani aku dengan baik malam ini, masalah ini dianggap selesai."

Napas hangat berhembus ke bagian sensitif Sifa, menyebabkan Sifa bergidik, dan raut wajahnya tidak begitu baik.

Hendi berdiri di sebelah Sifa, tangannya yang baru saja dilepaskan oleh Decky masih terasa sangat canggung, Hendi membuka mulutnya dan seperti ingin mengatakan sesuatu.

Sifa menggigit bibirnya dan menatap Hendi dan berkata sambil tersenyum, "Aku baik-baik saja, Hendi, aku telah merepotkanmu beberapa hari ini, aku hanya mengalami sedikit konflik dengan suamiku, dan sekarang aku harus kembali."

Setelah Sifa selesai berbicara, dia berbalik dan tersenyum pada Decky. Decky mengangguk dan tersenyum dingin pada Hendi : "Apakah masih ada yang ingin Dokter katakan?"

"Jika tidak ada lagi, kami pergi dulu. Aku membawa wanitaku pulang ke rumah, tidak ada masalah kan?"

Decky menyatakan haknya dengan arogan dan melihat Hendi tidak berbicara.

Decky berbalik dan melangkah keluar ke arah pintu, seolah-olah Decky tidak ingin tinggal di ruangan ini lagi meskipun hanya sebentar dan Sifa berdiri di depan Hendi.

Sedikit tersenyum dan berkata, "Maaf Hendi, aku tahu niatmu baik, tetapi aku punya pilihanku sendiri, maaf telah merepotkanmu akhir-akhir ini."

Setelah selesai berbicara, Sifa langsung ingin pergi. Hendi menundukkan kepalanya dan dengan lembut memanggil nama Sifa : "Sifa, kapanpun kamu membutuhkanku, aku akan berada di sisimu."

Sifa berhenti dan mengangguk, kemudian berjalan keluar bersama Decky, berlari kecil mengejar ketinggalan dan mengikuti Decky dari belakang.

Decky dan Sifa pergi ke tempat parkir bawah tanah, Decky masuk ke dalam mobil dan menyalakan mobil. Decky sama sekali tidak melirik Sifa selama perjalanan.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu