Marriage Journey - Bab 27 Tidak Boleh Mati!

Beberapa waktu ini Sifa juga tidak santai, sejak setelah masalah rumah sakit, Decky juga tidak pernah pulang lagi.

Bagi Sifa ini juga hal yang bagus, dia sendiri juga tidak perlu memikirkan berapa lama dia akan kembali.

Dibawah bantuan Hendi, Sifa mendapatkan sebuah lembaga pelatihan, sejak Sifa menikah dengan Decky, dia seperti burung emas yang dikurung didalam sangkar.

Dulu dia tamat dari kuliah tidak berapa lama, mempunyai pengalaman kerja, tapi hanya bekerja setengah tahun di sebuah perusahaan design gambar yang kecil.

Tapi ini tidak membuat Sifa kehilangan rasa sukanya terhadap menggambar, hari senin dan jumat Sifa akan pergi tempat pelatihan untuk belajar.

Sejak kejadian kali itu, Decky diam-dia menyuruh Laras mencari orang untuk mengikuti Sifa.

Akhir-akhir ini Decky sibuk sekali, tapi dia masih akan meluangkan waktunya untuk melihat bagaimana keadaan Sifa.

Waktu Decky membawa Sifa keluar, dia menyuruh orang memasangkan kamera tersembunyi dirumah, sesekali dia akan membuka laptopnya untuk melihat.

Sifa sepertinya tidak mendapatkan luka yang sangat besar dari kejadian kemarin, masih sama seperti dulu, semuanya masih seperti dulu.

Setelah Sifa selesai dari kelas seninya, melihat bahwa langit sudah gelap, Sifa melihat waktu, jam segini harusnya masih ada bus.

Langsung menyimpan barangnya dan menyandang ranselnya berlari cepat ke halte bus, sama sekali tidak memikirkan kalau dia sekarang sudah hamil.

Decky yang duduk di dalam mobil telapak tangannya terus berkeringatan, dia juga tidak tau kenapa, setelah pulang kerja langsung datang ke tempat Sifa belajar menggambar.

Dia jelas-jelas sangat membenci wanita ini, atau mungkin demi tidak ingin melihat wanita ini hidup dengan baik.

Decky menghibur diri sendiri, tapi melihat wanita itu dalam keadaan hamil berlari mengejar bus, Decky tidak berhenti menahan diri untuk mencengkram telapak tangannya.

Ekspresi wajah Decky bergetar, tapi tetap tidak turun dari mobil, matanya hanya mengikuti bayangan kecil itu yang terus berlari.

Saat ini cuaca tidak begitu bagus, angin terus bertiup, Decky menutup jendela mobil dan membuka mesin pemanas, baru terasa lebih hangat.

Dia melihat Sifa dari kejauhan, pakaian Sifa sepertinya ti[is sekali, di halte bus hanya ada dia seorang menunggu bus.

Mobil Decky pelan-pelan mendekati Sifa, hatinya berkonflik apakah ingin mengantarkannya pulang atau tidak.

Sifa tidak memperhatikan kehadiran Decky, dia terus melihat ke arah datangnya bus.

Sifa tidak berhenti melihat jam tangan, wajahnya tampak sekali dia sangat panik sekarang.

Wajah Decky keheranan, bukannya dia sudah memberinya black card yang unlimited, apakah wanita ini bodoh, di cuaca sedingin ini menunggu bus?

Sifa menunggu sangat lama, bus akhirnya sesuai ekspetasi berhenti di halte。

Wajah Sifa akhirnya memunculkan senyuman, dengan terlatih memasukkan uang dan naik ke dalam bus, mencari kursi paling belakang yang dekat jendela.

Di jam segini bus di jalur ini tidak banyak orang, Sifa selalu duduk di tempat ini, sepertinya sudah menjadi miliknya.

Bus dengan pelan melaju, Decky melajukan maybachnya ikut dibelakang bus.

Sifa duduk di posisi ini, Decky kebetulan bisa melihat Sifa, Sifa memangku dagunya dengan tangan, melihat keluar sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Decky mengikuti bus, sampai Sifa turun dari bus, berjalan ke arah villa, Decky baru menghentikan mobilnya.

Dulu tidak pernah tau, disini masih ada pemberhentian bus, tapi sepertinya jaraknya terlalu jauh dari villa, sudah malam sekali, Decky bukan tenang sekali, melihat Sifa masuk ke dalam villa, Decky baru melajukan mobilnya pergi.

Angin di sepanjang jalan Shanghai masuk ke dalam mobil, membuat Decky tidak berhenti menggigil, rupanya disini sedingin ini, sedangkan wanita ini, malah tidak mengatakan kepada dirinya.

Apa wanita ini benar-benar bodoh, dalam keadaan seperti ini juga bisa bertahan, benar-benar keras kepala.

Sifa kembali ke rumah makan sedikit makanan langsung berbaring di sofa baca buku, pembelajaran satu harian hari ini membuat Sifa merasa sangat cukup.

Dia sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini, sejak bersama dengan Decky, dia langsung memutuskan semua komunikasi dengan dunia luar.

Kalau bukan pencerahan Hendi kali ini, mungkin dirinya masih sama seperti dulu, tidak berubah sedikitpun, masih menjalani hidup seperti dulu.

Sifa membalik-balikkan sketsanya, wajahnya tersenyum tipis.

Decky yang di depan komputer terus melihat video sambil menahan kepalanya, melihat wanita yang didalam layar dengan tenang melihat buku.

Decky mengerutkan keningnya, sejeka menikah dengannya wanita ini menjadi sangat pendiam, sering sekali dia sendiri akan melupakan keberadaan orang ini.

Tapi akhir-akhir ini dirinya malah begitu berbeda, sesekali akan datang ke tempat dimana dia tinggal.

Decky mengetuk permukaan meja dengan jarinya, tampaknya sangat bosan, tapi matanya masih melihat lekat layar komputer.

Sifa berbaring di atas sofa, lambungnya samar-samar mulai kesakitan, waktu masih awal, dia terus menekan lambungnya, lambungnya langsung membaik.

Sifa ingin berdiri, tapi malah merasakan kesakitan yang amat sakit di bagian lambungnya, membuat Sifa kesakitan sambil membungkukkan badannya.

Keringat sebesar biji mengalir dari kening Sifa, dia meraup nafas banyak-banyak, tapi masih tidak berguna.

Decky melihat wanita didalam layar sepertinya sedikit aneh, dia langsung berdiri mengambil handphone menelepon nomor Sifa.

Tapi telepon berbunyi lama sekali tidak ada yang menjawab, saat ini Decky panik sekali, terus berjalan kesana kemari di depan komputer.

Wanita ini memang tidak begitu sehat, sekarang di dalam perutnya ada bayi, bagaimana kalau terjadi sesuatu.

Decky tidak bisa menahan perasaannya melajukan mobilnya ke depan pintu villa, karena dirinya sering tidak tinggal disini, jadi sama sekali tidak membawa kunci.

Decky langsung menendang pintu sampai terbuka, dengan kepanikan berlari ke ruang tamu.

Begitu masu langsung melihat Sifa meringkukkan dirinya di atas lantai, Decky terkejut sekali, dirinya tidak pernah melihat wanita ini seperti ini.

Dia dengan kuat meneriakkan nama Sifa : "Wei! Sifa, kamu kenapa?"

Tapi berteriak begitu lama, Decky langsung kepanikan, dengan cepat menggendong Sifa.

Saat ini Sifa sudah pingsan, wajahnya sepucat kertas.

Decky panik, sepertinya dulu Yuli juga begini, Decky teringat keadaan waktu itu dengan sekarang sama.

Dia sedikit melamun, menggendong Sifa langsung melajukan mobil ke rumah sakit, gtapi disini adalah pinggiran kota, jarak ke rumah sakit sedikit jauh.

Decky menginjakkan gasnya sampai kandas menuju rumah sakit, sambil mengendarai mobil dan sambil membalikkan kepalanya melihat ke arah Sifa berteriak kuat: " Sifa, kamu ini, kalau tidak ada izinku kamu tidak boleh mati, kamu masih belum membayar utangmu!"

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu