Marriage Journey - Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati

Melihat Decky yang berada di depannya, Sifa tiba-tiba merasa dirinya tidak ada muka untuk menghadapinya, sehingga dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan berdiri di samping dengan diam.

Gustian menghampiri Decky Leng dengan senyuman tipis: "Decky, kalau kamu ada waktu kita bisa bicara dulu.."

Sebelum Gustian selesai bicara, Decky sudah memotong kata-katanya: "Tidak, aku tidak memiliki hal yang bisa dibicarakan dengan kaliam"

Decky berputar balik badan, tidak mau melihat ke siapa pun, dia terlihat sangat arogan.

Gustian menggelengkan kepalanya dan berkata lagi kepada Decky: "Kalau begitu, apa tujuan kedatangan kamu hari ini?"

Decky berputar balik badan dan menatap ke Laras dengan tatapan tajam yang dipenuhi kebahayaan: "Bagaimana menurut kamu?"

Setelah itu dia menghampiri Laras secara perlahan, pada saat itu semua orang melihat Laras dengan suasana hati yang khawatir.

Gustian adalah teman mereka, tentu saja dia khawatir kondisi antara Decky dan Laras, sehingga dia segera menghalang di depan Laras.

Tetapi Laras berkata: "Aku tidak apa-apa, aku akan menyelesaikan hal yang aku lakukan sendiri"

Laras melihat ke Decky Leng dengan ekspresi yang tenang, dia sudah pernah memikirkan adegan seperti ini banyak kali. Kalau mau bertanya apakah dia menyesal sekarang, jawabannya adalah, tidak pernah.

Hendi yang berdiri di depan Sifa Shen merasa sangat tidak berdaya, dia tahu hati Sifa sekarang terasa seperti ditusuk oleh pisau, tetapi yang bisa mereka lakukan hanya begitu saja.

"Apakah kamu sanggup bertanggung jawab?" Decky tiba-tiba terlihat sedikit marah.

Tinjunya mengerat dan secara keseluruhan dia terlihat sangat gelap.

"Sekarang semua orang sudah tahu, tetapi aku tetap mencari orang untuk menutup beritanya. Aku melakukan hal itu bukan demi melindugi dia, tetapi demi melindungi aku sendiri. Kamu sekarang berkata kamu sedang melindungi dia?" Decky tersenyum dengan tipis, tetapi senyumannya mencakup kekejaman yang jelas.

Semua orang tiba-tiba menjadi diam dan hanya melihat ke Decky.

"Kamu tahu dia adalah wanitaku, apakah kamu tahu apa akibat menyentuh wanitaku?"

Decky tiba-tiba merasa sangat marah, tatapannya dipenuhi oleh kebencian.

Laras menundukkan kepalanya dan tersenyum dengan tipis: "Aku sudah menyukainya sejak awal, ada beberapa hal itu tidak bisa ditahan, kamu juga tahu...."

Sebelum Laras selesai berkata, Decky yang sudah tidak bisa bertahan lagi sudah melambaikan tinjunya ke muka Laras.

Laras jatuh ke lantai dengan ekspresi kesakitan, darah mulai mengalir dari pipinya.

Decky menekan Laras di lantai dan memukulnya dengan kuat, Gustian menghampiri mereka dan menghentikan Decky: "Decky, hentikan!"

Sifa menutupi mulutnya dengan tangan dan air mata mengalir dari matanya.

"Kamu awas, kalau tidak aku akan sekalian memukul kamu juga!" Pada saat itu Decky terlihat seperti seekor singa yang emosional.

"Kamu awas, biarkan dia pukul!" Laras menatap ke Decky, tiba-tiba terlihat marah juga.

Sifa tidak bisa menahan lagi, dia menghampiri Decky dan Laras, kemudian berteriak dengan kuat: "Jangan pukul lagi!"

Decky berhenti dan menoleh ke Sifa.

"Semuanya salahku. Jangan begitu, aku ikut kamu pulang!" Sifa menundukkan kepalanya dengan wajah yang dibasahi air mata.

Decky melepaskan Laras dan beridir secara perlahan sambil menatap ke Sifa.

Tatapan Decky membawa sedikit emosional yang tidak jelas: "Ada apa yang bisa kamu jelaskan?"

Decky berputar balik badannya dengan jijik dan tidak melihat Sifa lagi.

Sifa mendekati Decky dan menjelaskan dengan suara kecil: "Aku tahu mungkin kamu tidak akan percaya apa pun yang aku katakan. Tetapi aku, tidak tahu apa pun!"

"Kamu masih mencoba untuk berbohong!" Mata Decky memerah, dia mengulurkan tangannya dan mengoyang bahu Sifa dengan kuat.

"Kamu wanita yang keejam dan egois, melihat wanita selingkuhan saja membuat orang merasa jijik. Kamu ada muka apa berdiri di depanku?" Decky berteriak kepada Sifa dengan marah.

Hendi tidak bisa menahan lagi, dia menarik Sifa ke belakangnya dan berkata: "Kamu tahu apa? Kenapa sembarang berkata di sini? Cukup!"

Hendi berteriak dengan marah.

Sifa memejamkan matanya dan menarik nafas dengan dalam. Dia sudah tahu akan menjadi begitu, tetapi mengapa hatinya masih terasa begitu sakit ketika dia mendengarkan kata-kata Decky?

"Kamu siapa? Ini adalah masalah kami, kamu minggir ke samping!" Decky menunjuk ke Hendi.

Hendi yang selalu baik hati dan lembut juga terasa marah setelah melihat Decky yang tidak bisa mengendalikan emosinya.

Hendi bisa menahan apa pun, kecuali wanita yang dia sukai disiksa dan dishina seperti itu.

Hendi berteriak kepada Decky: "Aku sudah bilang, kamu tidak boleh menyakitinya, tetapi kamu terus...."

"Iyakah? Aku menyakiti dia? Bukannya wanita tidak tahu malu ini yang selingkuhan dan mencari pria lain di belakang aku?"

Decky juga merasa tersinggung dengan kata-kata Hendi, sehingga dia tertawa dengan marah.

"Aku sekarang bahkan meragukan kandungan di dalam perut dia itu bukan milikku tetapi milik pria liar itu"

Decky melihat ke perut Sifa yang sudah sedikit menonjol, tiba-tiba merasa jijik.

Emosinal Hendi sudah memuncak, dia melambaikan tinjunya ke wajah Decky.

Decky yang sempat bereaksi dengan cepat segera menghindarnya dan memegang tinju Hendi dengan kuat: "Jangan-jangan anak itu spesies liar milik kamu?"

Sifa merasa marah dengan kata-kata Decky. Mengapa dia sampai sekarang masih tidak percaya?

"Kamu boleh tidak percaya aku dalam hal apa pun. Aku tahu aku tidak bisa menjelaskan tentang masalah kali ini, tetapi aku minta tolong, tolong percayalah anak ini milikmu..."

Tubuh Sifa terasa sangat lemas, dia duduk ke lantai secara perlahan. Hatinya terasa sangat sesak.

"Haha, percaya kepada kamu? Wanita seperti kamu pantas dipercayai oleh aku? Kamu tidak pantas! Aku masih belum menyelesaikan masalah Yuli Jiang dengan kamu dan kamu sudah tidak bisa menahan diri dan langsung membuka kamar dengan pria lain dibawah mataku, aku benar-benar sangat kaget"

Kata-kata Decky sangat tajam dan menusuk di tempat yang tepat.

Sifa tertawa dengan pahit, ternyata mau seberapa dekatnya mereka, tetap tidak bisa saling percaya seperti pasangan lain.

Sifa tiba-tiba merasa agak pasrah, kejadian kali ini seperti sumbu api, membakar semua kepercayaan yang dia bangun dengan Decky.

Sifa hanya bisa tersenyum dengan pahit dan membiarkan air matanya terus mengalir.

Hendi tidak bisa menahan lagi, dia berteriak kepada Decky Leng: "Kamu tidak ingin mengaku? Tidak mau ya? Boleh, iya, anak dia milikku, milik aku! Apakah kamu puas?"

"Hendi, apa yang sedang kamu katakan!" Sifa berkata dengan tangisan.

Decky melihat dengan Sifa dan Hendi sambil tertawa dengan dingin: "Iyakah? Spesies liar kan?"

Sifa melihat Decky sambil menggelengkan kepalanya.

Decky melepaskan tangan Hendi, berjalan ke Sifa sambil menatapnya dengan tatapan yang tidak jelas.

Decky berjongkok dan tidak berkata apa pun untuk waktu yang lama. Yang membuat orang yang tidak menyangka adalah, dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan menapar wajah Sifa dengan kuat.

Semua orang melihat ke Decky dengan kaget, Sifa merasa wajahnya terasa pedih dan sakit.

Dia menoleh ke Decky dengan wajah yang tidak percaya. Setelah waktu yang lama dia baru berkata: "Kamu benar-benar begitu membenci aku ya?"

Tatapan Decky memancarkan bahaya, tatapan yang dingin membuat tubuh Sifa terasa dingin seperti es.

Hendi dan Laras menghampiri Decky, tetapi petugas keamanan Decky malah menghalang mereka.

Decky menarik lengan Sifa dan memaksa dia untuk berdiri, kemudian menariknya ke arah luar.

Tujuan kedatangan Decky sangat sederhana, yaitu membawa Sifa pulang. Gustian menghentikan Decky dan berkata: "Kamu tidak boleh sembarang bertingkah, kamu jelas tahu di dalam perut Sifa ada anak kamu"

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu