Marriage Journey - Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
Melihat Decky yang berada di depannya, Sifa tiba-tiba merasa dirinya tidak ada muka untuk menghadapinya, sehingga dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan berdiri di samping dengan diam.
Gustian menghampiri Decky Leng dengan senyuman tipis: "Decky, kalau kamu ada waktu kita bisa bicara dulu.."
Sebelum Gustian selesai bicara, Decky sudah memotong kata-katanya: "Tidak, aku tidak memiliki hal yang bisa dibicarakan dengan kaliam"
Decky berputar balik badan, tidak mau melihat ke siapa pun, dia terlihat sangat arogan.
Gustian menggelengkan kepalanya dan berkata lagi kepada Decky: "Kalau begitu, apa tujuan kedatangan kamu hari ini?"
Decky berputar balik badan dan menatap ke Laras dengan tatapan tajam yang dipenuhi kebahayaan: "Bagaimana menurut kamu?"
Setelah itu dia menghampiri Laras secara perlahan, pada saat itu semua orang melihat Laras dengan suasana hati yang khawatir.
Gustian adalah teman mereka, tentu saja dia khawatir kondisi antara Decky dan Laras, sehingga dia segera menghalang di depan Laras.
Tetapi Laras berkata: "Aku tidak apa-apa, aku akan menyelesaikan hal yang aku lakukan sendiri"
Laras melihat ke Decky Leng dengan ekspresi yang tenang, dia sudah pernah memikirkan adegan seperti ini banyak kali. Kalau mau bertanya apakah dia menyesal sekarang, jawabannya adalah, tidak pernah.
Hendi yang berdiri di depan Sifa Shen merasa sangat tidak berdaya, dia tahu hati Sifa sekarang terasa seperti ditusuk oleh pisau, tetapi yang bisa mereka lakukan hanya begitu saja.
"Apakah kamu sanggup bertanggung jawab?" Decky tiba-tiba terlihat sedikit marah.
Tinjunya mengerat dan secara keseluruhan dia terlihat sangat gelap.
"Sekarang semua orang sudah tahu, tetapi aku tetap mencari orang untuk menutup beritanya. Aku melakukan hal itu bukan demi melindugi dia, tetapi demi melindungi aku sendiri. Kamu sekarang berkata kamu sedang melindungi dia?" Decky tersenyum dengan tipis, tetapi senyumannya mencakup kekejaman yang jelas.
Semua orang tiba-tiba menjadi diam dan hanya melihat ke Decky.
"Kamu tahu dia adalah wanitaku, apakah kamu tahu apa akibat menyentuh wanitaku?"
Decky tiba-tiba merasa sangat marah, tatapannya dipenuhi oleh kebencian.
Laras menundukkan kepalanya dan tersenyum dengan tipis: "Aku sudah menyukainya sejak awal, ada beberapa hal itu tidak bisa ditahan, kamu juga tahu...."
Sebelum Laras selesai berkata, Decky yang sudah tidak bisa bertahan lagi sudah melambaikan tinjunya ke muka Laras.
Laras jatuh ke lantai dengan ekspresi kesakitan, darah mulai mengalir dari pipinya.
Decky menekan Laras di lantai dan memukulnya dengan kuat, Gustian menghampiri mereka dan menghentikan Decky: "Decky, hentikan!"
Sifa menutupi mulutnya dengan tangan dan air mata mengalir dari matanya.
"Kamu awas, kalau tidak aku akan sekalian memukul kamu juga!" Pada saat itu Decky terlihat seperti seekor singa yang emosional.
"Kamu awas, biarkan dia pukul!" Laras menatap ke Decky, tiba-tiba terlihat marah juga.
Sifa tidak bisa menahan lagi, dia menghampiri Decky dan Laras, kemudian berteriak dengan kuat: "Jangan pukul lagi!"
Decky berhenti dan menoleh ke Sifa.
"Semuanya salahku. Jangan begitu, aku ikut kamu pulang!" Sifa menundukkan kepalanya dengan wajah yang dibasahi air mata.
Decky melepaskan Laras dan beridir secara perlahan sambil menatap ke Sifa.
Tatapan Decky membawa sedikit emosional yang tidak jelas: "Ada apa yang bisa kamu jelaskan?"
Decky berputar balik badannya dengan jijik dan tidak melihat Sifa lagi.
Sifa mendekati Decky dan menjelaskan dengan suara kecil: "Aku tahu mungkin kamu tidak akan percaya apa pun yang aku katakan. Tetapi aku, tidak tahu apa pun!"
"Kamu masih mencoba untuk berbohong!" Mata Decky memerah, dia mengulurkan tangannya dan mengoyang bahu Sifa dengan kuat.
"Kamu wanita yang keejam dan egois, melihat wanita selingkuhan saja membuat orang merasa jijik. Kamu ada muka apa berdiri di depanku?" Decky berteriak kepada Sifa dengan marah.
Hendi tidak bisa menahan lagi, dia menarik Sifa ke belakangnya dan berkata: "Kamu tahu apa? Kenapa sembarang berkata di sini? Cukup!"
Hendi berteriak dengan marah.
Sifa memejamkan matanya dan menarik nafas dengan dalam. Dia sudah tahu akan menjadi begitu, tetapi mengapa hatinya masih terasa begitu sakit ketika dia mendengarkan kata-kata Decky?
"Kamu siapa? Ini adalah masalah kami, kamu minggir ke samping!" Decky menunjuk ke Hendi.
Hendi yang selalu baik hati dan lembut juga terasa marah setelah melihat Decky yang tidak bisa mengendalikan emosinya.
Hendi bisa menahan apa pun, kecuali wanita yang dia sukai disiksa dan dishina seperti itu.
Hendi berteriak kepada Decky: "Aku sudah bilang, kamu tidak boleh menyakitinya, tetapi kamu terus...."
"Iyakah? Aku menyakiti dia? Bukannya wanita tidak tahu malu ini yang selingkuhan dan mencari pria lain di belakang aku?"
Decky juga merasa tersinggung dengan kata-kata Hendi, sehingga dia tertawa dengan marah.
"Aku sekarang bahkan meragukan kandungan di dalam perut dia itu bukan milikku tetapi milik pria liar itu"
Decky melihat ke perut Sifa yang sudah sedikit menonjol, tiba-tiba merasa jijik.
Emosinal Hendi sudah memuncak, dia melambaikan tinjunya ke wajah Decky.
Decky yang sempat bereaksi dengan cepat segera menghindarnya dan memegang tinju Hendi dengan kuat: "Jangan-jangan anak itu spesies liar milik kamu?"
Sifa merasa marah dengan kata-kata Decky. Mengapa dia sampai sekarang masih tidak percaya?
"Kamu boleh tidak percaya aku dalam hal apa pun. Aku tahu aku tidak bisa menjelaskan tentang masalah kali ini, tetapi aku minta tolong, tolong percayalah anak ini milikmu..."
Tubuh Sifa terasa sangat lemas, dia duduk ke lantai secara perlahan. Hatinya terasa sangat sesak.
"Haha, percaya kepada kamu? Wanita seperti kamu pantas dipercayai oleh aku? Kamu tidak pantas! Aku masih belum menyelesaikan masalah Yuli Jiang dengan kamu dan kamu sudah tidak bisa menahan diri dan langsung membuka kamar dengan pria lain dibawah mataku, aku benar-benar sangat kaget"
Kata-kata Decky sangat tajam dan menusuk di tempat yang tepat.
Sifa tertawa dengan pahit, ternyata mau seberapa dekatnya mereka, tetap tidak bisa saling percaya seperti pasangan lain.
Sifa tiba-tiba merasa agak pasrah, kejadian kali ini seperti sumbu api, membakar semua kepercayaan yang dia bangun dengan Decky.
Sifa hanya bisa tersenyum dengan pahit dan membiarkan air matanya terus mengalir.
Hendi tidak bisa menahan lagi, dia berteriak kepada Decky Leng: "Kamu tidak ingin mengaku? Tidak mau ya? Boleh, iya, anak dia milikku, milik aku! Apakah kamu puas?"
"Hendi, apa yang sedang kamu katakan!" Sifa berkata dengan tangisan.
Decky melihat dengan Sifa dan Hendi sambil tertawa dengan dingin: "Iyakah? Spesies liar kan?"
Sifa melihat Decky sambil menggelengkan kepalanya.
Decky melepaskan tangan Hendi, berjalan ke Sifa sambil menatapnya dengan tatapan yang tidak jelas.
Decky berjongkok dan tidak berkata apa pun untuk waktu yang lama. Yang membuat orang yang tidak menyangka adalah, dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan menapar wajah Sifa dengan kuat.
Semua orang melihat ke Decky dengan kaget, Sifa merasa wajahnya terasa pedih dan sakit.
Dia menoleh ke Decky dengan wajah yang tidak percaya. Setelah waktu yang lama dia baru berkata: "Kamu benar-benar begitu membenci aku ya?"
Tatapan Decky memancarkan bahaya, tatapan yang dingin membuat tubuh Sifa terasa dingin seperti es.
Hendi dan Laras menghampiri Decky, tetapi petugas keamanan Decky malah menghalang mereka.
Decky menarik lengan Sifa dan memaksa dia untuk berdiri, kemudian menariknya ke arah luar.
Tujuan kedatangan Decky sangat sederhana, yaitu membawa Sifa pulang. Gustian menghentikan Decky dan berkata: "Kamu tidak boleh sembarang bertingkah, kamu jelas tahu di dalam perut Sifa ada anak kamu"
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove at First Sight
Laura VanessaThe Winner Of Your Heart
ShintaAwesome Husband
EdisonWonderful Son-in-Law
EdrickCEO Daddy
TantoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka