Marriage Journey - Bab 193 Selalu Merindukannya
Akhir-akhir ini Decky selalu linglung ketika menangani urusan perusahaan, ketika dia memasuki area karyawan, dia mendengar beberapa karyawan berbicara tentang Sifa.
Tidak tahu mengapa, dia ingin berhenti dan mendengar apa yang mereka katakan.
Beberapa karyawan berkata "Aku mendengar bahwa Sifa pergi ke luar negeri, dia pergi bersama pria tampan yang menjemputnya sebelumnya, bukan bersama Laras."
"Haihs, pria yang tampan dan kaya di dunia ini selalu didapatkan oleh Sifa, sebentar Direktur Leng, sebentar Direktur An dan sebentar lagi pria tampan tersebut."
"Lupakan saja, pria tampan selalu menyukai wanita cantik, Sifa begitu cantik dan menawan, bagaimana mungkin pria tidak menyukainya, kehidupan pribadinya pasti sangat kacau."
Decky berdiri di sana dan mendengarkan semua perkataan mereka, Sifa pergi ke Amerika Serikat bersama Hendi.
Bukan bersama Laras, Gustian dan sahabatnya Marsha, jangan-jangan anak di dalam perut Sifa benar-benar milik Hendi.
Untuk menghindari dia tahu atau orang lain tahu, sehingga Sifa hanya bisa pergi ke Amerika Serikat?
Begitu Decky memikirkan hal ini, hatinya merasa sangat tidak nyaman, seolah-olah ditekan oleh batu besar.
Decky segera meledak, dia berjalan menuju kantornya dengan mengepalkan tinjunya dengan erat, ketika dia berjalan ke kantor, dia teringat adegan dimana dia dan Sifa bermesraan di kantor.
Apakah karena dia sudah lama tidak menyentuh wanita, sehingga dia selalu memikirkan wanita tersebut.
Decky sangat marah, sehingga dia mengulurkan tangan dan langsung membalikkan meja, kemudian dia melemparkan semua barang yang ada di atas meja ke lantai dengan marah.
Begitu Linda berjalan masuk, dia melihat pemandangan ini, dia benar-benar ketakutan dan melangkah maju dengan berani "Direktur Leng, apa yang terjadi?"
"Segera mengganti meja, kursi dan semua barang yang ada di sini, saat aku datang besok, aku harus melihat bahwa barang-barang di sini semuanya baru."
Linda segera mengangguk dan setuju, semua orang ketakutan dengan tindakan Decky.
Decky mengambil dokumen untuk melihat, tetapi dia tidak memiliki pikiran untuk menanganinya.
Decky sangat kesal, dia juga tidak tahu mengapa, kemudian dia mengambil pakaiannya dan pergi.
Sangat jelas dia hidup dengan baik, tetapi begitu dia tahu sesuatu tentang wanita tersebut, dia selalu berpikir lebih banyak.
Mungkinkah dia masih memiliki perasaan terhadap Sifa, tetapi sangat jelas Sifa telah melakukan sesuatu yang mengkhianati dirinya.
Sifa dan Hendi pergi bersama dan tidak tahu apa yang mereka lakukan di Amerika Serikat sekarang.
Alasan mengapa sebelumnya dirinya tidak pernah bertemu dengan Sifa adalah karena dia takut dirinya akan berlembut hati.
Tapi sekarang jika dirinya membandingkan dengan Sifa, maka dirinya benar-benar terlalu bodoh.
Decky mendengus dingin dan mengemudi mobil pergi ke bar favoritnya.
Pada saat ini, Ariana akhirnya menemukan kesempatan, seorang informan yang dia atur di sisi Decky memberitahunya.
Pada saat ini, Decky keluar dari perusahaan dan pergi ke bar, Ariana segera menghentikan semua pekerjaannya.
Dia mengenakan gaun seksi yang telah dia persiapkan sejak lama, kemudian meminta penata riasnya untuk meriaskan wajahnya, setelah itu dia segera pergi ke bar.
Dia tidak bisa melewatkan setiap menit dan setiap detik, kali ini adalah kesempatan terbaiknya, sejak Sifa pergi sampai sekarang, dia tidak tahu sudah menunggu berapa lama dan akhirnya dia mendapatkan kesempatan ini.
Ariana mengenakan riasan yang indah dan pergi ke bar yang sering dikunjungi Decky, bar tersebut adalah tempat di mana Decky membawanya kembali.
Kali ini, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan ini, bagaimanapun juga, dia sudah lama jatuh cinta pada Decky.
Ketika Ariana tiba di bar, hanya ada sedikit orang di bar dan langkah-langkah keamanan di sini sangat baik, orang-orang yang tidak memiliki reputasi tidak dapat masuk ke sini.
Terdapat beberapa orang di bar dan Ariana segera melihat Decky yang tergeletak di atas meja.
Sudut mata Ariana melintas cahaya licik dan dia perlahan berjalan ke sisi Decky.
Decky terus meminum anggur dan tidak memperhatikan kedatangan Ariana.
Ariana melangkah maju dan menatap Decky dengan tatapan terkejut "Direktur Leng, mengapa anda di sini sendirian pada saat ini?"
Mata Decky sudah sedikit berkabut dan dia kelihatannya sudah sedikit mabuk.
Decky menatap Ariana dan tidak berbicara, kemudian dia segera menundukkan kepala dan meminum anggurnya.
Ariana canggung untuk sesaat, dia melihat sekeliling, untungnya tidak ada orang yang melihat mereka.
Ariana duduk di samping Decky, mengambil gelas anggur dan menuangkan anggur untuk dirinya, kemudian mengulurkan tangan dan berkata pada Decky.
"Direktur Leng, aku tahu suasana hatimu sedang buruk akhir-akhir ini, jika kamu tidak keberatan, aku bisa minum bersamamu."
Perkataan Ariana sangat lembut dan dia mengulurkan tangan untuk membelai lengan Decky.
Decky bukan orang bodoh, jika sebelumnya, maka dia pasti akan langsung menolaknya, tapi sekarang sudah pasti mustahil baginya.
Decky sekarang sangat membutuhkan orang lain untuk menghiburnya, dia perlahan berbalik untuk menatap Ariana dan dia sudah sedikit bingung sekarang.
Decky yang telah meminum banyak anggur, berangsur-angsur membayangkan wajah Ariana menjadi Sifa.
Namun Decky tidak marah, dia perlahan mengulurkan tangan dan membelai wajah Ariana.
“Apakah kamu sudah kembali?” Nada suara Decky sangat lembut, tatapannya penuh dengan kasih sayang.
Perilaku Decky membuat Ariana merasa sedikit bingung, dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap ke arah Decky.
Apakah Decky baru saja berkata pada dirinya? Apakah dirinya sejak awal sudah memiliki posisi di dalam hati Decky? Karena Sifa masih berada di sisi Decky, sehingga Decky tidak menunjukkannya.
Ariana langsung terlihat sangat bersemangat, dia mengulurkan tangan dan menarik Decky.
Ariana melihat Decky dan mengangguk "Ini aku, Decky, aku tahu kamu memiliki aku di dalam hatimu, bagaimanapun juga, aku adalah satu-satunya wanita yang kamu bawa kembali ketika Sifa masih berada di sisimu, aku sudah pernah berkata, hubungan kita tidak sesederhana hanya hubungan di tempat tidur."
Ariana berkata sampai sini, dia juga tidak bisa menahan rasa sedihnya, sepasang matanya yang besar langsung meneteskan air mata.
Decky mengulurkan tangan, matanya kabur, seolah-olah dia telah mabuk.
Dia mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Ariana, suaranya sangat rendah "Sifa, jangan menangis..."
Perkataan Decky langsung membuat Ariana merasa seperti tersambar petir.
Decky menatap dirinya dan berkata bahwa dia adalah Sifa, wanita sialan tersebut, Sifa.
Ariana mengulurkan telapak tangannya dengan enggan "Decky, aku adalah Ariana, aku adalah Ariana..."
Sebelum Ariana selesai berbicara, ekspresi Decky langsung berubah, dia mengulurkan tangan untuk mendorong Ariana dan berteriak padanya "Aku bilang kamu adalah Sifa, maka kamu adalah Sifa!"
Ariana terdorong jatuh ke lantai dengan wajah yang tidak bisa percaya, setelah Sifa melakukan hal seperti itu, sekarang Decky masih merindukannya.
Obat apa yang telah Sifa berikan kepada Decky dan Laras, sehingga mereka akan mengikutinya dengan setia dan selalu memikirkannya sepanjang waktu.
Ariana seolah-olah menderita penghinaan yang luar biasa, dia tidak sepintar Sifa dan bisa membuat Decky selalu merindukannya.
Decky duduk, kemudian memegang gelas di tangannya dan menyesap anggur.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoSee You Next Time
Cherry BlossomPenyucian Pernikahan
Glen ValoraYama's Wife
ClarkPerjalanan Selingkuh
LindaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka