Marriage Journey - Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
Ayah Sifa membagikan mangkuk dan sumpit, dan terus berkata: “Iya Hendi, baguslah jika sudah pulang, semua orang sudah lama tidak melihatmu.”
Sifa tersenyum tetapi tidak berbicara, Hendi melihat Sifa yang diam berdiri di samping, dengan senyum di wajahnya, “Paman bibi, kali ini aku tidak akan pergi lagi, akan ada banyak kesempatan untuk bertemu di masa depan.”
Farah menyuruh Hendi untuk duduk, dan menatap Hendi dengan tersenyum: “ Hendi, kamu juga sudah dewasa, apakah masih belum pacaran?”
Tangan yang digunakan Hendi untuk mengambil makanan terhenti, dia melihat Farah dengan ekspresi lembut di wajahnya, “Sebenarnya, aku kembali untuk mencari kembali cinta yang hilang pada saat itu.”
Wajah Sifa sedikit ragu: “ Hendi, mengapa aku tidak mendengar kamu mengatakannya waktu itu?”
Farah juga sedikit terkejut: “ Hendi, kamu kembali karena seorang gadis, selama kamu belum menikah, pasti ada kemungkinan, kamu harus berjuang.”
Hendi mengangguk, “Iya, pasti ada kemungkinan, jadi aku tidak akan melepaskannya dengan mudah kali ini.”
Hendi melihat Sifa dan tersenyum lembut, Sifa selalu merasa bahwa Hendi sedikit berbeda dari sebelumnya, tetapi tidak bisa mengatakannya.
Selama berada di rumah, Hendi sering datang untuk menanyakan kondisi fisik Sifa, Sifa tidak dapat minum obat selama dia hamil.
Takut memengaruhi bayi di perut Sifa, Hendi menjelaskan tindakan perncegahan pada Sifa, Sifa tidak berani melupakan satu pun dan melakukannya setiap hari.
Perhatian Hendi yang tulus, membuat hati Sifa yang dingin merasakan hangat selama tiga tahun ini.
Ponsel Sifa selalu dimatikan, dan Decky jarang kembali ke rumah itu, setelah kejadian hari itu, pikiran Decky terus mengulangi kata-kata Sifa : “Anak itu milikmu!”
Decky tidak percaya pada Sifa, tetapi pada saat itu, hatinya yang teguh tampak bimbang.
Setelah kembali, dia meminta Laras mencari seseorang untuk mencari tahu apakah waktu kehamilannya benar dengan dia dan Sifa berada di ruangan yang sama pada hari itu.
Decky dengan cemas menunggu hasil di kantor, berharap itu tidak seperti yang dikatakan Sifa, bahwa anak itu benar-benar miliknya.
Tetapi Decky juga tidak ingin anak itu milik pria lain, Decky mengambil sebatang rokok dan mengisap satu demi satu dengan perasaan kontradiksi.
Ketika akhirnya mengetahui bahwa waktunya sama, Decky tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, rokok di tangannya sudah mencapai ujung, tetapi Decky tampaknya tidak merasa bahwa rokoknya sudah terbakar di tangannya.
Laras melihat Decky, langsung berjalan ke sana untuk mengambil puntung rokok yang terbakar di tangan Decky.
Dia mengerutkan kening dan menatap Decky : “Ada apa, wanita itu mengandung anak kamu, dan waktunya konsisten, tetapi jika kamu tidak percaya, cara terbaik adalah menunggu anak itu dilahirkan dan menguji DNA.”
Laras dan Decky telah menjadi sahabat selama bertahun-tahun, dia tahu semua hal Decky, tahun itu memang wanita itu yang melakukan kesalahan.
Tetapi sudah tiga tahun, penyiksaan Decky terhadap wanita itu tidak dapat diterima oleh orang-orang biasa, kadang-kadang ketika melihatnya sendiri, juga merasa tak tertahankan.
Tetapi kebencian Decky terhadap wanita itu tidak terbayangkan, ketika dia tahu bahwa wanita itu dapat mentransplantasikan jantung kepada Yuli, Decky tanpa ragu untuk meminta Sifa melakukannya.
Namun, wanita itu setuju secara tak terduga, tindakan ini membuat Laras tertarik pada wanita yang dia anggap jahat sebelumnya.
Decky menunduk, tiba-tiba berdiri, menatap Laras dan berkata: “Ikuti aku ke wanita itu.”
Decky segera pergi ke villa bersama Laras, Decky sudah memikirkan bagaimana dia mengatakan masalah ini ketika melihat Sifa.
Tetapi ketika masuk, tidak melihat Sifa di ruang tamu seperti sebelumnya, Decky sedikit cemas, tidak ada seorang pun setelah mencari di sekitar villa bersama Laras.
Pada saat ini, Decky baru merasa bahwa villa ini tampak sangat besar sehingga banyak tempat yang dia tidak pernah pergi, di sini juga sangat sepi, tidak ada seorang pun selain Sifa.
Decky mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sifa setelah tidak menemukannya bersama Laras, tetapi tidak ada yang menjawabnya.
Ini membuat Decky cemas, memikirkan pria yang memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Sifa, ekspresi wajah Decky semakin buruk, jangan-jangan dia pergi mencari pria itu.
Laras melihat ada sesuatu yang tidak benar dengan Decky, bergegas mencarinya: “Mungkin dia keluar, kalau tidak dia pasti ada di rumah saat ini, kita tunggu sebentar.”
Decky tidak mendengarkan, dia pergi ke rumah Hendi dengan Laras, tetapi pintu Hendi ditutup, kemudian Decky meminta seseorang pergi ke rumah sakit untuk menanyakan.
Yang dia dapatkan adalah bahwa dokter meminta cuti untuk pulang, tangan Decky yang memegang ponsel mulai mengklik, ekspresi wajahnya yang suram sangat mengerikan, dan ponsel Sifa masih dimatikan.
Decky meminta Laras untuk menelusuri gerak-gerik Sifa terbaru, baru mengetahui bahwa Sifa kembali ke kota asalnya tanpa persetujuannya.
Dan Hendi pergi ke sana, satu hari setelah Sifa kembali, Decky berteriak dan membanting ponselnya dengan keras ke lantai, ponsel langsung hancur.
Decky segera mengatur pesawat pribadi untuk pergi ke rumah Sifa dengan Laras, sepanjang jalan, wajahnya suram dan tidak berbicara, suasana seperti ini membuat Laras sedikit tidak bisa bernapas.
Dan Sifa yang saat ini, tidak tahu masalah apa yang akan dia hadapi selanjutnya. Sifa telah pulang hampir empat hari, karena perawatan Hendi baru-baru ini, kondisinya tampak jauh lebih baik.
Namun, karena periode terakhir, terkadang akan memuntahkan banyak kotoran bercampur darah setelah makan.
Seiring berjalannya waktu, menjadi lebih sering, Hendi memikirkan banyak cara tetapi tidak ada yang berhasil.
Mereka tidak memberi tahu orang tua Sifa tentang penyakit dan kehamilan Sifa, Tuhan tahu ini adalah lelucon besar yang diberikan Tuhan kepada Sifa.
Melihat dirinya pulang sudah lama, dia berdiskusi dengan Hendi untuk melihat tiket pulang bersama hari ini.
Tepat ketika Sifa mengenakan pakaiannya dan berencana untuk keluar, Decky muncul di depan pintu rumah Sifa dengan Laras.
Sifa melihat kedatangan Decky, terkejut sampai tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan.
Laras menatap Sifa, tanpa sadar menatap perut Sifa yang belum kelihatan, dan mengerutkan bibirnya.
Pada saat ini, tangan Hendi membawa tonik yang dia begadang mencarinya untuk Sifa, dia menundukkan kepalanya dan berkata keras kepada Sifa : “Sifa, aku membawamu……”
Sebelum selesai berbicara, dia merasakan sesuatu yang tidak benar, mengangkat kepalanya dan melihat Decky berdiri di depan Sifa bersama seseorang.
Decky melihat Hendi muncul, kemarahan yang dia kumpulin di pesawat meledak, dia berjalan menuju Sifa.
Mata dinginnya bertatapan dengan mata panik Sifa, tersenyum dingin: “Heh, bagaimana kamu menjelaskan ini, melanggar perintah yang aku berikan kepadamu, pulang ke kota asal untuk bertemu pria ini diam-diam, kamu masih berharap aku dapat percaya padamu?”
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayLove and Trouble
Mimi XuAku bukan menantu sampah
Stiw boyPejuang Hati
Marry SuGet Back To You
LexyIstri kontrakku
RasudinWahai Hati
JavAliusMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka