Marriage Journey - Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku

Sifa meletakkan sumpit di tangannya, dia menatap Hendi dengan tatapan tegas dan berkata “Hendi, hari ini aku datang, karena ingin mengatakan sesuatu padamu.”

Selesai berkata, Sifa menundukkan kepala.

Hendi menundukkan kepalanya, dia tahu tujuan Sifa datang hari ini, hanya karena ingin meminta dirinya melepaskannya.

Tapi dirinya tidak dapat melakukannya, dia tidak dapat melihat wanita yang dia cintai, demi melahirkan anak dari pria yang tidak mencintainya, malah memilih untuk menyerahkan nyawanya sendiri……

Hendi menundukkan kepala dan tersenyum pahit.

Sebelum Sifa berkata, Hendi duluan berkata “Sifa, aku tahu apa yang ingin kamu katakan.”

Sifa tiba-tiba tertegun, dia mengangkat kepala menatap fokus pada Hendi, lumayan lama kemudian dia berkata “Baiklah kalau begitu.”

Hendi tiba-tiba mengangkat kepalanya, tatapannya penuh dengan kesedihan “Sifa, aku tidak dapat melakukannya, tidak dapat melihat wanita yang aku sukai menjadi semakin lemah……. Dan pura-pura tidak pernah terjadi apapun…..”

Hendi menutup wajahnya sendiri dan berkata dengan tertekan.

Sifa terkejut, apa yang Hendi katakan tadi? Wanita yang dia sukai?

Sifa menggelengkan kepalanya, menatap Hendi dengan kaget dan tidak dapat mengatakan sepatah katapun.

Tatapan Hendi sangat sedih, dia menatap Sifa dan berkata “Sifa, aku tahu kamu tidak dapat menerimanya, dulu aku tidak mengerti tentang perasaanku padamu, setelah keluar negri, aku baru mengetahui jelas pikiranku.”

“Di saat ketika aku melepaskan semuanya dan kembali, kamu telah menjadi wnaita orang lain, bukan gadis kecil yang selalu ikut di belakangku….”

Hendi mulai terisak, kata-kata yang telah lama tersimpan dalam pikirannya, akhirnya terkatakan.

Hendi mengulurkan tangan, memegang tangan Sifa, seperti masa kecil.

“Sifa, jangan melakukan hal bodoh oke? Ikutlah aku kembali ke Amerika, kamu masih memiliki kesempatan untuk mengobatinya, aku mencintaimu dan tidak rela melihatmu menyerahkan nyawamu.”

Sifa bersembunyi dan melepaskan tangannya, sudah sangat beberapa tahun, tidak ada yang pernah menggandengnya seperti begini.

Sifa sudah berada di samping Decky selama bertahun-tahun, jadi secara alami ingin menghindari semua sentuhan orang lain.

Ekspresi di wajah Sifa penuh kewaspadaan, tindakannya yang selanjutnya juga menyakiti hati Hendi.

Sifa menarik kembali tangannya, wajahnya memiliki ekspresi canggung “Hendi, tidak dapat kembali lagi ke semula, aku sudah menjadi istri orang lain, kamu tidak dapat mengendalikan kehidupanku, itu adalah pilihanku sendiri, aku berharap kamu dapat mendukungku….”

Hendi menundukkan kepalanya, wajahnya penuh dengan ekspresi kecewa, dia telah lama menantikan saat ini dan sebenarnya dia juga tahu jawabannya akan seperti ini….

Hendi menjadi lega, dia tiba-tiba tersenyum dan menatap fokus pada Sifa “Meskipun aku tahu jawabannya akan seperti begini, tapi aku tetap tidak menahan diri menantikannya, karena dalam dunia ini, tidak ada siapapun yang lebih mencintaimu daripada aku.”

Ada senyuman di wajah Hendi, dia terlihat tampan seperti biasanya, kalau dirinya tidak bertemu Decky, Hendi pasti akan menjadi pilihan terbaik baginya.

Tapi karena bertemu Decky, orang lainnya akan menjadi tidak sesuai dan dirinya tidak ingin memaksa dirinya menerima sesuatu yang tidak diinginkannya.

“Hendi, aku tidak tahu sejak kapan kamu menimbulkan perasaan padaku, tapi aku tidak pernah memiliki perasaan yang berlebihan padamu, hatiku hanya memiliki seseorang, meskipun dia tidak pernah mencintaiku.

Sifa berkata dan sambil tersenyum pahit.

“Hendi, cinta akan membuat seseorang semakin berbeda dengan dirinya yang sebenarnya, kadang harus tahu bagaimana melepaskannya di waktu yang tepat.”

Hendi tersenyum “Sifa, bukankah sifat kita berdua sama? Tidakkah kamu merasa aku sangat mirip denganmu?”

Sifa agak tertegun, ya bukankah mereka berdua sangat mirip, dia membujuk Hendi, tapi kapan dirinya dapat melepaskan semuanya.

“Kamu terima atau tidak itu masalahmu, tapi aku rela menyukaimu, itu adalah urusanku.”

Hendi tersenyum, ada air mata di sudut matanya.

Lumayan lama kemudian Sifa mengangguk, suasana makan bersama menjadi canggung.

Setelah makan, Hendi mengantar Sifa kembali ke rumah, di sepanjang jalan, Sifa selalu menundukkan kepala tidak berkata.

Tidak tahu mengapa, setelah Hendi mengatakan kata-kata seperti itu, hatinya langsung menjaga jarak dengan Hendi.

Dia selalu merasa ada yang salah dan sangat canggung.

Hendi berjalan ke samping Sifa dan menatap fokus padanya.

Melihat sudah hampir sampai, Hendi menghentikan langkah kakinya “Oke Sifa, sampai di sini.” Di dalam mata Hendi, ada perasaan yang tidak dimengerti Sifa.

Sifa mengangguk “Ya, terima kasih! Hendi.”

Sifa berbalik dan berjalan menuju vila.

Hendi berdiri tertegun di tempat.

Seluruh tubuhnya terlihat suram, Hendi melihat Sifa berjalan semakin menjauh darinya.

Dia tidak menahan diri merasa tidak nyaman, akhirnya Sifa hampir hilang dari pandangannya.

Hendi tidak dapat menahannya lagi, dia bergegas ke arah Sifa.

Sifa tidak sempat bereaksi, langsung dipeluk oleh Hendi.

Sifa agak kaget, dia berjuang ingin melepaskannya, tapi malah dipeluk lebih erat oleh Hendi.

“Hendi, jangan begini…….” Sifa tiba-tiba menangis.

Hendi membenamkan kepalanya di bahu Sifa, mencium aroma tubuhnya yang unik.

Dia begitu membuatnya terpesona, Hendi berkata pada Sifa dengan suara serak “Sifa, hanya sebentar oke?”

Sifa tidak dapat menolak permintaan Hendi, dia hanya bisa berdiri dan membiarkan Hendi memeluk erat padanya.

Ariana mengeluarkan ponsel dan memotret detik-detik yang menyenangkan ini.

Melihat foto di dalam ponselnya, Ariana merasa sangat senang.

Wanita murahan ini selalu berpura-pura di depannya, akhirnya tiba waktunya untuk membalas dendam.

Awalnya malam ini Ariana sedang menunggu Decky, ingin memintanya memberikan satu kesempatan lagi padanya.

Tapi tanpa terduga, dirinya akan menemukan hal yang begitu seru.

Ariana mengangkat sudut bibirnya, matanya penuh dengan tatapan ingin membunuh.

Dia mengendarai mobil dan pergi.

Decky jarang keluar, tapi pertemuan kali ini dia harus pergi.

Laras juga menemani Decky, dia sudah terbiasa berpartisipasi dalam pertemuan seperti ini dan sangat ahli menanganinya.

Sebaliknya Decky yang tidak ahli dalam berkomunikasi, baik itu orang lain maupun temannya sendiri.

Decky duduk di samping dan mengangguk pada orang-orang yang menyapanya, kemudian tidak mengatakan apapun lagi.

Masalah diplomatik selalu dipercayakan kepada Laras dan dia tidak perlu mengkhawatirkannya.

Pada saat ini, pertemuan yang seharusnya tenang dipecahkan oleh sebuah suara wanita yang tajam.

"Tuan Leng…...." Sebelum dia selesai berkata, langsung diseret keluar oleh satpam luar.

Ariana tidak menyerah, tetap melambaikan ponsel di tangannya dan berteriak “Tuan Leng, aku memiliki sesuatu yang ingin kamu lihat…..”

Decky berwajah suram, mengapa wanita ini akan datang ke sini?

Dia berbalik dan berjalan ke arah lain.

Satpam segera menyeret Ariana keluar.

Pertama kali melihat artis yang begitu tidak tahu malu, Ariana masih belum menyerah.

Dia duduk menunggu Decky di dalam mobilnya, dia percaya Decky pasti akan keluar, Ariana benar-benar sangat kesal.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu