Marriage Journey - Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati

Hendi tahu dengan kedatangan anak ini lah, baru bisa membuat Sifa mengeluarkan senyuman yang lama tak terlihat.

Ini adalah senyuman sesungguhnya dari Sifa dan bukan senyuman untuk menyapa orang semacam itu, senyuman yang terpaksa dikeluarkan.

Suster perlahan meletakkan anak itu ke dalam tangan Sifa.

Sifa menggendong anak yang ada di dalam tangannya, mengamati dengan seksama wajah anak ini merasa dirinya seakan tidak puas-puas melihatnya.

“Hendi, kamu lihat, dia sepertinya juga tersenyum denganku.”

Hendi melihat kondisi ini, juga segera melihat ke anak itu.

“Anak sekecil ini, tak disangka sungguh mengeluarkan seuntaian senyuman.”

Hendi merasa kehidupan sungguh luar biasa mengagumkan sekali.

“Sifa, kamu lihat anak ini, kalau tersenyum sungguh sama persis dengan kamu!”

Meski Hendi berkata seperti ini ke Sifa, tapi Sifa malah melihat senyuman anak ini kenapa bisa sama seperti Decky.

Mungkin dua orang melihat dengan sudut yang berbeda atau mungkin juga hal yang dipikirkan di hati berbeda, baru merasa senyuman ini, satu mirip Decky, satu lagi mirip dirinya.

Sifa tidak ingin menyebut hal tentang Decky ke Hendi.

Sifa tahu setelah masalah ini, dalam hati Hendi pendapat dan keluhan terhadap Decky pasti sudah bertambah dalam lagi dari awal.

“Em, jujur, aku sendiri juga tidak kelihatan, anak ini mananya yang mirip aku!”

Setelah Sifa usai berkata, tersenyum ke Hendi.

Tepat ketika keduanya selesai mengatakan hal ini, orang dari pusat perawatan setelah melahirkan yang Hendi cari untuk Sifa, juga mendorong kereta makanan berjalan masuk ke kamar pasien.

Saat Sifa melihat makanan setelah melahirkan yang begitu mewah, dia langsung tertebak, ini pasti Hendi sengaja mengatur untuk dirinya.

“Hendi, sungguh tidak perlu seperti ini. Kamu tidak perlu menghabiskan begitu banyak uang, meminta mereka menyiapkan semua ini untukku.”

Meski Sifa ada agak sedikit bernada menyalahkan, berkata seperti ini ke Hendi, tapi pria itu bisa merasakan di dalam perkataan Sifa tersirat lebih banyak lagi rasa terima kasih.

“ Sifa … kamu tidak perlu berpikir banyak, kamu sekarang ini baru lahiran, tubuhmu sangat lemah, kamu memerlukan makanan bergizi seperti ini setiap hari!”

Setelah usai mengatakan perkataan ini, Hendi lalu bersama dengan orang pusat perawatan setelah melahirkan mempersiapkan dengan baik makanan, menghidangkan ke hadapan Sifa.

Selanjutnya Hendi perlahan mengambil anak dari dalam pelukan Sifa kemari.

“Aku sekarang mengantarkan anak ini ke suster sana, anak ini sekarang minum susu formula. Mungkin saat ini dia juga sudah lapar!”

Setelah Sifa mendengar selesai pria itu berkata, lalu mengangguk.

“Baik, kalau benar demikian kamu cepat pergi, tidak perlu urus aku.”

Sifa tersenyum dan mengatakan selesai perkataan ini.

Saat Hendi menggendong anak berjalan ke pintu kamar pasien, lagi-lagi tidak tenang menoleh dan melihat sebentar.

“Beberapa lauk ini kamu mau segera habiskan, kalau tidak sebentar saja sudah dingin tidak baik untuk tubuhmu.”

Hendi kembali berpesan ke Sifa.

“Baik, aku tahu, kamu cepat pergi sibuk sana!”

Setelah usai mengatakan ini, Hendi lalu pergi meninggalkan kamar pasien dan orang pusat perawatan setelah melahirkan usai menghidangkan semua makanan untuk Sifa, lalu pergi.

Sifa melihat lauk pauk yang mewah di hadapannya. Namun tidak ada nafsu makan sedikit pun.

Tapi dia tahu, ini sengaja dipersiapkan oleh Hendi dengan baik untuknya, bagaimana boleh menyia-yiakan maksud baik pria itu.

Anggap saja untuk anaknya sendiri itu, dirinya juga harus perlahan merawat dirinya dengan baik.

Setelah usai memikirkan semua ini, lalu Sifa mulai makan sayuran yang ada di hadapannya.

Sambil makan, Sifa sambil mengingat pemandangan Decky datang ke rumah sakit.

Pandangan mata Decky yang ganas dan jahat itu, lama sekali tidak bisa terbuyar pergi dari benaknya…

Dia tidak mengerti kenapa pria ini jauh-jauh datang ke Amerika, setelah dirinya sudah mau melahirkan, masih mau menyiksa dirinya.

Sifa tiba-tiba teringat Decky menyebut tentang Yuli. Juga tidak tahu yang Decky katakan itu sebenarnya ada berapa yang asli dan palsu, apa mungkin Yuli sekarang sungguh terjadi beberapa kondisi yang tidak bagus, jadi baru membuat dia mengerahkan begitu banyak pasukan lari ke Amerika untuk menyiksa dirinya seperti ini.

Sifa semakin memikirkan hal ini, semakin merasa dirinya seperti suasana hatinya agak berantakan dan tidak tenang.

Tidak tahu mengapa dirinya, yang pernah menjadi teman paling baiknya dulu bisa terjadi hal semacam itu, dia kembali mengingat situasi hari itu, namun bagaimana keras dia mengingat juga tidak berhasil, sebenarnya apa yang menyebabkan Yuli koma dan tak sadarkan diri.

Dia juga tidak tahu mengapa, saat dirinya terbangun sudah berada di atas ranjang Decky.

Semakin memikirkan hal ini Sifa semakin merasa dirinya tidak tenang. Bahkan lauk pauk juga agak tidak bisa tertelan…

Dan saat ini Hendi juga sudah kembali ke kamar pasien, melihat Sifa seakan makan dengan banyak pikiran, dia seketika bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Sifa saat ini.

Pria itu tahu Sifa pasti teringat lagi dengan jahanam itu, orang yang tidak berhenti menyiksa Sifa Decky.

Tapi Hendi tahu, meski bagaiamana pun juga dirinya juga tidak boleh menyebut nama Decky lagi di hadapan Sifa.

Meski Sifa sendiri sekarang sedang memikirkan orang itu. Dirinya juga tidak bersedia mengungkit semua hal mengenai orang ini, pria itu tidak bersedia karena perkataannya dan mempengaruhi suasana hati Sifa.

Pria itu perlahan berjalan ke depan ranjang Sifa, tapi saat ini, Sifa seakan memikirkan sampai terjerumus ke dalam, juga tidak memperhatikan, juga sudah ada orang yang berjalan dan duduk di samping ranjangnya.

“Sifa..”

“Apa mungkin makanan ini tidak sesuai dengan seleramu? Kenapa kelihatan kamu sepertinya tidak terlalu menyukainya, kalau tidak aku minta mereka menyiapkan lagi untukmu beberapa sayur lain?”

Perkataan Hendi ini seketika langsung memecahkan jalan pikiran Sifa.

Membuat dia seketika dari bayangan Decky tertarik keluar.

Kelihatan Hendi di depan matanya, sudah duduk di hadapannya, maka segera kembali ke jalan pikiran yang normal.

Sifa mengilas balik perkataan yang Hendi katakan ke dirinya tadi.

“Tidak perlul, Hendi … makanan ini sudah sangat bagus.”

Setelah selesai mengatakan ini, Sifa kembali mengambil sumpit lagi, menjepit makanan yang ada di hadapannya.

Agar tidak membuat Hendi mengkhawatirkan dirinya, dia menampilkan gaya dirinya memakan dengan enak, meski makanan itu berjalan masuk ke dalam mulutnya, sebenarnya tetap tidak berasa.

Sifa tahu bukan makanan ini yang tidak enak, tapi pikirannya yang sama sekali tidak pada makanan ini. Makanya baru bisa sedikit nafsu makan saja tidak ada.

“Sifa, kamu sekarang perlu baik-baik menambah gizi, kalau tidak, badanmu sungguh tidak akan kuat, apa kamu tahu?”

Hendi di samping, dengan nada suara yang lembut dan kecil kembali berpesan ke Sifa.

“Em, aku tahu, Hendi, terima kasih beberapa waktu ini menjagaku, demi anak ini, aku juga pasti akan baik-baik menjaga kesehatanku!”

Sifa makan makanan yang ada di hadapannya, sambil menjawab Hendi.

Sifa tahu dirinya tidak boleh menyia-nyiakan kerja keras pria yang ada di depan matanya ini, pria itu berusaha sekeras itu untuk dirinya, bagaimana bisa dia tega membuat pria itu kecewa lagi.

Meski dirinya tidak memiliki perasaan lainnya terhadap Hendi.

Tapi teringat Hendi selama ini menjaganya dengan sepenuh hati, dirinya tidak tega membuat Hendi repot lagi.

Berpikir pasti mau menyembuhkan penyakit ini dengan baik, tunggu saat dirinya sudah berkemampuan, tidak mau merepotkan Hendi menjaga dirinya lagi, mengingat dia juga perlu memiliki kehidupannya sendiri dan juga orang yang disukainya di kemudian hari.

Mana boleh dirinya terus membebani Hendi !

Tepat saat Sifa berpikir hal ini, tiba-tiba ada beberapa dokter, berjalan masuk ke dalam kamar pasien.

Selama ini, kepala dokter rawat inap yang menangani penyakit Sifa juga ikut berjalan masuk, kepala dokter rawat inap itu yang berada di belakang beberapa orang itu.

Sifa dan Hendi keduanya seketika agak binggung, kenapa tiba-tiba masuk begitu banyak dokter.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu