Marriage Journey - Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka
Meskipun tidak bisa mendapatkan hati Decky, tapi dia memiliki anak bersama Decky, anak ini memberikan harapan padanya.
Bisa juga dikatakan dia telah menyembunyikan semua cintanya pada Decky dan memindahkannya pada anak ini, selama anak ini menemaninya, tidak peduli seberapa besar penderitaannya, dia tidak akan menyesal.
Baginya, anak adalah harapannya yang terakhir, selama keluarga Leng tidak memisahkannya dengan anak, dia bisa menanggung segalanya.
Mungkin ibu Decky telah memiliki rencana dalam hatinya, sehingga agak senang dan sedikit melupakan diri, dia juga tidak peduli lagi apa yang dibicarakan Sifa dan Tuan Tua Leng, dia hanya ingin segera kembali ke kamar untuk mengatur rencananya.
Tiba-tiba langkahnya sedikit lebih besar dan pergelangan kakinya tertekuk, tubuhnya mencondong ke depan dan tiba-tiba menabrak dahan pohon beringin yang rimbun.
Daun-daun mengeluarkan bunyi…...", Meskipun Sifa dan Tuan Tua Leng berada tidak jauh dari sini, tapi tetap mendengar suara dedaunan.
Tuan Tua berteriak: "Siapa?"
Ibu Decky ketakutan dan keringatan dingin, dia berjongkok di lantai tanpa mengeluarkan suara.
Kalau Tuan Tua tahu dia sedang mengintip mereka, Tuan Tua pasti akan tahu dirinya sedang merencanakan sesuatu yang buruk, Ibu Decky tidak ingin diketahui sebelum rencananya dilaksanakan.
Kalau ketahuan Tuan Tua, meskipun dia menyangkal bahwa dia datang ke sini secara tidak sengaja, Tuan Tua juga tidak akan mempercayainya.
Dia terkejut, berjongkok di bawah dan tidak berani nafas dengan kuat, Tuan Tua Leng melihat ke arah suara dedaunan, tapi dia tidak melihat sosok apa pun.
Sifa juga melihat ke sana, tetapi tidak melihat apapun.
"Kakek, mungkin ada kucing kecil bermain di bawah pohon."
Mendengar apa yang dikatakan Sifa, ketegangan Tuan Tua langsung berkurang, dan tidak memperhatikannya lagi.
Untungnya, ibu Decky tidak melukai pergelangan kakinya.
Setelah semuanya kembali tenang, ibu Decky membungkuk dan pergi dari sini.
Setelah meninggalkan taman, dia baru berani menegakkan tubuhnya.
Dia mengelus dadanya, dan mendesah: "Benar-benar mengagetkanku, semua salah si wanita jahat itu."
Karena benci dengan Sifa, jadi menyalahkan semua hal buruk pada Sifa, tidak peduli apa yang dilakukan Sifa, dia selalu disalahkan.
Ibu Decky baru saja menghela nafas lega, Bibi Wang langsung berjalan ke sini, melihat wajahnya terlihat buruk, dia segera bertanya: "Nyonya, apakah kamu merasa tidak nyaman?"
Dia menjawab dengan panik: "Aku…., tidak apa-apa, hanya merasa sedikit sakit kepala."
"Perlukah menelepon dokter dan memintanya datang untuk melakukan pemeriksaan?" Bibi Wang berkata dengan penuh perhatian.
Ibu Decky melambaikan tangan dan berkata, "Tidak perlu, aku sudah terbiasa, cukup naik ke atas dan istirahat sebentar, pergilah sibuk dengan urusanmu."
Setelah berbicara, dia berjalan ke atas.
Dia benar-benar takut ketahuan Bibi Wang, jadi ketika naik ke atas, dia memegang pagar tangga dan berjalan dengan langkah yang sulit.
Dia datang ke kamar tidur dan duduk di ranjang, akhirnya hatinya yang gugup menjadi lega.
Dia berkata pada dirinya sendiri: "Aku tidak melakukan hal buruk, mengapa harus panik seperti ini? Orang yang melakukan hal buruk malah tenang sepanjang hari, mengapa aku harus merasa bersalah? Aku tidak melakukan hal yang buruk."
Berpikir seperti ini, dia merasa apa yang dia lakukan adalah hal yang benar, hanya ingin mencari keadilan untuk putranya.
Dia berbaring di ranjang dan berpikir keras, tidak tahu kepada siapa dia menyerahkan masalah ini, dia memikirkan orang yang dia kenal dalam pikirannya.
Ketika teringat Detektif Andy, matanya bersinar dan tiba-tiba duduk dari ranjang.
Dia bergumam sendiri: "Ya, harus mencari orang yang profesional, mereka tidak hanya cepat tapi juga efisien."
Memikirkan hal ini, dia sangat senang dan segera duduk ke meja riasnya untuk mencari nomor telepon Detektif Andy.
Dia mengenal Detektif Andy dari lelang amal.
Keluarga Leng adalah orang yang terkenal di dunia bisnis dan telah menarik banyak perhatian, jadi anggota keluarga Leng tentu sering muncul di setiap lelang amal.
Media tentu akan menjadikan mereka sebagai pusat perhatian, dan Tuan Tua Leng sangat baik hati, setiap kali ada lelang amal atau pertemuan donasi, dia akan berpartisipasi secara pribadi.
Ibu Decky masih ingat dia pergi ke lelang amal bersama Tuan Tua seminggu yang lalu, dan bertemu Detektif Andy di sana.
Saat itu, Detektif Andy memberinya sebuah kartu nama, dia tidak tertarik dengan itu, tapi tidak bisa menolaknya secara langsung, jadi dia memasukkan kartu nama tersebut ke dalam tasnya dengan sopan.
Kemudian, kartu nama ini dilemparkan ke laci meja rias bersama dengan barang-barang lainnya.
Dia ingat semalam ketika mencari sesuatu, dia masih melihat kartu nama itu, kalau bukan karena terburu-buru, mungkin saat itu dia telah membuangnya.
Saat membuka laci, dia berkata, "Akhir-akhir ini suka kali melupakan sesuatu, jangan-jangan aku telah membuang kartu nama itu, kalau benar-benar membuangnya, akan menjadi repot."
Dia sangat senang ketika menemukan kartu nama di bawah beberapa barang kecil.
Dia berkata dengan senang: "Untungnya tidak terbuang, kalau tidak aku harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkannya."
Dia melihat kartu nama dengan teliti, diatasnya tertulis nomor telepon dan alamat kantor detektif.
Dia ingin menelepon, tetapi sebelum terhubung, dia ragu-ragu sejenak.
Dia berpikir dalam hatinya, hal ini harus dilakukan secara tidak sadar dan tidak boleh diketahui Tuan Tua Leng, jadi dia harus menemukan orang yang dapat diandalkan, dan tidak boleh mengekspos dirinya.
Memikirkan ini, dia mulai ragu, dan mengingat wajah Detektif Andy dengan teliti.
Meskipun dia dan Detektif Andy hanya bertemu sekali, tapi di pelelangan itu, Detektif Andy meninggalkan kesan yang dalam padanya.
Meskipun orang ini hanya berusia 30-an, tapi dia terlihat tenang dalam berbicara dan melakukan sesuatu, Meskipun perkataannya tidak terlalu banyak, tapi memiliki pemahaman yang sangat baik tentang skala berbicara.
Ibu Decky merasa orang ini seharusnya bisa dipercaya.
Tapi dia tetap memiliki beberapa kekhawatiran, dia takut Detektif Andy memiliki hubungan dengan Tuan Tua Leng, dengan begini dia akan terungkap.
Dia mengingat kembali situasi ketika bertemu Detektif Andy hari itu, dari percakapan antara Tuan Tua dan Detektif Andy, dia dapat mendengar bahwa ini adalah pertama kalinya Tuan Tua dan Detektif Andy bertemu.
Dia duduk di samping telepon, jari-jarinya tidak berhenti mengetuk meja, setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk menelepon.
Karena selain Detektif Andy, dia benar-benar tidak mengenal detektif lainnya di daerah ini, kalau meminta seseorang untuk menjalin hubungan, dia pasti akan mencarikan masalah untuk dirinya, Masalah ini adalah penyelidikan rahasia, tentu saja semakin baik kalau tidak banyak orang yang tahu, dia tidak ingin mencarikan masalah.
Memikirkan ini, dia berhenti mengetuk meja, dan menelepon nomor di atas kartu nama.
Begitu terhubung, langsung mendengar suara seorang pria, "Halo! Kami adalah Kantor Detektif Swasta, apa yang bisa kami lakukan untuk Anda?"
Ibu Decky dan Detektif Andy hanya bertemu sekali, dia tentu tidak dapat mendengar bahwa ini adalah suaranya, Ibu Decky langsung berkata, "Halo! Aku ingin mencari Detektif Andy."
"Halo! Aku adalah Detektif Andy."
Ibu Decky tersenyum, "Ternyata kamu adalah Detektif Andy, kita pernah bertemu sebelumnya, aku membutuhkan bantuanmu."
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinTakdir Raja Perang
Brama aditioWaiting For Love
SnowMy Cute Wife
DessyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCintaku Pada Presdir
NingsiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesPejuang Hati
Marry SuMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka