Marriage Journey - Bab 239 Minta Enam Milyar
“Kenapa Decky, sekarang baru ingat berinisiatif untuk mengajakku janjian, dari dulu kemana saja kamu hah? Tapi melihat kamu yang sekarang, aku merasa sedikit tidak tega dan kasihan kepadamu....”
Selesai mengatakan ucapan itu, Ariana duduk menekuk di samping.
Laras dan Decky melihat wanita yang begitu angkuh dan seolah melupakan siapa dirinya itu. Mereka juga tidak ingin untuk terlalu perhitungan dan peduli dengan wanita ini.
“Sudahlah, Ariana, Decky mau bertemu denganmu kali ini, harusnya kamu sudah tahu alasannya kenapa. Kamu tidak usah lagi terlalu sombong di sini!”
Begitu Laras bicara seperti itu, Ariana walaupun jadi sedikit marah, tapi dia berusaha untuk menahan rasa marahnya sendiri.
“Sudahlah, Laras kamu tidak usah bicara omong kosong disini. Katakan saja, kamu memintaku datang kesini sebenarnya mau mengajukan persyaratan apa?”
Begitu mendengar Ariana wanita ini yang langsung dengan tegas membicarakan persyaratan, Decky dan Laras pun juga langsung saling memandang dan tersenyum kecut. Ternyata sama seperti yang mereka dugga kalau wanita ini punya beberapa trik licik.
“Hehe...”
Decky tersenyum dingin.
“Benar-benar tidak kelihatan dari awal ternyata kamu punya trik seperti ini. Ternyata tetap saja semuanya demi uang!”
Begitu mendengar Decky selesai bicara, walaupun Ariana punya pikiran untuk menjelaskan ini. Namun, begitu ingat kalau kali ini Decky sendiri yang mengajaknya bertemu, jadi Ariana merasa dirinya masih perlu berlagak dingin dan angkuh.
Sehingga, dia masih saja duduk di sana dan tetap memperlihatkan dirinya yang bertampang dingin dan angkuh.
“Cih! bukankah karena sudah merasa melakukan besar yang tak termaafkan oleh bumi dan langit, ya kan? Apa yang aku katakan ini tidak berlebihan kan. Jika bukan kamu yang menyudutkanku, aku tidak akan sampai mengajukan persyaratan seperti ini kepadamu. Lagipula, kamu tidak akan pernah mengakui hubunganmu denganku, jadi aku tidak mungkin dong hanya dengan bodohnya dimanfaatkan olehmu!”
Ucapan ini pun keluar dari mulut Ariana. Walaupun telinga Decky agak sakit mendengar semua ini. Tapi, apa yang dikatakan oleh Ariana ini sebagian besar memang kenyataan.
“Oke, mau uang bukanlah hal yang tidak mudah dibicarakan kan? Silahkan berapa yang kamu mau. Namun, aku beritahu kamu ya. Setelah memberimu uang itu, kamu segera hapus semua berita busuk di internet itu”
Begitu ucapan Decky ini keluar, Ariana langsung berdiri dan menatapnya dengan sangat marah.
“Aku katakan ya, Decky!”
“Apa maksudmu hah? Apa yang kamu maksud dengan berita busuk? Itu juga kan karena kamu yang sudah menyudutkanku. Ditambah lagi, apa kamu tidak merasa pengungkapan hubunganmu denganku kali ini jika dibandingkan dengan berita yang lalu membuatku juga merasa lebih berharga ya.”
Ketika Ariana bicara, kedua sepatu high heels di kakinya dihentakkan dengan tidak seimbang lagi. Dia berpura-pura masih begitu angkuhnya, lalu duduk lagi.
Laras menatap Ariana yang ada di sampingnya yang seperti itu. Dia merasa sudah malas dan tidak tahan melihat ini.
“Sudahlah, Ariana kamu katakan saja mau berapa. Karena Decky sudah bilang untuk memberimu uang, kalau begitu kamu silahkan hapus semua berita tidak baik di internet itu. Kamu juga harusnya tahu kalau keributan yang kamu buat ini berdampak buruk dan membuat rugi PT Leng Tbk. Jangan seenaknya bicara dan membuat masalah ini tampak begitu sederhana ya!”
Ekspresi di wajah Ariana tampak semakin tidak senang begitu mendengar Laras yang memarahi dirinya seperti ini.
“Aduh! Hei, kalian berdua ini yang minta bertemu denganku, apa untuk memarahiku atau mau membicarakan persyaratan sih. Jika mau memarahiku, kalau begitu pembicaraan kita ini sudah selesai sampai disini saja!”
Setelah bicara, dia pura-pura terlihat ingin pergi dengan menenteng tasnya.
Decky yang ada di samping hanya tersenyum dingin melihat ini...
Dia tidak menyangka kalau wanita ini benar-benar mampu sekali berpura-pura seperti ini. Laras dan Decky sangat punya chemistry, mereka berdua sama-sama tidak ada yang memanggil dan menghentikan Ariana!
Mereka mau lihat wanita ini mau berpura-pura sampai ke tahap apa. Hingga Ariana sudah sampai di depan pintu kamar mewah ini, dia menoleh melihat dua orang yang sepertinya tidak ada keinginan untuk memanggil dan menghentikannya.
Dia pun menghentikan langkahnya. Sepertinya tahu kalau Decky dan Laras ini sangat sangat sangat memahami bagaimana dirinya. Bahkan, ini malah semakin membuatnya marah sekali.
“Hei kalian berdua sebenarnya apa maksud kalian ini hah? Bukannya bilang mau memberiku uang ya? Benar-benar menggelikan sekali, jika kalian tidak segera bicara, aku benar-benar akan pergi loh.”
Setelah mengatakan ini, Ariana merapikan rambutnya sendiri, seperti sengaja menyembunyikan rasa canggung dari sikapnya tadi.
Pada saat ini, Laras berdiri.
“Sudahlah, Ariana kamu sini duduklah lagi. Padahal jelas kalau diri sendiri tidak akan berani pergi, kamu masih saja berakting seperti ini, memangnya untuk apa hah? Decky bukannya sudah bilang? Dia menyuruhmu untuk mengatakan berapa uangnya.”
Dibicarakan dengan seperti ini oleh Laras, Ariana jadi menutup lagi pintu kamar mewah itu. Dia pun duduk kembali ke tempat duduknya tadi.
Hanya tampak dia yang sedang merapatkan bibirnya yang beroleskan penuh dengan lipstik merah cerah. Seperti sedang memikirkan baik-baik mau berapa uang yang akan dimintanya kepada Decky.
“Sebenarnya masalah ini, aku sepenuhnya tidak demi uang. Jika Decky mau mengakui hubungannya denganku.... Aku juga bisa kok tidak perlu uang.”
Begitu mendengar ucapan Ariana ini, Laras dan Decky sama-sama tersenyum dingin lagi padahal tidak janjian.
Menyuruh Decky untuk mengakui hubungannya dengan Ariana, ini benar-benar merupakan lelucon besar sekali!
Laras berpikir sejenak. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Ariana ini masih saja berani bicara seperti ini.
“Sudahlah, kamu jangan berpikir hal yang tidak mungkin lagi. Decky sudah bilang kamu mau berapa, katakan saja. Kenapa kamu masih saja membahas masalah lain malahan hah? Cepat katakan berapa angka yang kamu mau.”
Laras yang di samping juga sudah tidak bisa sabar lagi menatap wanita di depannya ini.
Decky yang ada di sampingnya mengerutkan kening, dia sudah menyalahkan rokoknya dan mulai merokok.
Ariana melirik Decky, dia merasa sepertinya apa yang dia katakan tadi tidak dipedulikan sama sekali oleh Decky sedikitpun. Tatapan matanya tampak kecewa.
“Baiklah, kalau memang begitu, kalau begitu aku akan mengatakannya ya...”
“Berikan aku uang enam milyar. Maka aku akan selesai dan menenangkan masalah ini!”
Enam milyar
Angka yang masuk ke telinga Decky dan Laras ini benar-benar membuat mereka sangat terkejut dan tak menyangka!
Mereka tidak menyangka kalau wanita ini benar-benar berani minta uang sebanyak ini. Laras merasa uang enam milyar ini bahkan bisa membeli semua website yang memuat berita busuk itu.
“Ariana, sebenarnya kamu ini punya otak tidak sih? Begitu buka mulut langsung minta uang sebanyak itu. Kamu ini serakah ya hah?”
Laras mengatakan hal ini kepada Ariana dengan geram. Tapi Ariana wanita ini sepertinya tidak merasa sama sekali kalau uang yang dia minta itu banyak.
“Banyakkah? Tidak banyak deh!”
“Uang enam milyar tidak cukup dan tidak sebanding dengan biaya setahun perawatan menginap Yuli di rumah sakit!”
Begitu tiba-tiba membahas nama Yuli, Ini sangat membuat Decky jadi marah.
Dia tiba-tiba langsung berdiri, lalu membuang putung rokok dengan kerasnya ke lantai, lalu berjalan ke samping Ariana.
Ekspresinya yang dingin dan sangat mengerikan, seperti ingin makan Ariana ini.
“Aku beritahu kamu ya, wanita gila seperti kamu ini. Aku bisa memberimu uang enam milyar, tapi kamu jangan pernah membandingkan dirimu dengan Yuli. Kamu sama sekali tidak pantas dibandingkan dengannya!”
Setelah mengatakan ini, dia pun berjalan ke samping Laras....
"Laras, sekarang juga transfer uang enam milyar ke dia. Suruh dia kedepannya menghilang dari hadapanku, begitu juga dengan berita di internet itu. Jangan sampai aku melihatnya lagi!”
Setelah mengatakan ini, Decky membuka pintu kamar mewah itu lalu meninggalkan klub bisnis itu....
Laras melihat Decky yang seperti ini, dia jelas juga sudah tahu kalau Decky sudah muak dengan Ariana yang tidak tahu diri di depannya ini.
Hanya melihat Ariana berdiri di sana. Dia hanya berdiri tercengang dengan bodohnya. Mungkin dia tidak menyangka Decky bisa dengan begitu santai mengiyakan memberinya uang enam milyar ini.
“Laras, lihat sikapnya itu. Ini sikap membicarakan persyaratankah? Bisa-bisanya begitu cepat dan santainya mengiyakan memberiku uang enam milyar, benar-benar membuatku tidak menyangka sama sekali. Tahu gitu, dari awal aku harusnya minta lebih banyak!”
Mendengar Ariana yang mengeluh dengan sikap Decky barusan.
Laras sekali lagi melirik Ariana dengan tatapan tidak sabarnya. Dia juga sangat membenci dan kesal sekali dengan wanita di depannya ini.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniLove And War
JaneCinta Di Balik Awan
KellyMy Charming Lady Boss
AndikaYama's Wife
ClarkTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka