Marriage Journey - Bab 77 Niat Licik

Semua orang melirik ke arah suara tersebut, Diska yang duduk di lantai bagaikan telah menemukan malaikat penyelamat nyawa, sehingga menangis tragis dan berdiri dengan gerakan terhuyung-huyung.

Pada saat semua orang masih belum sempat bereaksi, Diska bergerak dengan cepat dan berlari ke sisi Decky, setelah itu menangis dengan tampang kasihan: "Direktur Leng, Anda harus membela aku ….”

Sifa mengerut alis, kenapa wanita ini malah begitu licik?

Semua orang terus menatap Decky dan tidak berani bersuara, sebenarnya mereka sangat takut terhadap direktur yang serius dan tegas ini.

Sifa berdiri, lalu mengangkat kepala dan terus melotot Diska yang berdiri di sisi Decky.

Decky menatap Sifa sambil mengerut alis, suara tangisan wanita di sisinya membuat Decky merasa sedikit muak.

Decky menatap karyawan yang telah mengepung di sekeliling, sehingga langsung membentak dengan suara yang tegas dan tatapan yang dingin: "Kalian tidak perlu kerja ya?”

Semua orang langsung bubar dan buru-buru kembali ke meja kerja masing-masing.

Diska menunduk kepala dan menangis tersedu-sedu, suaranya yang rendah dan ringan terus menyerap ke dalam telinga Decky.

Marsha yang berdiri di samping sedang tersenyum sinis, setelah itu dia melirik Decky besertaDiska yang berada di sisinya, tatapan matanya penuh dengan jejak sindiran.

Dia sudah sering menghadapi wanita seperti ini, bukannya ingin bermain strategi ya? Aku Marsha juga bukan orang yang gampang diatasi, melawan sahabatnya sama saja seperti melawan dirinya !

Marsha beranjak ke depan dan tersenyum dengan reaksi sombong: "Aduh, ini bukannya asisten Diska ya? Buat apa menangis? Barusan bukannya kamu sendiri yang datang ke sini dan mencari masalah asisten Shen ya? Setelah itu bukannya kamu yang merobek dokumen di tangan asisten Shen ya?”

“Buat apa berlagak polos di hadapan direktur Leng?”

Marsha menuntut Diska dengan nada yang tegas.

Diska menjerit ketakutan dan bersembunyi di belakang tubuh Decky, setelah itu berkata kepada Marsha dengan tampang polos: “Kamu jangan sembarangan menuduh, asisten Shen sendiri yang sengaja mencari masalahku pada sebelumnya, kalau tidak aku juga tidak bakal berdebat dengan dirinya, direktur Leng kamu harus memihak padaku.”

Diska menatapnya dengan tatapan yang polos, air matanya ikut mengalir melalui wajahnya.

Decky sedikit kaku terbengong, seolah-olah telah melihat bayangan Yuli pada tubuh Diska .

Suara Sifa memotong kesadaran Decky, “Asisten Diska, ini di kantor, kalau ada urusan apa kita boleh selesaikan secara pribadi.”

Sifa tersenyum lembut, setelah itu dia beranjak ke hadapan Decky, lalu menunduk kepala dan berkata, “Maaf direktur Leng, dokumen yang Anda berikan sudah terlanjur dirobek, Anda mau memberikan lagi kepadaku atau bagaimana?”

Diska melotot kedua matanya untuk menatap Sifa di hadapannya, Sifa menunduk kepala dan tersenyum licik kepada Diska .

Decky mengangkat alis dan menatap Sifa di hadapannya, sebenarnya wanita ini sangat jelas dengan keadaan, saat ini Sifa memanfaatkan cara lainnya agar dirinya dapat turut mengurus masalah ini, meskipun kelihatannya dia tidak berkenan dengan masalah tersebut, namun pada kenyataannya dia jauh lebih menginginkan penyelesaian daripada siapapun.

Seandainya memang demikian, tidak masalah juga apabila dirinya memuaskan keinginan Sifa, oleh sebab itu Decky berbalik badan dan memanggil dua orang pengawal, setelah itu melotot Diska dengan tatapan jijik dan berkata: “Bawa dia keluar, ke depannya jangan membiarkan dia masuk lagi !”

Setelah selesai berkata dia berbalik badan dan berjalan ke ruangan sendiri, sama sekali tidak memberikan kesempatan apapun kepada Diska .

Diska sangat kaget dan ingin menarik lengan Decky, namun pengawal langsung menghalangi tindakannya dengan gerakan yang cepat, setelah itu berkata dengan nada dingin: “Nona, kamu tidak boleh masuk, silakan keluar !”

Diska menjerit nama Decky dengan sekuatnya: “Decky, kamu tidak boleh begitu padaku, Decky ……”

Suara yang sangat putus asa terus bergema di dalam seluruh gedung, semua orang sedang menunduk kepala dan mengerjakan tugas sendiri, seolah-olah takut kalau dirinya akan menjadi orang yang diusir pada selanjutnya.

Sifa melotot Diska dengan tatapan dingin, sudut bibirnya masih menampakkan jejak senyuman.

Diska membentak kepada Sifa: "Sifa, kamu akan mati, aku pasti akan membalasmu, kamu tunggu saja, wanita jalang !”

Diska berusaha memberontak, namun tetap saja tidak dapat mengalahkan kedua pengawal.

Sifa mengangkat kepala dan memberikan sebuah senyuman sinis kepada Diska, setelah itu langsung berbalik dan berjalan menuju lift.

Decky menutup layar komputer, semua kejadian barusan telah diketahui oleh dirinya.

Meskipun bukan demi membela keadilan, dirinya tetap saja akan memecat wanita yang bernama Diska ini, semuanya hanya masalah waktu saja.

Setelah melalui kejadian kali ini, nama Sifa sudah terkenal di seluruh perusahaan, pada sebelumnya semua karyawan hanya sekedar mencurigai hubungan wanita tersebut bersama direktur mereka.

Namun pada saat ini, mereka sangat yakin bahwa wanita tersebut memang memiliki hubungan yang spesial bersama direktur mereka, oleh sebab itu pada saat ini tatapan semua orang terhadap Sifa sudah berbeda dari biasanya.

Sifa sama sekali tidak peduli dan lanjut hanya berjalan ke arah ruangan Decky.

Decky sepertinya sudah mengetahui kalau Sifa akan datang mencarinya, sehingga dokumen yang akan diberikan kepada Sifa sudah terletak di atas mejanya.

Sifa tidak merasa ragu lagi, dia beranjak ke depan dan tersenyum sopan: "Direktur Leng, aku antar dokumen ini ke direktur An.”

Setelah selesai bicara dia bersiap-siap untuk mengambil dokumen dan pergi meninggalkan ruangan.

Namun Decky malahan langsung menyeret tangannya, seluruh tubuh Sifa dikepung oleh Decky dan ditahan oleh Decky.

Seluruh tubuh Sifa dikunci oleh Decky, dia sama sekali tidak dapat bergerak, sehingga hanya bisa sedikit memiringkan badan dan menunduk kepalanya, akhirnya mendorong dada Decky dengan kesan memberontak.

Decky menatap Sifa dengan tatapan menggoda: “Hm? Sekarang maksudnya sedang menolakku ya?”

Sifa menunduk kepala dan tidak berbicara, wajahnya sedikit merona merah, dia dapat merasakan apa yang ingin dilakukan oleh Decky terhadap dirinya.

Sifa mendorong dada Decky dan berkata: "Itu …Direktur Leng, aku masih ada urusan yang belum diselesaikan, aku masih ada dokumen yang belum kasih ke direktur An.”

Decky menghampiri wajah Sifa dan menahan kepala Sifa pada permukaan meja, setelah itu satu tangannya langsung mencubit pada dagu Sifa.

Dia berbicara di samping telinga Sifa dengan suara yang kecil dan penuh dengan kesan bermain: "Kamu bukannya tidak suka dengan wanita itu ya, aku sudah membuat keputusan demi dirimu, bukannya kamu harus memberikan imbalan kepadaku ya?"

Sifa merasa sedikit bingung, dia menatap Decky dengan reaksi tidak berdaya, Decky juga memperlihatkan sebuah senyuman menggoda kepadanya.

Kedua tangan Decky sedang berkeliaran pada tubuh Sifa, tubuh Sifa merinding seketika dan ingin memberontak dari pelukan Decky.

Namun Decky malahan mengeratkan pelukan, setelah itu menahan seluruh tubuh Sifa pada permukaan meja.

Sifa sedikit panik, dia menunduk kepala dan sambil mendorong dada Decky: "Direktur Leng, kamu mau buat apa?” Namun Decky malahan tidak berbicara dan terus mengunci tubuh Sifa, tidak memberikan kesempatan melarikan diri kepada Sifa.

Jantung Sifa berdebar tidak tenang, namun wajahnya telah merah merona karena godaan Decky.

Pada saat ini tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan Decky, Decky dan Sifa sama-sama membalikkan badannya.

Setelah itu terdengar suara Laras yang berasal dari luar ruangan: "Direktur Leng, kakek Leng minta kita pulang sekarang, aku boleh masuk?”

Decky mengunci tubuh Sifa dan sama sekali tidak bermaksud untuk melepaskannya, dalam hati Sifa merasa sangat tegang.

Sifa sangat takut apabila ada orang lainnya yang melihat keadaan saat ini, sehingga memanfaatkan kesempatan ketika Decky yang sedang mengalihkan perhatian kepada Laras dan berhasil meloloskan diri dari pelukan Decky.

Setelah merapikan baju sendiri, Sifa membuka pintu dan keluar dengan membawa dokumen.

Laras sama sekali tidak merasa kaget ketika melihat Sifa yang keluar dari ruangan, Sifa menunduk kepala dan menyapa Laras dengan suara yang kecil, setelah itu langsung melangkah cepat ke arah ruangan sendiri.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu