Marriage Journey - Bab 112 Romantis

Sifa mengangkat alisnya dan mulai makan perlahan, setelah makan Decky tidak terburu-buru membawa Sifa pergi.

Sifa melihat waktu jam masuk kerja telah tiba, dia dengan ragu-ragu berdiri di belakang Decky “Itu…Direktur Decky, sudah jam masuk kerja ….”

Decky yang mendengar perkataan Sifa, sedikit tidak senang. Dia berjalan ke hadapan Sifa menatapnya dengan tajam, lalu mengulurkan tangan memegang Sifa, berkata dengan tidak senang “Di luar panggil namaku, kalau aku dengar kamu memanggilku Direktur Decky, aku akan menciummu.”

Decky menatap Sifa dengan serius, jaraknya sangat dekat dengan Sifa. Sifa bisa merasakan nafas Decky menyembur ke wajahnya.

Sifa sedikit menoleh dengan tidak nyaman, lalu berkata “Baik, Direktur Decky…”

Sifa tanpa sadar berkata begitu.

Sifa baru sadar, dia terkejut, ketika mengangkat kepalanya ingin memberikan penjelasan, Decky dengan cepat mencium Sifa.

Decky sekuat tenaga mencium paksa bibir Sifa, lalu tersenyum jahat “Tampaknya kamu menyukai diriku yang seperti ini!”

Sifa sedikit panik, melihat sekeliling dengan wajah merah malu “Dec… jangan begini, di sini ada banyak orang….”

Sifa baru saja ingin mengatakan Direktur Decky, tiba-tiba dia sadar dan menahan mengucapkan kata-kata itu.

Sifa terlihat sedikit cemas, berbalik ingin meninggalkan Decky.

Decky tersenyum, berbalik menarik tangan Sifa “Aku boss dengarkan aku, hari ini kita tidak kembali lagi.”

Setelah itu, dia membawa Sifa ke hotel kelas atas, setelah penolakan Sifa yang tidak membuahkan hasil, akhirnya dia menyerah, mengikuti Decky tidak mengatakan apa-apa.

Decky membawa Sifa ke hotel kelas atas, begitu masuk langsung melihat aula penuh dengan mawar merah yang romantis.

Dulu Sifa pernah mendengar dari Marsha, ada sebuah hotel bertema mawar merah di sekitar kota.

Marsha sangat ingin pergi ke sana bersama dengan orang yang dicintainya, tapi di sana bukan tempat yang bisa dikunjungi meskipun memiliki uang. Itu adalah tempat dimana harus memiliki status hebat baru bisa pergi ke sana, jadi hotel itu selalu menjadi hotel impian yang ingin dikunjungi banyak gadis.

Sifa sedikit terkejut mengikuti Decky dari belakang, Decky menggandeng tangan Sifa berjalan menuju ke aula.

Di aula berdiri banyak pelayan berpakaian bagus membungkuk dengan hormat dan berkata “Selamat datang Tuan Decky.”

Sifa menatap wajah dingin Decky, tampaknya semua orang di sini mengenal Decky. Apakah karena dia pernah membawa wanita lain ke sini sebelumnya?

Sifa tidak bodoh, tempat ini menandakan romantis, untuk apa seorang pria dewasa sering datang ke tempat ini?

Sifa tersenyum dingin, tangannya meronta ingin keluar dari pegangan Decky.

Decky sedikit mengerutkan keningnya, menggenggam tangan Sifa dengan kuat, tidak memberikan Sifa kesempatan untuk melepaskan tangannya.

Decky membawa Sifa ke lantai sepuluh lebih, hingga akhirnya berhenti di depan satu pintu kamar, Decky mengeluarkan black card, ketika membuka pintu Sifa tertegun di tempat.

Mawar merah menutupi lantai, kamar itu penuh dengan mawar dan jendela besar di depan bisa melihat pemandangan langit biru di luar.

Tempat tidur putih penuh dengan bunga mawar, ruangannya terlihat sederhana dan luas, ada anggur merah di atas meja begitu melihatnya sudah tahu anggur mahal.

Sifa menutup mulutnya tidak membiarkan dirinya mengeluarkan suara decak kagum, ternyata hotel yang ingin didatangi Marsha adalah hotel seperti ini yang membuat orang mendesah kagum.

Decky melirik Sifa dengan santai, lalu bertanya “Bagaimana? Menyukainya?”

Sifa masih belum sadar, lalu berbalik menganggukkan kepala.

Decky menarik Sifa masuk ke dalam, mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari lemari dan menyerahkannya kepada Sifa.

Sifa sedikit ragu menerima kotak itu, perlahan-lahan dia membuka kotaknya.

Sifa sedikit ragu. Dia terkejut saat membuka kotak itu.

Sifa dengan hati-hati mengeluarkan sebuah gaun merah yang tertata rapi di dalam.

Gaun ini berbeda dengan gaun yang diberikan Decky terakhir kali, ini gaun merah dengan ekor panjang.

Sifa menatap gaun itu sambil memberikan ekspresi kagum “Apakah gaun ini untukku?”

Sifa bertanya kepada Decky dengan tidak percaya.

Decky menganggukkan kepala, tersenyum “Gaun ini sangat cocok untukmu, cobalah.”

Sifa melihat pinggang gaun itu, meskipun dirinya kurus, tidak segemuk orang lain yang hamil 4/5 bulan.

Namun masih ada beberapa perbedaan, Sifa sedikit khawatir, menundukkan kepala melihat perutnya.

Decky memperhatikan tatapan Sifa, lalu tersenyum santai “Tidak apa-apa, aku sudah mempertimbangkannya, di bagian pinggang bisa diatur ukurannya.”

Sifa mengangkat kepalanya tersenyum, lalu mengambil gaun ini pergi ke kamar mandi.

Decky duduk di Sofa mengangkat kakinya, matanya terus menatap ke kamar mandi, dia sedikit gugup kenapa Sifa masih tidak keluar.

Butuh waktu lama bagi Sifa untuk mengganti gaun, gaun ini terlihat berbeda dari lainnya, desainnya terlihat sederhana tapi sangat sulit dipakai, ini menyusahkan dirinya yang mengandung empat bulan memakai gaun yang body fit.

Setelah selesai menggantinya, Sifa perlahan-lahan berjalan keluar, mata Decky menatap ke tubuhnya.

Meskipun Sifa sedang hami dan perut sedikit besar, tapi anggota tubuh lainnya masih langsing dan bahkan lebih kurus dari saat dia tidak hamil.

Sifa memiliki wajah oval dan kebetulan terlihat pas.

Sepasang mata besar menatap Decky dengan gugup, seolah ingin mendapatkan pengakuan dari Decky.

Tatapan Decky tiba-tiba buyar, melihat Sifa berdiri di depannya, tiba-tiba dirinya memiliki pemikiran untuk memiliki Sifa.

Dia terlihat sangat cantik.

Sifa tidak berdandan, kulit putih dan lembutnya menjadi lebih putih di bawah balutan gaun merah ini.

Sifa memegang pergelangan tangannya dengan erat dan menatap Decky dengan gugup.

Decky berdiri, mengerutkan bibir tipisnya, dengan senyum tipis di wajahnya, berjalan ke hadapan Sifa dan berkata “Cantik sekali.”

Ini pertama kalinya Sifa mendengar Decky memuji dirinya, tiba-tiba wajahnya merah malu.

Sifa tidak tahan menutup dadanya, meskipun dadanya tidak terlalu besar, tapi dirinya tidak pernah memakai pakaian berpotongan rendah seperti itu. Sifa sedikit tidak nyaman.

Decky meraih tangan Sifa, lalu tersenyum jahat “Jangan menutupi cahaya yang aku suka, dengan begini kamu terlihat lebih menarik.”

Ucapan Decky seperti katalisator, membuat wajah Sifa memerah terlihat seperti api dan menjadi panas seperti diolesi cabai pedas.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu