Marriage Journey - Bab 215 Kedatangan Decky
Setelah selesai mengatakan semua ini, suster menampakkan sebuah senyuman.
Sementara Hendi yang berada di samping sedang memeluk bayi tersebut dengan perlahan-lahan, kemudian memperhatikan bentuk wajah bayi tersebut.
Hendi sudah tidak sempat berterima kasih lagi kepada suster, saat ini dia malahan memeluk bayi dengan reaksi bengong, kemudian melangkah ke arah kamar pemeriksaan keberadaan Sifa.
Dia sambil berjalan sambil berpikir di dalam hati, asalkan bayi tersebut tetap selamat, Sifa pasti juga bakal baik-baik saja.
Dikarenakan anak tersebut adalah harapan satu-satunya bagi Sifa untuk bertahan hidupnya.
Pada saat dia sedang memeluk bayi dan duduk di kursi yang berada di koridor, bayi yang berada di dalam pelukan seolah-olah juga memperlihatkan sebuah senyuman kepada Hendi.
Hendi sangat tersentuh oleh senyuman tersebut, meskipun darah yang mengalir di tubuh anak ini adalah darah Decky.
Namun Hendi tidak ingin memedulikan hal tersebut lagi, bagaimanapun bayi ini adalah anaknya Sifa, dengan melihat bentuk wajah bayi ini, Hendi merasa anak tersebut benar-benar sangat mirip dengan Sifa.
Meskipun dia juga tidak tahu bagaimana bentuk wajah Sifa ketika masih bayi, namun dalma senyuman anak ini, dia merasakan kemiripan yang sangat besar dengan Sifa.
Pada saat Hendi sedang memperhatikan bentuk wajah bayi ini, mobil Decky juga telah memarkir di depan pintu rumah sakit.
Decky melangkah kakinya dengan perasaan berat dan menuju ke lobi rumah sakit.
Setelah menanyakan keadaan Sifa kepada suster yang berada di lobi, Decky berjalan menuju ke arah Hendi.
Sementara pada saat ini, Hendi sama sekali tidak menyadari kalau orang yang paling dibenci oleh dirinya sedang berjalan menghampiri.
Dikarenakan berdasarkan bahasa Decky pada barusan, Hendi sama sekali tidak percaya kalau orang tersebut akan berkunjung ke rumah sakit dan menjenguk Sifa.
Namun untung sekali, saat ini Sifa telah berhasil melahirkan anaknya dengan selamat.
Jarak antara Decky dan Hendi sudah semakin dekat, pada saat hampir tiba di hadapan Hendi, Decky langsung melihat bayi yang sedang berada di dalam pelukan Hendi.
Meskipun mengetahui bahwa bayi tersebut adalah anak kandung dirinya, namun Decky tetap memberitahukan dirinya agar jangan perhatian terhadap anak tersebut.
Dalam hati Decky seolah-olah khawatir kalau dirinya akan merasa tidak tega terhadap bayi tersebut, bagaimanapun saat ini dia mesti menghadapi anak kandung sendiri, sedangkan anak kandungnya malahan dilahirkan oleh wanita yang paling dibenci dirinya.
Bagaimanapun Decky merasa sulit untuk menerima keberadaan anak ini, namun dia juga tidak tahu tujuan kedatangan dirinya ke rumah sakit.
Pada saat Decky sedang merenungkan hal ini, tanpa sadarnya dia telah tiba di hadapan Hendi.
Hendi menyadari bahwa ada sebuah bayangan yang sedang berdiri di hadapannya, sehingga mengangkat kepala dengan perlahan-lahan. Awalnya dia mengira hanya dokter atau suster yang ingin memberitahukan keadaan pemeriksaan Sifa kepada dirinya, namun setelah melihat tatapan Decky, rasa dendam langsung memenuhi lubuk hatinya.
“Kenapa kamu pula ! Decky ! Kenapa kamu masih berani datang ke sini lagi, ketika Sifa sedang membutuhkanmu, kamu tidak ada di sisinya, buat apa kamu datang sekarang ?”
Hendi merasa emosi dan langsung berdiri, kemudian mengeratkan pelukan secara refleks.
Hendi tidak tahu tujuan kedatangan Decky, sehingga dalam hatinya memiliki firasat yang buruk.
Jangan-jangan budak ini mau merebut anak Sifa !
Kalau begitu Hendi mana mungkin membiarkan Decky mencapai tujuannya !
Oleh sebab itu Hendi memundurkan langkah dengan perlahan-lahan ….
“Haha, kelihatannya kamu sangat takut kalau aku datang untuk merebut anak, kamu terlalu banyak berpikir, aku mana mungkin mengakui status anak ini sebagai anakku ? Aku datang ke sini hanya karena ingin melihat gaya Sifa yang kasihan itu !”
Decky melontarkan berbagai kalimat ini kepada Hendi dengan menggunakan nada yang keji.
Namun ketika Decky melontarkan kata-katanya, hatinya seolah-olah telah tertusuk oleh sesuatu.
“Bagus sekali ya Decky !”
“Aku tahu kamu pasti tidak berniat baik, sekarang keadaan Sifa sudah begitu parah, kamu bahkan masih tega mengatakan kata-kata yang begitu kejam di sini !”
“Dalam beberapa tahun ini, kamu juga jelas bagaimana perlakuan kamu terhadap Sifa, sekarang malahan datang untuk menyakiti hatinya lagi, aku benar-benar tidak pernah melihat orang yang kejam sepertimu !”
Setelah selesai berkata Hendi langsung memeluk bayi di dalam pelukan dan mengabaikan Decky yang hanya ingin mencari masalah.
Hal ini dikarenakan Hendi mengetahui bahwa tidak berguna apapun juga meskipun dia berdebat lagi dengan Decky.
Saat ini dia hanya perlu diam-diam menanti kabar Sifa yang masih menjalankan pemeriksaan.
Decky terus memperhatikan Hendi, jelasnya reaksi Hendi pada kali ini sudah di luar dugaannya.
Dia selalu merasa pria seperti Hendi pasti akan lanjut berdebat dengan dirinya, namun saat ini Hendi malahan memilih untuk berdiam diri.
Oleh sebab itu Decky yang berdiri di koridor merasa sedikit tidak berdaya, bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan dirinya.
Kebetulan pada saat ini juga, suster dan dokter mendorong Sifa dari kamar pemeriksaan.
Pada pandangan pertama dari Decky terhadap Sifa, hati Decky terasa sakit lagi !
Dia melihat wanita yang pernah disiksa oleh dirinya malahan sedang berbaring di atas kasur pasien dengan tubuh yang lemah.
Tanpa sadarnya hati Decky juga ikut sengsara.
Dia merasa hatinya tiba-tiba menjadi sangat panik, rasa seperti ini seolah-olah membuat hatinya menjadi semakin menyesakkan.
Hendi buru-buru menghampiri dokter, kemudian menatap dokter dan Sifa yang masih berbaring di atas kasur dengan tatapan yang panik.
“Dokter, bagaimana keadaan sekarang ? Apakah keadaan Sifa sudah mempengaruhi keselamatannya ?”
Reaksi Hendi yang terkesan panik membuat dokter merasa sedikit tegang.
Setelah itu dokter melepaskan masker yang berada di wajahnya.
“Tuan Shen, untuk keadaan saat ini, kamu sudah boleh tenang, berdasarkan pemeriksaan kami pada barusan, hasil pastinya masih belum ada, tetapi aku sekarang sudah boleh memberitahumu, saat ini keadaan pasien masih tergolong stabil.”
Setelah mendengar kata-kata dokter, Hendi langsung menghela nafas lega.
Dia memeluk anak Sifa, lalu menghampiri Sifa dengan perlahan-lahan.
Bagaimanapun sejak melahirkan anak ini, Sifa masih belum sempat melihat anaknya ….
Meskipun keadaan Sifa masih sangat lemah, namun Hendi merasa anak tersebut dapat menyemangati Sifa untuk terus bertahan.
“Sifa, kamu cepat lihat, anak ini mirip sekali denganmu, lagi pula keadaan anak ini sangat baik, kamu pasti harus bertahan ….”
Hendi berbicara dengan Sifa yang masih berbaring di atas kasur pasien dengan nada berhati-hati.
Sementara ketika mendengar kabar anaknya, Sifa juga berusaha membuka matanya.
Sifa menoleh ke arah Hendi dengan perlahan-lahan.
Namun pada saat ini juga, dia tiba-tiba melihat bayangan tubuh yang sangat dikenalnya, orang tersebut sedang berdiri di tempat yang tidak jauh dari dirinya.
Orang yang berada di depan mata Sifa adalah Decky.
Tidak tahu juga tujuan keadaan Decky pada saat ini adalah ingin perhatian dengan keadaan dirinya atau hanya karena ingin menertawai dirinya.
Hendi tiba-tiba menyadari hal ini, sehingga buru-buru menghalangi pandangan Sifa dengan tubuhnya, dia tidak ingin membiarkan Sifa melihat lelaki yang membawa kesengsaraan untuk dirinya.
“Sifa, cepat lihat, anak ini mirip sekali denganmu kan ?”
Hendi berbicara kepada Sifa untuk mengalihkan perhatiannya.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeePernikahan Tak Sempurna
Azalea_Kisah Si Dewa Perang
Daron JayLove In Sunset
ElinaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyDark Love
Angel VeronicaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka