Marriage Journey - Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
Tapi sekarang tidak ad acara lain, Sifa hanya bisa menilai keadaan di setiap langkah, hatinya merasa sangat khawatir saat melihat perutnya yang sudah sedikit menonjol.
Sifa seketika sedikit berkecil hati, Sifa berjalan keluar kantor, Laras mengikuti langkah kaki Sifa berjalan kemari, seluruh orangnya terlihat sedikit khawatir.
Sifa kebetulan bertemu dengan Laras, seketika berbalik badan dan berkata sambil melihat Laras: “Sudah lama tidak bertemu denganmu, kamu terlihat sangat khawatir.”
Laras tersenyum polos ke arah Sifa, melihat jam tangan dan berkata: “Sekarang sudah hampir waktunya untuk pulang kerja, aku ingin mengajakmu untuk makan malam, tidak tahu apakah kamu bersedia atau tidak.”
Perkataan Laras seketika membuat Sifa sedikit terkejut, Sifa melihat ke arah Laras, wajah Laras membawa senyuman polos.
Sifa melihat jam tangan, hubungannya dengan Laras sudah tidak seperti sebelumnya, lagi pula, perasaan Laras padanya seperti yang dikatakan oleh Marsha.
Sifa menundukkan kepalanya dengan sedikit sulit, tidak tahu bagaimana mengatakan perkataan penolakan seperti ini kepada Laras.
Semua gerakan Sifa dilihat di dalam mata Laras, Laras mengangguk dengan wajah pucat dan berkata: Tidak apa-apa, aku hanya tidak tahu mencari siapa untuk merayakan ulang tahunku hari ini, aku hanya ingin kamu menemaniku saja, setidaknya ada seseorang yang berada di sebelahku…”
Sifa selalu baik hati, menghadapi permintaan Laras seperti ini, seketika hatinya menjadi lunak, meski keputusan ini sangat sulit baginya, tapi Laras bisa dibilang sangat berusaha untuk membantu Sifa.
Sekarang Laras ingin seseorang menemaninya untuk merayakan ulang tahunnya, apakah Sifa tidak bisa melakukan hal yang sederhana ini?
Hati Sifa seketika menjadi sedikit lembut, dia mengangguk ke arah Laras dan berkata: “Hari ini adalah hari ulang tahunmu, aku bisa menemanimu, tidak apa-apa, aku mempunyai waktu.”
Sifa menjelaskannya dengan sedikit panik, dia merasa sedikit menyesal dengan emosinya sendiri yang baru saja sedikit tidak masuk akal.
Sudut bibir Laras seketika mengeluarkan sedikit senyuman: “Serius kah, kamu bisa menemaniku?”
Sifa mengangguk: “Aku bisa, bagaimana bisa membiarkanmu merayakan ulang tahun sendiri, bagaimanapun juga kita merupakan teman, kamu tidak mengatakannya lebih awal, aku tidak menyiapakan kado untukmu.”
Laras menundukkan kepala dan tersenyum dengan sedikit bodoh: “Aku tidak membutuhkan apapun, aku juga tidak menginginkan apapun, aku hanya ingin kamu menemaniku merayakan ulang tahun saja.”
Perkataan Laras seketika membuat Sifa menjadi sedikit terkejut, tapi setelah berpikir sejenak, perkataan Laras juga benar, bagaimanapun juga Laras merupakan Tuan Muda di Keluarga An, tentu saja tidak membutuhkan apapun, hanya kesepian saja.
Setelah berpisah dengan Laras, Sifa melihat waktu sudah hampir tiba, Decky sudah mengemas semua barang-barangnya terlebih dahulu dan berjalan menuju kantor Sifa.
“Sudah pulang kerja, ayo pergi makan bersama.” Tidak ada ekspresi di wajah Decky, tapi nada suaranya terdengar sangat lembut.
“Ini libur kerja, ayo kita makan bersama.” Decky tanpa ekspresi, tapi nadanya tenang.
Sifa tahu bahwa dirinya sendiri tidak pandai berbohong, jika dia memberi tahu kepada Decky bahwa dirinya sendiri akan menemani Laras merayakan ulang tahun, itu tidak perlu dipikirkan lagi, Decky pasti tidak akan setuju.
Sifa sengaja berbalik badan dan menundukkan kepala untuk mengemas barang-barangnya: “Hari ini, aku mempunyai sedikit masalah, mungkin tidak bisa pulang bersama denganmu, temanku sudah mengajakku untuk makan malam.”
Sifa berkata dengan nada polos, penampilan yang berpura-pura tenang, berusaha tidak membiarkan dirinya sendiri membuat kesalahan apapun.
Decky seketika mengerutkan alis, dia bertanya pada Sifa: “Temanmu itu, kenapa hari ini?”
Sifa seketika menjadi sedikit panik, perkataan yang dikatakan oleh Decky kepada dirinya sendiri terdapat kecurigaan.
“Itu Marsha, kamu tahu setelah aku tinggal bersama denganmu, kami sudah jarang berkumpul bersama, sebelumnya Marsha banyak membantuku, aku sudah sangat lama tidak makan bersama dengannya.”
Sifa perlahan-lahan menjelaskannya, wajahnya penuh dengan ekspresi tenang.
Decky menatap mata Sifa dan ingin mencari jejak kebohongan di dalam matanya, tapi Sifa malah membelalakkan matanya, tampak tidak ada masalah.
Decky hanya bisa mengangguk dengan polos, berbalik badan dan berjalan keluar: “Jika pulang nanti sudah sangat malam, kamu bisa meneleponku, aku akan pergi menjemputmu.”
Setelah berkata, Decky berbalik badan dan berjalan keluar, Sifa seketika menjadi tidak bertenaga, berdiri di tempat asal dengan kedua tangan gemetar, dirinya sendiri memang tidak pandai berbohong, menghadapi Decky yang selalu mencurigai dirinya sendiri, dirinya sendiri lebih tidak bisa berbohong.
Sesuai dengan tempat yang dikatakan oleh Laras, Sifa melihat jam tangan dengan panik dan mengambil kue yang dibuat olehnya secara tergesa-gesa, kemudian berlari masuk ke dalam hotel.
Ini adalah hotel yang berkelas atas, Sifa tidak menyangka bahwa Laras akan memilih tempat seperti ini untuk merayakan ulang tahunnya, Sifa sama sekali tidak banyak berpikir, dia langsung berjalan ke tempat yang dikatakan oleh Laras.
Begitu masuk, Sifa langsung melihat Laras yang duduk di depan, Sifa melangkah maju sambil tersenyum polos.
Saat Laras melihat kue yang diambil di tangan Sifa, wajahnya tiba-tiba muncul ekspresi terkejut.
Laras melihat Sifa dengan tersenyum polos dan berkata: “Aku bilang kamu ikut aku datang saja, kamu malah pergi membeli kue.”
Sifa perlahan-lahan melepas mantelnya, menggelengkan kepala dan berkata sambil melihat Laras: “Apakah kamu tahu jika tidak menerima kado saat ulang tahun, itu tidak termasuk ulang tahun?”
Laras tersenyum dan menyuruh pelayan untuk segera mengantar makanan.
“Tidak menyangka bahwa kamu masih merupakan orang yang sangat teliti.”
Setelah makan dengan sederhana, Sifa dan Laras mulai mengobrol: “Apa kabarmu dalam waktu dekat-dekat ini? Aku melihatmu sepertinya sangat sibuk dalam waktu dekat-dekat ini?”
Sifa melihat Laras tidak banyak bicara, dia mulai bertanya terlebih dahulu.
Laras tersenyum polos: “Tidak apa-apa, itu hanya masalah pekerjaan, kamu tahu bahwa masalah kami biasanya sangat banyak, ditambah proyek sebelumnya mulai berjalan kembali lagi, dalam waktu sesaat, aku menjadi sangat sibuk.”
Laras menjelaskannya, mendongak dan menatap Sifa.
Sifa mengangguk: “Aku tahu, setelah proyek itu berjalan, semua orang yang ada di dalam perusahaan mulai menjadi sibuk.”
Laras menganguk, seketika terdiam dan bertanya dengan sedikit ragi-ragu: “Sifa, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”
Perkataan Laras seketika membuat Sifa mempunyai ketertarikan, mendongak dan kedua mata bersinar dengan terang, berkata dengan nada polos: “Tanyalah.”
Laras seketika meletakkan barang-barang yang ada di tangannya, dia perlahan-lahan berbicara ke arah Sifa.
“Aku ingin memberi tahu satu masalah kepadamu, aku dan Gustian sudah menemukan orang yang mempunyai penyakit sama persis denganmu di Amerika, tapi setelah menjalani perawatan, wanita itu sudah sembuh, sekarang aku dan Gustian sudah mulai mencari informasi tentang proses pengobatan wanita itu, jika seperti ini, kamu sudah mempunyai harapan yang bisa sembuh dari penyakit ini.”
Perkataan Laras seketika membuat Sifa terkejut, Sifa menatap Laras dengan tatapan tidak percaya, dalam waktu sesaat, Sifa tidak tahu harus berkata apa.
Laras menatap Sifa dengan erat dan berkata: “Sifa, aku tahu kamu dulu takut kehilangan anak ini, tapi apakah kamu tahu, sekarang kamu sudah mempunyai kesempatan, saat ini, kamu harus menjalani perawatan.”
Sifa memotong perkataan Laras dengan sedikit panik: “Laras, hari ini, kamu mengajakku keluar untuk membicarakan masalah ini kan, apakah Hendi yang menyuruhmu untuk memberitahukanku?”
Sifa bertanya sambil menatap Laras.
Laras menggelengkan kepala dan menjelaskannya dengan tidak berdaya: “Sifa, percayalah padaku, aku bukan dipanggil oleh siapa pun, aku hanya ingin memberi tahumu, kamu sudah mempunyai kesempatan yang bisa disembuhkan dari penyakit ini, aku berharap kamu bisa mengambil kesempatan ini.”
Novel Terkait
Marriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka