Marriage Journey - Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!

Wanita sialan itu selalu melewati batas kesabaran Decky dan pria itu ternyata mengakui bahwa anak itu adalah miliknya dihadapan Decky.

Tak disangka wanita murahan seperti Sifa masih ingin melindungi pria itu saat ini, padahal setiap kali di depan Decky selalu memberontak.

Memikirkan hal ini, Decky kembali marah dan berjalan menuju ke kamar Sifa.

Sifa ingin mengganti pakaiannya, kemudian dia mengeluarkan baju tidur putihnya dan melepaskan piyama yang dibeli oleh Hendi, kemudian menampilkan tubuhnya yang menawan.

Kulit putih, tubuh yang ramping, rambut cokelat panjang sampai ke pinggang, semuanya terlihat begitu menawan.

Decky menendang pintu kamar Sifa dan Sifa tiba-tiba terkejut dengan suara pintu yang begitu keras.

Sifa melihat Decky berjalan ke arahnya dan dengan cepat menutupi dirinya dengan selimut dari tempat tidur

Decky melangkah maju dan meraih lengan Sifa, dan dengan dorongan yang kuat, Sifa terlempar ke tempat tidur seketika.

Sifa berteriak ketakutan, kemudian bergegas melindungi perutnya, karena takut terjadi apa-apa pada anak yang ada di dalam perut.

Decky melangkah maju dan menarik selimut yang digenggam erat oleh Sifa, kemudian melemparnya keluar dan jauh, mata Decky menatap Sifa dengan tajam.

Sikap Decky membuat Sifa ketakutan dan dengan cepat Sifa bangkit untuk melarikan diri.

Decky menanggapinya dengan cepat, dia langsung meraih pergelangan kaki Sifa dan menyeretnya kembali.

Dokter pernah mengatakan padanya bahwa pada tahap awal kehamilan tidak boleh berada di ruangan yang sama, agar terhindar dari keguguran.

Sifa memanggil nama Decky dengan lantang: " Decky, hentikan ini!"

Tetapi, Decky sama sekali tidak peduli dengan perasaan Sifa.

Sifa menggunakan kedua tangan dan kaki, tetapi masih kalah dengan tangan Decky.

Air matanya terus mengalir membasahi pipi dan rambutnya. Haruskah Sifa dan Decky menggunakan cara seperti ini untuk memperingatkan diri mereka masing-masing terhadap kesalahan mereka masing-masing?

Decky mengerutkan keningnya dan masih ada kemarahan di dalam hatinya. Bukankah wanita ini menyukai Decky ? Sekarang Sifa menolak seperti ini, apakah karena lelaki itu?

Decky menjadi semakin marah, menatap Sifa yang sedang menangis, tiba-tiba Decky menghentikan tindakannya. Apakah wanita ini menangis?

Decky sangat marah, kemudian menampar wajah Sifa dengan kuat: "Dasar murahan, aku tidak pernah kekurangan wanita. Aku sudah berkata, kamu tidak pantas, meskipun dirimu diberikan ke pengemis, pengemis pun akan mengeluh dirimu kotor! "

Decky bangkit dengan marah, lalu berjalan keluar dari pintu dan menutup pintu dengan keras, dan segera di lantai bawah terdengar suara benda-benda yang jatuh.

Rasa sakit yang membakar di wajah Sifa, seolah-olah mengingatkan Sifa bahwa apa yang baru saja terjadi itu bukan mimpi dan semua itu benar-benar terjadi.

Tatapan mata Sifa penuh dengan ketidakberdayaan. Sifa menyeka air matanya, memaksakan dirinya untuk berdiri, kemudian mengenakan pakaiannya secara perlahan.

Sifa berjalan ke kamar mandi dan menyalakan air, kemudian memandangi dirinya sendiri di depan cermin, lehernya dipenuhi dengan jejak tangan Decky.

Bekas tamparan di wajah Sifa sangat mengejutkan, Sifa memaksakan dirinya untuk tersenyum seperti dulu di depan cermin, tapi kali ini, Sifa tidak bisa melakukannya.

Sifa berjongkok dan memeluk dirinya sendiri, kemudian menangis. Padahal Sifa hanya ingin melindungi anaknya, tetapi Decky sama sekali tidak peduli dengan keberadaan anak ini.

Sifa tidak tahu seberapa besar kebencian Decky pada dirinya. Setelah bertahun-tahun disiksa, Sifa telah berubah dan tidak sama lagi dengan dirinya yang dulu, Sifa sudah tidak memiliki harga diri.

Sifa juga tidak begitu jelas tentang kejadian tahun itu, tetapi Sifa sendiri tidak pernah berniat jahat kepada Decky.

Dan tidak pernah terpikir karena kejadian ini, Yuli telah berbaring di tempat tidur rumah sakit selama tiga tahun dan sampai sekarang belum sadar.

Decky berjalan langsung keluar dari rumah. Hatinya sangat kacau. Decky tidak tahu mengapa dirinya begitu marah. Wanita seperti itu tidak pantas untuk membuatnya begitu marah.

Decky sebenarnya tidak tinggal di sini, di sini daerahnya dekat dengan laut, saat ini sudah memasuki musim gugur dan angin laut berhembus dingin di luar mengikuti musim, Decky mengendarai mobilnya menuju kediamannya.

Sifa mengunci diri sendiri di kamar dan butuh waktu lama untuk menenangkan hatinya. Masih sama seperti sebelumnya, Sifa bebas melakukan apapun, biasanya dia hanya sendirian di rumah.

Sebagian besar vila di sini kosong dan Decky jarang berkunjung ke sini, tetapi baru-baru ini, karena masalah transplantasi jantung, Decky datang lebih sering.

Sifa menundukkan kepalanya dan melihat perutnya. Meskipun baru sekitar satu bulan, Sifa sangat bahagia karena sekarang mengandung sebuah kehidupan.

Di masa kehidupannya yang akan berakhir ini, Sifa berpikir bahwa dirinya yang sudah menderita kanker stadium lanjut, kemungkinan akan mengalami kesulitan, jika anak itu lahir.

Sifa merasa sedih saat memikirkan hal ini. Setelah kejadian semalam, Hendi menelepon Sifa berkali-kali pagi ini.

Tapi Sifa tidak menjawabnya. Karena melihat kekejaman Decky terhadap Hendi tadi malam, Sifa tidak berani menarik Hendi masuk kedalam kehidupannya.

Hendi tidak ada hubungannya dengan masalah ini, tetapi karena Sifa, karena khawatir dengan Sifa. Hendi menanggung semua akibatnya.

Sifa menatap ponsel yang terus bergetar dan untuk sekian kalinya Sifa menekan tombol penolakan lagi. Sifa kemudian berpikir sejenak, lalu mengambil ponselnya dan mematikan ponselnya.

Setiap hari Sifa hanya merapikan rumah dan tidak ada hal lain yang bisa dikerjakan. Kamar Sifa ada di lantai bawah.

Dan kamar Decky di sini berada di lantai 2. Sejak itu, Sifa tidak pernah ke sana lagi, meskipun kamar itu berada sangat dekat, tetapi terasa sangat jauh.

Sifa ingat suatu kali, saat pertama kali dia dibawa kemari ke villa ini oleh Decky, dia mengira mimpi terbesar dalam hidupnya sudah terwujud.

Tetapi Sifa tidak menyangka bahwa itu adalah awal dari mimpi buruk. Sifa yang baru saja masuk ke villa itu, sangat penasaran dengan isi dalamnya dan secara tidak sadar Sifa berjalan ke arah kamar Decky.

Begitu masuk ke dalam, yang pertama kali dilihat adalah foto bersama Yuli dan Decky yang tergantung di kepala tempat tidur, keduanya tertawa sangat ceria.

Senyuman Sifa membeku dan dirinya terhuyung mundur ke belakang, melihat foto yang ada di depan matanya, Sifa sangat sedih hingga kesulitan untuk bernapas.

Pada saat ini, Decky berjalan ke atas dan sekilas melihat Sifa berdiri di pintu kamarnya, kemudian bergegas mendekatinya.

Kemudian langsung menarik pergelangan tangan Sifa dan melemparkannya ke arah lain, wajah Decky penuh amarah: "Berani kamu datang ke kamarku, apakah kamu pikir wanita seperti dirimu itu pantas?"

Mata Decky memerah dan wajahnya terlihat tidak senang dengan Sifa. Kalimt yang dilontarkan Decky saat itu membuat Sifa tidak berani melangkah ke lantai dua lagi sejak itu.

Sifa menggelengkan kepalanya, semuanya sudah lewat, berbuat apa dipikirkan lagi.

Sifa mengeluarkan buku gambarnya. Jika Sifa tidak dikurung oleh Decky selama tiga tahun, mungkin Sifa sudah memiliki banyak teman dan belajar banyak tentang pengetahuan.

Tapi Sifa saat itu seperti seekor ngengat, mendedikasikan segalanya demi Decky, tetapi pada akhirnya itu hanya pembalasan dendam dari Decky.

Sifa menyentuh satu per satu kertas gambar yang tampak jauh darinya, dan tanpa sadar, air mata menetes di atas kertas itu.

Maag Sifa akhir-akhir ini kambuh, apalagi saat ini sedang hamil, makanan apapun yang di makan semuanya dimuntahkan keluar.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu