Marriage Journey - Bab 138 Kekalahan
Ada revisi bab 133-138 tanggal 19/10/2020
Setelah seharian melakukan investigasi, Sifa menemukan bahwa hampir semua orang di sekitarnya mengenal rumah itu tapi semua orang mengatakan hal yang sama. Mereka tidak tahu banyak tentang keluarga itu, sehingga Sifa berpikir ini aneh.
Sifa sedikit bingung dengan orang yang telah hidup bersama selama hampir sepuluh tahun, tetapi mereka tidak pernah membicarakan urusan keluarganya dengan dunia luar. Kesepian macam apa yang dirasakan pada orang yang tidak pernah akur dengan orang lain?
Sifa dan Luis kembali ke hotel dengan perasaan frustasi setelah penyelidikan tidak berhasil saat ini. Marsha dan Domi belum kembali, Sifa melihat jam sudah melewati pukul empat sore dan siang itu mereka hanya makan roti dan susu seperti biasanya.
Karena berada di pinggiran kota, mereka jadi sulit mencari tempat makan jadi mereka hanya bisa membeli sesuatu untuk dimakan di kantin sementara waktu.
Sifa merasa perutnya mual dan begitu pulang ke hotel, Sifa langsung pucat. Sifa ingat ketika Hendi berkata kepadanya untuk jangan telat makan.
Keringat di kening Sifa mengucur deras, Sifa hanya merasa perutnya seperti digenggam erat oleh uluran tangan dan ingin segera muntah.
Sifa hanya bisa menahan perutnya dengan erat, lalu Sifa berbaring dan mengerang pelan.
Butuh waktu lama sampai suara perutnya tenang, Sifa roboh di tempat tidur dan meregangkan tubuhnya.
Ketika Marsha kembali, ternyata waktu sudah pukul 6 sore. Kunjungan sepanjang hari membuat Marsha dan Sifa sama-sama kelelahan.
Begitu Marsha masuk ke dalam kamar, Sifa langsung berdiri menatap Marsha dengan erat. Marsha bertanya "Bagaimana keadaanmu?"
Sifa menatap Marsha penuh harap, Sifa ingin mendapatkan jawaban yang diharapkan dari mulut Marsha.
Marsha menatap Sifa lama sekali sebelum menggelengkan kepalanya "Aku tidak mendapatkan apa-apa orang-orang hanya tahu sedikit tentang keluarga itu kemungkinan mereka tidak berkomunikasi dengan tetangga mereka. Para tetangga hanya tahu sedikit tentang mereka. "
Marsha langsung merasa putus asa setelah selesai berbicara, lalu duduk di tempat tidur mendesah.
Mata Sifa langsung meredup keduanya berhenti berbicara sambil duduk di tempat tidur.
Satu-satunya cara sudah gagal. Apa yang harus aku lakukan sekarang ?
Semua orang bilang mereka tidak tahu, apakah bisa dikatakan sama sekali tidak ada solusi?
Sifa menghela nafas dalam-dalam dan mengeluarkan berkas di tangan, kemudian melihatnya.
Tapi tidak peduli bagaimanapun, tetap tidak terpikir.
Hanya bisa mengesampingkan dulu hal di tangan, lalu minta semua orang untuk berkumpul.
Domi yang senior terus menggelengkan kepalanya dan memberi tahu Sifa bahwa cara ini mungkin tidak akan berhasil.
Semua mengumpulkan semua informasi yang diperoleh namun hanya bisa sampai pada satu kesimpulan: tidak mengerti dengan keluarga itu. Informasi yang dikumpulkan terlalu sedikit,
Sehingga tidak ada cara untuk mempertahankan proyek ini.
Dalam sekejap, wajah semua orang menjadi sangat gelap sehingga tidak tahu harus berbuat apa. Mungkinkah pekerjaan itu belum dimulai secara resmi ? Apakah proyek ini akan berakhir seperti ini?
Sifa sedikit bingung, Sifa yang akhirnya menemukan arah pada proyek ini, tetapi sekarang tiba-tiba tidak berhasil. Semua orang terpukul dan kembali ke titik awal dalam sekejap.
Domi terbatuk pelan dan berkata "Asisten Shen, aku tidak akan mundur tapi sekarang sudah seperti ini. aku pikir kita hanya punya dua pilihan sekarang. Yang pertama melaporkan kepada Direktur Leng dan rencana ini dianggap tidak valid lalu harus kembali. Kedua, kita terus memikirkan berbagai cara di sini sampai kita bisa membuatnya berhasil. "
Domi mengatakan yang terbaik, Sifa mengangguk dan berkata "Kamu benar, tetapi apakah kamu benar-benar ingin mundur tanpa memahami masalahnya? "
Sifa menatap Domi dan berdiskusi.
Domi menjelaskan "Asisten Shen, banyak hal telah dicapai pada titik ini, jadi aku pikir kamu hanya perlu menerima kenyataan. "
Marsha sedikit kesal lalu berdiri dan melihat Domi dan mengatakan "Jika kamu ingin pergi, kami tidak akan menghentikanmu tetapi kami mendengarkan Asisten Shen. "
Marsha duduk dengan mendengus dingin.
Karena merasakan tekanan, Luis memandang Sifa dan berkata "Aku sama dengan Marsha,
saya mendengarkan Asisten Shen. "
Sifa mengangguk dengan gugup "Kalian tidak perlu berdebat, kita adalah tim proyek, ini tim besar.
Kita bisa membahasnya perlahan tapi jangan mengambil keputusan sendiri. "
Wajah Domi tidak senang, lalu menoleh dan berhenti menatap Sifa dan Marsha yang selama ini berbicara dengan agresif.
Setelah berpikir lama, Sifa akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap semua orang dan berkata "Aku sebenarnya tidak berpikir bahwa rencana kita telah gagal total."
Setiap orang yang putus asa langsung tertarik dengan kata-kata Sifa.
Sifa tersenyum dan berkata "Kalian mungkin tahu setelah seharian melakukan investigasi.
Keluarga ini memiliki kontak yang minim dengan banyak orang, pada dasarnya semua orang tidak mengerti. "
"Tapi pernahkah kamu berpikir kita belum benar-benar pernah ke rumah itu atau tinggal di sini. ”
“Setiap orang pasti pernah mendengar tentang polisi yang menangkap pencuri. Hal pertama yang perlu mereka ketahui tentang pencuri adalah motifnya. Kita berada dalam situasi yang sama dengan mereka dan kita bisa memilih untuk tinggal, Lalu memahami waktu dan ruang lingkupnya. Selain itu, informasi penting hanya dapat ditemukan setelah kita terhubung dengan mereka. "
“Kita tidak melakukan apa pun dan baru saja memeriksa situasi di sekitar. Mungkinkah rencana ini sama sekali tidak efektif ?Jadi aku pikir kita terlalu bodoh. "
Untuk sesaat, mata Marsha dan Luis bercahaya, mereka melihat cahaya harapan.
Domi akhirnya mengangkat kepalanya untuk melihat Sifa setelah mempertimbangkan dengan cermat.
Sifa tersenyum dan menatap Domi dan bertanya "Bagaimana menurutmu?"
Domi adalah seorang senior di tempat kerja tetapi belum pernah melihat wanita seperti itu
yang mampu berdiri kembali dalam kesulitan namun masih bisa bersikap tenang.
Domi langsung memberikan kesan yang baik pada Sifa. Kesan yang bagus untuk mengagumi kemampuannya dari lubuk hatinya.
Domi mengangguk "Kamu benar, rencana tersebut tidak dapat dianggap benar-benar gagal. Semua orang sekarang terlalu mudah untuk menyerah, jadi lakukan saja seperti yang kamu katakan, aku pikir itu layak. "
Setelah Domi selesai berbicara, dia mengangguk ke arah Sifa.
Marsha tersenyum dan setuju "Menurutku juga bisa kita hanya mempelajarinya seperti seorang polisi. Tetapi ketika banyak kasus diselesaikan, polisi bukan tidak menemukan petunjuk apa pun ketika mereka benar-benar menyelidikinya. Dengan cara ini, kamu dapat memahami kasus dengan tepat dan berkomunikasi dengan orang-orang itu seperti yang dikatakan Asisten Shen. "
Luis tersenyum dan menatap Sifa "Rencana ini yang terbaik, jadi mengenal diri kita sendiri dan mengetahui musuh adalah tujuan yang kita tetapkan sebelum kita tiba disini. "
Sifa menyaksikan semua orang mengumpulkan semangat mereka dan menetapkan tujuan mereka kembali dan akhirnya tersenyum puas.
Bagaimanapun, masalah ini jauh di luar kemampuan satu orang, sehingga Sifa ingin melakukannya dengan baik dan Sifa hanya bisa beradaptasi serta bersiap merespon kapanpun dibutuhkan.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaCinta Yang Tak Biasa
WennieAnak Sultan Super
Tristan XuKing Of Red Sea
Hideo TakashiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesHusband Deeply Love
NaomiThick Wallet
TessaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka