Marriage Journey - Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
Sifa bukan tidak pernah melihat kehidupan mewah orang kaya, sehingga dia tidak tertarik dengan jenis pesta dansa seperti ini, dia hanya bisa berbicara tentang pekerjaan bersama Linda.
Laras memegang gelas anggur dan berbicara dengan sekelompok orang yang terlihat sangat tua, ekspresinya sangat serius.
Sifa merasa sangat bosan, dia melihat bahwa tidak ada yang mau pergi, sehingga dia berjalan keluar untuk menghirup udara segar.
Begitu dia berbalik, dia baru menyadari bahwa Decky sudah menghilang.
Dia sedikit kecewa, dan dia menggigit bibirnya berjalan ke arah luar.
Pada saat ini, Mikael berjalan menuju Sifa, wanita cantik tidak pernah kekurangan pria yang mengejarnya.
Ketika Sifa datang, banyak tatapan pria sudah tertuju padanya, tetapi dikarenakan Sifa berada di sisi Decky, orang lain tidak berani mendekatinya, sehingga mereka hanya bisa menghilangkan pikiran seperti itu.
Sifa menatap Mikael, dia sangat mewaspadai pria aneh ini, meskipun dia dan Mikael tidak saling kenal dan mengerti.
Ketika Mikael melihat Sifa pada tatapan pertama, dia sudah merasa bahwa wanita ini terlalu mempesona. Bagi Mikael, dia telah melihat banyak wanita, tetapi tidak tahu mengapa, Sifa memiliki ketertarikan yang tidak dapat dijelaskan terhadap dirinya sendiri.
Mikael melangkah maju, kedua matanya menatap Sifa, dan berkata dengan lembut: "Nona Sifa, apakah aku memiliki keberuntungan untuk mengundangmu menari bersamaku?"
Sifa menatap Mikael, selama bertahun-tahun di sisi Decky, dia sudah lama terbiasa melindungi diri ketika ada orang yang mendekatinya.
Sifa menatap Mikael Jins dengan erat, seolah-olah ingin melihatnya dengan jelas.
“Tuan Jins, maaf, aku tidak pandai menari.” Sifa berkata pada Mikael, nadanya penuh dengan keterasingan.
Mikael tersenyum dan melangkah maju menuju Sifa: "Tidak apa-apa, aku bisa mengajarimu."
Sifa mundur selangkah, tatapannya penuh dengan permusuhan.
Nada suaranya sangat dingin: "Tidak perlu, terima kasih atas kebaikan Anda."
Setelah selesai berbicara, dia mengangguk pada Mikael, kemudian berbalik dan pergi.
Laras berdiri di belakang, dan menatap Mikael dengan mata tajam.
Mikael tersenyum dan hendak mengangkat kakinya untuk mengejar, namun dia dihentikan oleh Laras: "Tuan Jins, Anda mau pergi ke mana, kita masih belum minum anggur bersama."
Setelah selesai berbicara, Laras mengambil anggur di atas meja dan memberikannya kepada Mikael .
Mikael menatap ke punggung Sifa dengan erat, akhirnya dia hanya bisa berkompromi.
Sifa berjalan keluar aula, dia mengenakan gaun tipis, di sini tidak ada sentral pemanas, dan udara sangat dingin.
Sifa mengerutkan kening dan hanya bisa dengan putus asa berjalan kembali dan berdiri di depan pintu.
Tiba-tiba sebuah jas hitam dikenakan pada tubuhnya, dan masih ada sisa kehangatan di jas tersebut.
Sifa mendongak dan bertatapan dengan Decky, hatinya tiba-tiba menegang.
Decky menjilat bibirnya, dan di matanya ada emosi yang tidak bisa dibedakan oleh Sifa, dia berkata dengan nada dingin : "Di sini terlalu dingin, sementara pinjamkan padamu untuk memakainya."
Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan membelakangi Sifa.
Tidak tahu kenapa, hubungan antara dirinya dan Decky mulai mereda akhir-akhir ini.
Hati Sifa sedikit senang, dia mengulurkan tangan untuk memegang jas tersebut, seluruh tubuhnya bersembunyi ke dalam jas, dan samar-samar tericum bau Decky dari jas tersebut.
Sifa berbisik kepada Decky, "Terima kasih."
Sebelum Sifa bisa bereaksi, Decky menarik Sifa dan berjalan menuju aula.
Suhu telapak tangan Decky diteruskan ke telapak tangan Sifa, memberi Sifa ilusi yang tidak bisa dijelaskan, apakah ini adalah mimpi?
Tindakan Decky menyebabkan banyak orang berhenti bergerak, kemudian mereka menatap Sifa dan berseru dengan suara yang rendah.
Ini merupakan pertama kalinya Decky membawa wanita menghadiri perjamuan, ditambah lagi dengan tingkah yang begitu intim, sulit bagi orang lain untuk tidak sembarang berpikir.
Pandangan semua orang mengikuti mereka, Sifa ingin membebaskan diri, tetapi dia dipegang kuat oleh Decky, mereka melangkah menuju aula.
Decky tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang-orang di sekitarnya, semua orang sedang memandang mereka.
Decky meraih tangan Sifa, berjalan menuju tengah lantai dansa, hal tersebut membuat Sifa sedikit cemas.
Di bawah perhatian semua orang, Decky memegang tangan Sifa, dan meletakkannya di pinggang dirinya sendiri, wajahnya tidak tersenyum.
Sifa hanya bisa mengikutinya, dengan lembut meletakkan tangan di pinggang Decky dan perlahan mengikuti langkah Decky untuk menari.
Mata Decky menoleh ke arah Mikael, dan membawa sedikit provokatif.
Decky telah memperhatikan tatapan Mikael terhadap Sifa, dan tidak tahu mengapa, dia tidak menyukainya, sehingga dia sengaja mengikuti mereka.
Ketika dia melihat Mikael melangkah maju untuk mengundang Sifa, hatinya sedikit gugup, dia berpikir bahwa Sifa tidak akan menolak, tetapi ketika dia melihat keputusan Sifa, dia diam-diam senang di dalam hatinya.
Tetapi dia masih saja tidak tahan, mengejar wanitanya di depan matanya sendiri?
Decky membawa Sifa ke panggung tanpa peduli dengan tatapan orang lain, dia ingin membiarkan Mikael melihat bahwa wanita ini merupakan miliknya.
Mikael berdiri di bawah, memegang gelas anggur di tangannya, dia bertatapan dengan mata Decky, kemudian memegang gelas anggur dengan erat seolah-olah ingin menghancurkannya.
Wajah tersenyumnya tersebut tampak sangat mengerikan.
Decky memeluk Sifa dan bisa dengan jelas mencium aroma dari tubuh Sifa, Sifa terlihat sangat cantik malam ini, dan membuat dirinya ingin mendekatinya.
Sifa mengikuti langkah Decky dengan hati-hati, karena dia takut akan secara tidak sengaja menginjak kaki Decky.
Untuk pertama kalinya, Decky memeluk Sifa dengan sikap yang begitu baik, gaun yang dipakai Sifa hari ini, ditambah dengan wajah Sifa yang kecil dan cantik, membuat Sifa terlihat sangat sempurna.
Untuk pertama kalinya, Decky merasa Sifa merupakan wanita yang cantik.
Laras berdiri di bawah dan melihat semua ini, dia hanya bisa tersenyum pahit, dia sangat jelas tahu bahwa Sifa adalah wanita Decky, tetapi tidak tahu kenapa, hatinya masih sangat sakit ...
Sifa berbisik kepada Decky, "Bukankah kamu berkata bahwa kamu tidak ingin mengekspos hubungan kita di depan orang lain?"
Sifa berkata dengan hati-hati.
Decky menundukkan kepala dan memandang Sifa: “Itu adalah urusanku, jangan banyak berbicara.” Decky berkata dengan datar.
Sifa segera tutup mulut, musik yang lembut mengelilingi aula, melihat Decky dan Sifa menari di tengah, hampir semua orang berhenti bergerak.
Semua orang berdiri di samping dan menyaksikan mereka, Decky perlahan mengikuti tempo, dan kemampuan belajar Sifa sangat cepat, dia hampir bisa mengikuti langkah Decky setiap saat.
Decky mengaitkan bibirnya, wanita ini sepertinya tidak bodoh.
Gaun starry sky berwarna biru langit yang dikenakan Sifa, dibawah pimpinan Decky, berputar di tengah aula, dan membuat hampir semua pria terpesona.
Pada akhirnya, Decky memeluk pinggang Sifa dan dengan lembut menekan ke bawah, Sifa memutar roknya, dan tarian telah berakhir.
Semua orang menatap Decky dan Sifa dengan kaget, dan betepuk tangan dengan meriah.
Decky menggandeng tangan Sifa dan turun dari panggung.
Ariana yang berdiri di bawah panggung, tatapannya hampir bisa membunuh orang, dia memelototi Sifa dengan marah dan penuh kebencian, kemuliaan seperti ini seharusnya miliknya.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Di Balik Awan
KellySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaEternal Love
Regina WangMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka