Marriage Journey - Bab 143 Kehangatan Sementara

Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 143 Tanggal 19/10/2020

Sifa tidak bereaksi, dia sudah ditarik begitu saja oleh Decky hingga dia masuk ke dalam lift "Kemana..kemana kita akan pergi sekarang?"

Decky menatap Sifa dan tidak menjawab pertanyaan Sifa. Dia mengulurkan tangan dan perlahan mengelus pipi Sifa “Kamu semakin kurus.”

Sifa merasakan kehangatan di tangan Decky. Dalam sekejap dia seperti seekor kucing patuh yang tak bergerak menghadapi Decky.

Lift pun dengan cepat sampai ke lantai teratas. Decky mengambil dan menggesek sebuah kunci kamar. Pintu kamar dalam sekejap terbuka.

Kamar presidential suite yang besar itu langsung membuat Sifa terkejut. Itu adalah ruangan yang tidak mampu ditinggali oleh orang biasa.

Tidak ada satupun yang bisa dibandingkan antara kamar standar biasa yang dia dan teman-temannya tinggali dengan kamar presidential suite ini. Sofa kulit warna hitam, cahaya lampu yang nyaman, ranjang bulat yang sangat luas dan kelihatan empuk di dalam kamar ini, serta bathtub yang dirancang unik di kamar mandi.

Hal yang paling mengerikan adalah balkon transparan besar yang dapat dengan jelas melihat seluruh pemandangan di Kabupaten Kansas.

Sifa melepaskan tangan Decky, lalu dia berlari masuk ke balkon dengan suara memuji yang penuh rasa terkejut dan berkata “Ini benar-benar indah sekali.”

Decky melepaskan bajunya dan membuka pemanas lantai, suhu di dalam ruangan pun langsung naik.

Sifa melihat ke sekeliling, dulu dia merasa kalau orang kaya hanya membuang sia-sia uangnya saja hanya untuk menyewa kamar presdidential suite seperti ini. Namun, dia sekarang baru menyadari, sebenarnya mereka menginap di sini bukan karena kamarnya namun karena kualitas yang diberikan.

Decky tidak marah. Dia membiarkan Sifa berjalan mengitari kamar. Dirinya sendiri mengenakan jubah mandi dan berjalan masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Butuh waktu hampir sembilan jam perjalanan dari kota ke Kabupaten Kansas. Decky menggunakan delapan jam waktunya untuk tiba di sini. Walaupun dia ini adalah seorang pria, tapi tetap saja dia tidak mungkin tidak lelah berkendara. Dia sudah berkendara delapan jam hanya untuk tiba disini.

Sifa duduk di sofa dan mendengar suara air mengalir dari kamar mandi. Dia melihat ke jamnya dan jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam lebih. Tapi dirinya yang masih mengantuk tadi, saat ini langsung sadar sepenuhnya.

Setelah Decky mandi, dia berjalan menghampiri Sifa. Rambutnya masih meneteskan air di tubuhnya, di luar masih hujan deras.

Tubuh Decky begitu indah dan sangat berbentuk. Perut six pack dengan garis-garis indah dari otot yang terbentuk terlihat sangat jelas, kulit sehat berwarna gandum dan wajah tampan yang seolah seperti patung yang dipoles dengan pisau tajam.

Tiba-tiba Sifa terpesona oleh pemandangan itu, Decky memperhatikan dan merasakan tatapan Sifa ke arahnya.

Dia menaikkan alisnya dan menatap Sifa "Kenapa? Apa ada pikiran aneh-aneh kepadaku ya?”

Sifa langsung memerah wajahnya, bebalik dan tidak berani melihat Decky lagi.

Decky tiba-tiba menyeringai. Dengan senyuman niat buruknya, dia mematikan lampu ruang tamu di kamar itu.

Hanya tersisa cahaya kampu kecil di dalam kamar. Sifa gemetaran begitu tiba-tiba diselimuti kegelapan, dia bertanya “Ada apa ini?”

Decky tiba-tiba berjalan lalu menggendong Sifa. Dan seketika itu juga nafas dingin dari tubuh Decky menyelimuti sekitarnya.

"Aku berkendara selama delapan jam hanya untuk menemuimu di Kabupaten Kansas karena kamu mengatakan kepadaku kalau kamu ingin bertemu denganku sekarang. Dan sekarang kamu malah bertanya padaku ada apa?"

Decky memeluk Sifa dan berkata dengan suara pelan di telinga Sifa.

Nafas Decky yang hangat sampai ke telinga Sifa dan Sifa langsung bergidik.

Setelah Decky selesai berbicara, sebuah tangan besar meraih piyama longgar Sifa dan mulai menjelajahi tubuh Sifa.

Wajah Sifa terasa begitu panas membara, dia berjuang untuk berdiri "Itu... aku aku akan pergi..."

Sebelum Sifa selesai berbicara, Decky langsung menyela ucapan Sifa "Untuk apa kamu pergi? Bukannya kamu yang bilang kalau kamu merindukanku. Apakah kamu lupa hal ini? Bukannya kamu juga yang bilang kamu sekarang ini bertemu denganku.”

Tatapan mata Decky begitu panas. Dia menatap tajam ke Sifa dan sangat ingin mendengar jabatan yang dimaunya dari mulut Sifa.

Sifa langsung tenang. Cahaya redup di ruangan itu membuat wajah lembut dan liar Decky semakin terlihat jelas.

Sifa menatap mata panas Decky, lalu berkata dengan menekankan setiap katanya "Iya, aku merindukanmu, setiap hari aku selalu merindukanmu."

Setelah Decky mendengar jawaban Sifa, nyala api langsung berkobar di dalam hatinya.

Dia mencium bibir Sifa dengan liar. Sifa melayani dan menyambutnya dengan malu-malu.

Tangan besar Decky berjalan menjelajah ke atas tubuh Sifa. Setiap kali berhubungan badan, dia selalu bisa menemukan bagian paling sensitif Sifa dengan sangat akurat.

Sifa terengah-engah. Decky menindih tubuh Sifa, karena tahu mengenai kehamilan Sifa, dia dengan sengaja dan penuh perhatian berpegangan di sofa dengan kedua tangannya agar tidak menindih keras Sifa dan anak yang ada di perut Sifa.

Tangan Decky merambat ke setiap inci kulit Sifa, ciuman yang begitu intim dan liar yang membuat Sifa tidak tahan.

Decky mengangkat kepalanya menatap Sifa. Napasnya terasa begitu berat, dia menatap Sifa sambil bertanya dengan suara serak dan beratnya “Apa boleh?”

Sifa terkejut. Dia terdiam menatap Decky. Dia sudah menikah dengan Decky hampir 4 tahun. Selama melakukan hubungan badan ini, Decky kebanyakan lebih memilih cara yang liar, bertenaga dan sangat memaksa. Ini adalah pertama kalinya, Decky bertanya mengenai pendapat dan izin dari Sifa.

Ditambah dengan perubahan diri Decky selama beberapa waktu ini yang sangat pesat, mata Sifa tiba-tiba basah, air mata mengalir tak terkendali dari sudut matanya.

Decky sejenak bingung harus berbuat apa. Dia melihat air mata yang menetes di pipi Sifa, mengulurkan tangannya dan mengusapnya dengan lembut “Kenapa ini? Di saat seperti ini kenapa menangis?”

Sifa dengan hidung yang terasa masam berkata kepada Decky “Tidak apa-apa, aku hanya tiba-tiba sangat tersentuh dengan ucapanmu."

Setelah Sifa selesai berbicara, dia langsung mencium bibir Decky. Dia menjawab pertanyaan Decky dengan tindakan dan sikapnya ini.

Decky tidak bisa lagi mengontrol dirinya. Ketika dia masih di kota, karena hubungan dirinya dengan Sifa yang belum sepenuhnya baik. Dia sudah menahan nafsunya cukup lama.

Tapi ketika dia mendengar Sifa berkata pada dirinya kalau Sifa merindukan dirinya, dia tidak bisa tahan lagi untuk tidak bergegas datang menemui Sifa. Dan sudah tidak memedulikan lagi seberapa jauh itu.

Decky memeluk dan menggendong Sifa berjalan menuju ranjang bulat yang besar.

Sepanjang malam hujan terus turun di Kabupaten Kansas dan orang-orang di kamarnya masing-masing sudah tidur dengan nyenyaknya.

Domi kembali ke hotel sekitar pukul enam pagi setelah shift malamnya berakhir.

Marsha bangun lebih pagi karena shift pagi.

Tapi saat dia bangun di pagi hari, dia tidak melihat Sifa di ranjang. Tapi tampak jelas ranjang yang sedikit berantakan menandakan ada orang yang tidur di ranjang semalam.

Marsha tidak meragukan apapun. Setelah dia ganti shift dengan Domi, dia tidak menemukan apa-apa. Dia pun pergi keluar lebih awal.

Sifa bangun dan masih sangat mengantuk. Decky masih tidur karena kelelahan kemarin malam.

Perlahan Sifa ingin bangun dan berdiri, namun sepasang tangan sakti di belakangnya langsung menarik Sifa kembali ke ranjang, Sifa seketika

Kembali lagi ke pelukan Decky.

“Jangan pergi!” Suara Decky dengan malasnya terdengar. Namun, nada bicaranya menggunakan nada memerintah.

Sifa hanya bisa bersandar lagi di pelukan Decky dan tertidur lagi dengan nyenyak.

Ketika bangun lagi, waktu sudah menunjukkan pagi jam sembilan lebih. Sifa bangun dengan tak sepenuhnya sadar. Dia menyadari kalau Decky yang ada di sampingnya sudah tidak ada lagi.

Dia pun duduk dan melihat ke sekeliling, tapi masih saja tidak menemukan sosok Decky.

Sifa bingung, dia berdiri dengan tidak relanya dan mencari sekali lagi. Tapi sayangnya, dia masih saja tidak menemukan sosok Decky.

Apakah dia pergi saat aku sedang tidur lelap? Batinnya.

Sifa kecewa sesaat, lalu duduk di ranjang dengan suasana hati yang tidak tenang.

Ketika Sifa sedih, tiba-tiba terdengar suara kusen pintu dibuka. Decky berjalan menghampiri Sifa dengan kantong plastik putih di tangannya. Dia mengenakan sweter berleher hitam.

Sifa langsung berdiri dengan sangat terkejut "Dari mana saja kamu?"

Decky meletakkan barang-barang yang ada di tangannya, lalu memandang Sifa sambil duduk di sofa dan berkata "Aku pergi membeli makanan di luar. Makanan di hotel tidak enak. Kamu tidak bisa makan makanan yang tidak bergizi seperti itu saat hamil. Lagipula, di jam segini tidak turun hujan, jadi aku juga pergi untuk melihat-lihat keluarga itu.”

Sifa mengenakan piyamanya lalu berjalan menghampiri Decky. Decky melihat beberapa sup bergizi di atas meja lalu berkata “Ayo makanlah lebih banyak, lihat kamu kurus begitu.”

Sifa tersenyum kepada Decky, lalu mengambil sumpitnya dan mulai makan.

Setelah makan, Sifa langsung melaporkan proyek ini secara sederhana kepada Decky. Tidak ada hal bagus apapun yang mereka dapatkan. Tapi, ini tetap butuh waktu tertentu. Jadi, Sifa tidak mungkin kembali dalam waktu dekat ini.

Decky mengangguk dan memandang Sifa sambil berkata "Sudah waktunya pergi, aku harus pulang. Masih banyak hal yang menungguku di perusahaan untuk ditangani."

Setelah bicara, dia berdiri dan mengenakan jaketnya. Sifa berdiri di belakang Decky, lalu menatapnya dengan tidak rela, ini sudah mau pergi?

Setelah Decky mengenakan jaketnya, dia berbalik. Dia menaikkan alisnya menatap Sifa “Aku tahu kamu tidak rela aku pergi. Tapi bukannya kamu seharusnya langsung mengatakannya atau menunjukkannya?”

Sifa langsung malu begitu digoda oleh Decky seperti ini. Wajahnya merona memerah malu.

Sifa berdiri dan memandang Decky. Rona merah di wajahnya membuat Sifa terlihat sangat imut.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu