Marriage Journey - Bab 143 Kehangatan Sementara
Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 143 Tanggal 19/10/2020
Sifa tidak bereaksi, dia sudah ditarik begitu saja oleh Decky hingga dia masuk ke dalam lift "Kemana..kemana kita akan pergi sekarang?"
Decky menatap Sifa dan tidak menjawab pertanyaan Sifa. Dia mengulurkan tangan dan perlahan mengelus pipi Sifa “Kamu semakin kurus.”
Sifa merasakan kehangatan di tangan Decky. Dalam sekejap dia seperti seekor kucing patuh yang tak bergerak menghadapi Decky.
Lift pun dengan cepat sampai ke lantai teratas. Decky mengambil dan menggesek sebuah kunci kamar. Pintu kamar dalam sekejap terbuka.
Kamar presidential suite yang besar itu langsung membuat Sifa terkejut. Itu adalah ruangan yang tidak mampu ditinggali oleh orang biasa.
Tidak ada satupun yang bisa dibandingkan antara kamar standar biasa yang dia dan teman-temannya tinggali dengan kamar presidential suite ini. Sofa kulit warna hitam, cahaya lampu yang nyaman, ranjang bulat yang sangat luas dan kelihatan empuk di dalam kamar ini, serta bathtub yang dirancang unik di kamar mandi.
Hal yang paling mengerikan adalah balkon transparan besar yang dapat dengan jelas melihat seluruh pemandangan di Kabupaten Kansas.
Sifa melepaskan tangan Decky, lalu dia berlari masuk ke balkon dengan suara memuji yang penuh rasa terkejut dan berkata “Ini benar-benar indah sekali.”
Decky melepaskan bajunya dan membuka pemanas lantai, suhu di dalam ruangan pun langsung naik.
Sifa melihat ke sekeliling, dulu dia merasa kalau orang kaya hanya membuang sia-sia uangnya saja hanya untuk menyewa kamar presdidential suite seperti ini. Namun, dia sekarang baru menyadari, sebenarnya mereka menginap di sini bukan karena kamarnya namun karena kualitas yang diberikan.
Decky tidak marah. Dia membiarkan Sifa berjalan mengitari kamar. Dirinya sendiri mengenakan jubah mandi dan berjalan masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Butuh waktu hampir sembilan jam perjalanan dari kota ke Kabupaten Kansas. Decky menggunakan delapan jam waktunya untuk tiba di sini. Walaupun dia ini adalah seorang pria, tapi tetap saja dia tidak mungkin tidak lelah berkendara. Dia sudah berkendara delapan jam hanya untuk tiba disini.
Sifa duduk di sofa dan mendengar suara air mengalir dari kamar mandi. Dia melihat ke jamnya dan jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam lebih. Tapi dirinya yang masih mengantuk tadi, saat ini langsung sadar sepenuhnya.
Setelah Decky mandi, dia berjalan menghampiri Sifa. Rambutnya masih meneteskan air di tubuhnya, di luar masih hujan deras.
Tubuh Decky begitu indah dan sangat berbentuk. Perut six pack dengan garis-garis indah dari otot yang terbentuk terlihat sangat jelas, kulit sehat berwarna gandum dan wajah tampan yang seolah seperti patung yang dipoles dengan pisau tajam.
Tiba-tiba Sifa terpesona oleh pemandangan itu, Decky memperhatikan dan merasakan tatapan Sifa ke arahnya.
Dia menaikkan alisnya dan menatap Sifa "Kenapa? Apa ada pikiran aneh-aneh kepadaku ya?”
Sifa langsung memerah wajahnya, bebalik dan tidak berani melihat Decky lagi.
Decky tiba-tiba menyeringai. Dengan senyuman niat buruknya, dia mematikan lampu ruang tamu di kamar itu.
Hanya tersisa cahaya kampu kecil di dalam kamar. Sifa gemetaran begitu tiba-tiba diselimuti kegelapan, dia bertanya “Ada apa ini?”
Decky tiba-tiba berjalan lalu menggendong Sifa. Dan seketika itu juga nafas dingin dari tubuh Decky menyelimuti sekitarnya.
"Aku berkendara selama delapan jam hanya untuk menemuimu di Kabupaten Kansas karena kamu mengatakan kepadaku kalau kamu ingin bertemu denganku sekarang. Dan sekarang kamu malah bertanya padaku ada apa?"
Decky memeluk Sifa dan berkata dengan suara pelan di telinga Sifa.
Nafas Decky yang hangat sampai ke telinga Sifa dan Sifa langsung bergidik.
Setelah Decky selesai berbicara, sebuah tangan besar meraih piyama longgar Sifa dan mulai menjelajahi tubuh Sifa.
Wajah Sifa terasa begitu panas membara, dia berjuang untuk berdiri "Itu... aku aku akan pergi..."
Sebelum Sifa selesai berbicara, Decky langsung menyela ucapan Sifa "Untuk apa kamu pergi? Bukannya kamu yang bilang kalau kamu merindukanku. Apakah kamu lupa hal ini? Bukannya kamu juga yang bilang kamu sekarang ini bertemu denganku.”
Tatapan mata Decky begitu panas. Dia menatap tajam ke Sifa dan sangat ingin mendengar jabatan yang dimaunya dari mulut Sifa.
Sifa langsung tenang. Cahaya redup di ruangan itu membuat wajah lembut dan liar Decky semakin terlihat jelas.
Sifa menatap mata panas Decky, lalu berkata dengan menekankan setiap katanya "Iya, aku merindukanmu, setiap hari aku selalu merindukanmu."
Setelah Decky mendengar jawaban Sifa, nyala api langsung berkobar di dalam hatinya.
Dia mencium bibir Sifa dengan liar. Sifa melayani dan menyambutnya dengan malu-malu.
Tangan besar Decky berjalan menjelajah ke atas tubuh Sifa. Setiap kali berhubungan badan, dia selalu bisa menemukan bagian paling sensitif Sifa dengan sangat akurat.
Sifa terengah-engah. Decky menindih tubuh Sifa, karena tahu mengenai kehamilan Sifa, dia dengan sengaja dan penuh perhatian berpegangan di sofa dengan kedua tangannya agar tidak menindih keras Sifa dan anak yang ada di perut Sifa.
Tangan Decky merambat ke setiap inci kulit Sifa, ciuman yang begitu intim dan liar yang membuat Sifa tidak tahan.
Decky mengangkat kepalanya menatap Sifa. Napasnya terasa begitu berat, dia menatap Sifa sambil bertanya dengan suara serak dan beratnya “Apa boleh?”
Sifa terkejut. Dia terdiam menatap Decky. Dia sudah menikah dengan Decky hampir 4 tahun. Selama melakukan hubungan badan ini, Decky kebanyakan lebih memilih cara yang liar, bertenaga dan sangat memaksa. Ini adalah pertama kalinya, Decky bertanya mengenai pendapat dan izin dari Sifa.
Ditambah dengan perubahan diri Decky selama beberapa waktu ini yang sangat pesat, mata Sifa tiba-tiba basah, air mata mengalir tak terkendali dari sudut matanya.
Decky sejenak bingung harus berbuat apa. Dia melihat air mata yang menetes di pipi Sifa, mengulurkan tangannya dan mengusapnya dengan lembut “Kenapa ini? Di saat seperti ini kenapa menangis?”
Sifa dengan hidung yang terasa masam berkata kepada Decky “Tidak apa-apa, aku hanya tiba-tiba sangat tersentuh dengan ucapanmu."
Setelah Sifa selesai berbicara, dia langsung mencium bibir Decky. Dia menjawab pertanyaan Decky dengan tindakan dan sikapnya ini.
Decky tidak bisa lagi mengontrol dirinya. Ketika dia masih di kota, karena hubungan dirinya dengan Sifa yang belum sepenuhnya baik. Dia sudah menahan nafsunya cukup lama.
Tapi ketika dia mendengar Sifa berkata pada dirinya kalau Sifa merindukan dirinya, dia tidak bisa tahan lagi untuk tidak bergegas datang menemui Sifa. Dan sudah tidak memedulikan lagi seberapa jauh itu.
Decky memeluk dan menggendong Sifa berjalan menuju ranjang bulat yang besar.
Sepanjang malam hujan terus turun di Kabupaten Kansas dan orang-orang di kamarnya masing-masing sudah tidur dengan nyenyaknya.
Domi kembali ke hotel sekitar pukul enam pagi setelah shift malamnya berakhir.
Marsha bangun lebih pagi karena shift pagi.
Tapi saat dia bangun di pagi hari, dia tidak melihat Sifa di ranjang. Tapi tampak jelas ranjang yang sedikit berantakan menandakan ada orang yang tidur di ranjang semalam.
Marsha tidak meragukan apapun. Setelah dia ganti shift dengan Domi, dia tidak menemukan apa-apa. Dia pun pergi keluar lebih awal.
Sifa bangun dan masih sangat mengantuk. Decky masih tidur karena kelelahan kemarin malam.
Perlahan Sifa ingin bangun dan berdiri, namun sepasang tangan sakti di belakangnya langsung menarik Sifa kembali ke ranjang, Sifa seketika
Kembali lagi ke pelukan Decky.
“Jangan pergi!” Suara Decky dengan malasnya terdengar. Namun, nada bicaranya menggunakan nada memerintah.
Sifa hanya bisa bersandar lagi di pelukan Decky dan tertidur lagi dengan nyenyak.
Ketika bangun lagi, waktu sudah menunjukkan pagi jam sembilan lebih. Sifa bangun dengan tak sepenuhnya sadar. Dia menyadari kalau Decky yang ada di sampingnya sudah tidak ada lagi.
Dia pun duduk dan melihat ke sekeliling, tapi masih saja tidak menemukan sosok Decky.
Sifa bingung, dia berdiri dengan tidak relanya dan mencari sekali lagi. Tapi sayangnya, dia masih saja tidak menemukan sosok Decky.
Apakah dia pergi saat aku sedang tidur lelap? Batinnya.
Sifa kecewa sesaat, lalu duduk di ranjang dengan suasana hati yang tidak tenang.
Ketika Sifa sedih, tiba-tiba terdengar suara kusen pintu dibuka. Decky berjalan menghampiri Sifa dengan kantong plastik putih di tangannya. Dia mengenakan sweter berleher hitam.
Sifa langsung berdiri dengan sangat terkejut "Dari mana saja kamu?"
Decky meletakkan barang-barang yang ada di tangannya, lalu memandang Sifa sambil duduk di sofa dan berkata "Aku pergi membeli makanan di luar. Makanan di hotel tidak enak. Kamu tidak bisa makan makanan yang tidak bergizi seperti itu saat hamil. Lagipula, di jam segini tidak turun hujan, jadi aku juga pergi untuk melihat-lihat keluarga itu.”
Sifa mengenakan piyamanya lalu berjalan menghampiri Decky. Decky melihat beberapa sup bergizi di atas meja lalu berkata “Ayo makanlah lebih banyak, lihat kamu kurus begitu.”
Sifa tersenyum kepada Decky, lalu mengambil sumpitnya dan mulai makan.
Setelah makan, Sifa langsung melaporkan proyek ini secara sederhana kepada Decky. Tidak ada hal bagus apapun yang mereka dapatkan. Tapi, ini tetap butuh waktu tertentu. Jadi, Sifa tidak mungkin kembali dalam waktu dekat ini.
Decky mengangguk dan memandang Sifa sambil berkata "Sudah waktunya pergi, aku harus pulang. Masih banyak hal yang menungguku di perusahaan untuk ditangani."
Setelah bicara, dia berdiri dan mengenakan jaketnya. Sifa berdiri di belakang Decky, lalu menatapnya dengan tidak rela, ini sudah mau pergi?
Setelah Decky mengenakan jaketnya, dia berbalik. Dia menaikkan alisnya menatap Sifa “Aku tahu kamu tidak rela aku pergi. Tapi bukannya kamu seharusnya langsung mengatakannya atau menunjukkannya?”
Sifa langsung malu begitu digoda oleh Decky seperti ini. Wajahnya merona memerah malu.
Sifa berdiri dan memandang Decky. Rona merah di wajahnya membuat Sifa terlihat sangat imut.
Novel Terkait
Adore You
ElinaCinta Dan Rahasia
JesslynVillain's Giving Up
Axe AshciellyI'm Rich Man
HartantoNikah Tanpa Cinta
Laura WangGue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove at First Sight
Laura VanessaLove And War
JaneMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka