Marriage Journey - Bab 222 Menerima Pengobatan
Kepala dokter rawat inap perlahan berjalan ke hadapan Hendi.
“Pak Shen. Ini adalah tim medis internasional yang terbaik sekarang ini, mereka tahu kondisi penyakit Sifa, maka bersedia tanpa bayaran untuk memeriksa dan juga mengobati serta meneliti penyakit Sifa. Dan juga pengobatan selanjutnya!”
Hendi mendengar kepala dokter rawat inap Sifa mengatakan perkataan ini, meski dia agak merasa aneh.
Tapi mengingat ini adalah tim medis terbaik internasional, untuk Sifa, ini adalah sebuah berita baik!
Hendi mengangguk, melihat Sifa di ranjang pasien.
“Em, kalau memang demikian, terima kasih dok!”
Setelah Hendi mengatakan selesai ini. Lalu segera membereskan makanan Sifa yang ada di atas ranjang.
“Sifa, dokter bilang, ini adalah tim medis internasional terbaik, seterusnya mereka akan mengobati penyakitmu. Jadi kamu pasti harus bekerja sama dengan baik.”
Hendi dengan nada suara yang lembut dan halus mengatakan perkataan ini.
Hanya kelihatan Sifa mengangguk, melihat beberapa dokter itu, tidak tahu beberapa dokter ini bisa mengobatinya sampai bagaimana.
Tapi Sifa berpikir, asal dirinya masih ada seutas harapan, pasti akan berusaha untuk tetap hidup.
Mengingat anaknya masih sangat kecil, anak itu masih membutuhkannya….
Setelah selesai memikirkan semua ini, lalu beberapa dokter mulai menanyakan kondisi penyakit Sifa, lalu Hendi dan kepala dokter rawat inap semua bekerja sama berdiri di samping.
Di saat semua kondisi sudah selesai ditanyakan, Sifa lalu dibawa oleh beberapa dokter pergi lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hendi tinggal seorang diri di dalam kamar pasien, merasa hal ini sungguh agak sedikit janggal.
Kenapa bisa tiba-tiba ada tim medis internasional, bersedia tanpa biaya meneliti kondisi penyakit Sifa!
Hendi merasa penyakit Sifa juga bukan penyakit parah yang jarang ditemukan.
Semakin pria itu berpikir semakin merasa agak heran, tapi mengingat ini bagi Hendi dan Sifa keduanya juga bukan berita buruk.
Hendi berpikir nanti kalau ada kesempatan, tanya ke kepala dokter rawat inap itu juga sudah bisa tahu situasinya.
Di dalam hotel Decky dengan tidak tenang sudah beristirahat semalaman, tunggu ketika dia membuka mata, di ponselnya juga sudah ada banyak sekali telepon tak terjawab…
Dia melihat telepon di ponselnya, hampir semuanya adalah telepon dari rumah sakit!
Decky tiba-tiba memiliki perasaan yang tidak baik, apa mungkin Yuli lagi, situasinya tidak baik…
Oleh karenanya Decky segera bangun dan duduk, menelepon balik.
Segera, telepon sebelah sana ada orang yang menerima.
“Pak Leng, sudah menelepon beberapa kali, kamu tidak menerima, ibu Yuli di sini sekarang kondisinya agak sekarat, kamu perlu segera ke rumah sakit sini sebentar.”
Tepat saat Decky mengetahui berita ini, langsung berdiri.
“Apa! Kamu bilang apa? Bagaimana kondisi Yuli sekarang? Bukannya bilang sudah menggunakan obat terbaik untuknya? Kenapa masih bisa muncul kondisi yang tidak baik?”
Decky di telepon mulai menyalahkan suster.
Meski dia sudah mengeluarkan banyak uang. Seakan juga tidak membuat kondisi penyakit Yuli membaik, bahkan untuk mempertahankan kondisi sekarang juga tidak memberi efek yang baik.
Hati Decky tiba-tiba ikut menjadi kacau.
“Maaf sekali, Pak Leng, kita memang sesuai dengan apa yang kamu katakan, sudah memberi ibu Yuli obat yang terbaik, tapi sekarang kondisinya memang tidak terlalu baik, kamu paling bagus tetap ke sini sebentar.”
Suster kembali mengatakan kondisi Yuli yang tidak baik ke Decky.
“Baik, aku tahu, aku sekarang masih di luar negeri, besok aku akan pulang!”
Setelah Decky selesai mengatakan ini, lalu memutuskan telepon dengan suster.
Dia segera membereskan koper, juga sudah tidak bisa peduli dengan yang di Amerika sini semua tentang Sifa.
Decky berpikir, yang pasti Hendi orang itu berada di sini Sifa. Harusnya juga tidak akan terjadi apa-apa dengan Sifa.
Setelah selesai memikirkan, Decky segera berpesan ke sekretarisnya yang ada di dalam negeri untuk memesan tiket pesawat yang paling pagi untuknya.
Saat dia sudah membereskan kopernya, saat berjalan keluar dari pintu kamar hotel, beberapa orang sebelumnya itu sudah menunggu lagi di depan pintu.
“Direktur Leng, dengar-dengar dari sekretarismu kamu mau pulang ke negaramu, kita sekarang antar kamu ke bandara, semua urusan di Amerika selanjutnya, kamu boleh serahkan ke kita untuk mengurus.”
Selesai mendengarkan beberapa orang ini berkata seperti ini ke dirinya, lalu mengangguk, berpikir di Amerika sekarang juga tidak ada masalah apa lagi dan juga sudah mengutus dengan baik dokter untuk menjalani pengobati berikutnya untuk Sifa.
“Sementara ini masih tidak ada masalah lagi, kalau ada sesuatu aku akan menghubungi kalian, sekarang secepat mungkin antar aku pergi ke bandara.”
Setelah selesai mengatakan ini, lalu Decky tidak mengatakan apa-apa lagi.
Beberapa orang itu mengambil koper yang ada di tangan pria itu, lalu segera mengemudikan mobil, pergi ke bandara.
Sebelum boarding, Decky dengan khusus berpesan lagi ke sekretarisnya, hal mengenai dia segera kembali ke dalam negeri.
Dan memberi tahu sekretarisnya tugas rahasia yang diutus di Amerika, jangan sampai ada orang yang tahu, meski itu adalah Sifa yang sedang menjalani pengobatan, juga meminta sekretaris tidak boleh membocorkan mengenai tim medis ini dibayar olehnya dengan harga mahal, membayar mereka untuk Sifa.
Sekretaris tahu telepon Decky ini, dengan khusus berpesan tentang pentingnya hal ini.
Jadi di telepon berjanji terus akan sangat menjaga kerahasiaan hal ini, Laras juga tidak akan tahu.
Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, lalu Decky dengan tenang masuk ke pesawat yang membawanya pulang ke dalam negeri.
Setelah melewati sederetan pemeriksaan. Semua dokter dari tim medis yang baru datang, mulai menjabarkan langkah pengobatan selanjutnya untuk kondisi penyakit Sifa.
Hendi di lorong dengan gelisah menunggu hasil pemeriksaan Sifa.
Sifa yang badannya masih agak lemah, di dorong kembali balik oleh para suster ke dalam kamar pasien…
Dan saat ini, dia juga tertidur lagi, Hendi tahu setelah melewati begitu banyak masalah, ditambah lagi dengan lemah setelah melahirkan, badan Sifa pasti tidak kuat untuk menerima pemeriksaan berulang-ulang seperti ini.
Hendi melihat Sifa yang sedang tertidur, paras wajahnya masih agak pucat.
Hati Hendi kembali sedih lagi, dia agak kacau segera berjalan pergi ke ruang kantor dokter.
Mendorong dan membuka pintu, saat ini kepala dokter rawat inap sedang dengan khusus meneliti kondisi penyakit Sifa dengan beberapa dokter yang baru datang itu.
“Dokter, saya ada beberapa hal yang ingin disampaikan secara pribadi denganmu, apa kamu sekarang bisa memberiku sedikit waktu?”
Kepala dokter rawat inap bangun dan berdiri, menutup pintu ruang kantor dan berdiskusi dengan Hendi di luar.
“Pak Shen, kamu ada hal apa silahkan diutarakan ke saya.”
Wajah dokter yang serius, mengatakan ini ke Hendi.
“Dok, aku ingin tahu bagaimana sebenarnya kondisi Sifa sekarang ini? Dan apa dokter-dokter yang baru datang ini bisa dipercaya, mengapa bisa tiba-tiba ada satu tim medis internasional gratis, semua ini membuatku merasa agak aneh?”
Saat kepala dokter rawat inap mendengar pertanyaan Hendi ini.
Dokter sendiri juga ikut membuat sebuah gerakan tangan yang tak berdaya.
Hendi bisa melihat dari pandangan matanya, kepala dokter rawat inap seakan tidak terlalu mengerti dengan semua ini.
“Pak Shen, kondisi ini adalah hasil keputusan terbaru rumah sakit, mengingat ini adalah tim medis terbaik, sebenarnya untuk kalian ini adalah berita yang lumayan bagus dan beberapa dokter ini memang memiliki kemampuan yang menonjol di bagian kanker!”
Di samping mendengar dokter mengatakan ini, hati Hendi juga bukannya tidak tahu teori ini.
Hanya saja kejutan yang tiba-tiba datang seperti ini untuknya dan Sifa, Hendi pasti harus mencari tahu dengan jelas baru tenang.
Mengingat Sifa sekarang saat ini juga bukan pasien biasa, lagi pula Decky dua hari ini masih tiba-tiba bisa berkunjung ke rumah sakit, memberi Hendi banyak kesalah pahaman.
Novel Terkait
See You Next Time
Cherry BlossomLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaIstri kontrakku
RasudinKing Of Red Sea
Hideo TakashiBlooming at that time
White RoseCinta Yang Berpaling
NajokurataDon't say goodbye
Dessy PutriMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka