Marriage Journey - Bab 222 Menerima Pengobatan

Kepala dokter rawat inap perlahan berjalan ke hadapan Hendi.

“Pak Shen. Ini adalah tim medis internasional yang terbaik sekarang ini, mereka tahu kondisi penyakit Sifa, maka bersedia tanpa bayaran untuk memeriksa dan juga mengobati serta meneliti penyakit Sifa. Dan juga pengobatan selanjutnya!”

Hendi mendengar kepala dokter rawat inap Sifa mengatakan perkataan ini, meski dia agak merasa aneh.

Tapi mengingat ini adalah tim medis terbaik internasional, untuk Sifa, ini adalah sebuah berita baik!

Hendi mengangguk, melihat Sifa di ranjang pasien.

“Em, kalau memang demikian, terima kasih dok!”

Setelah Hendi mengatakan selesai ini. Lalu segera membereskan makanan Sifa yang ada di atas ranjang.

“Sifa, dokter bilang, ini adalah tim medis internasional terbaik, seterusnya mereka akan mengobati penyakitmu. Jadi kamu pasti harus bekerja sama dengan baik.”

Hendi dengan nada suara yang lembut dan halus mengatakan perkataan ini.

Hanya kelihatan Sifa mengangguk, melihat beberapa dokter itu, tidak tahu beberapa dokter ini bisa mengobatinya sampai bagaimana.

Tapi Sifa berpikir, asal dirinya masih ada seutas harapan, pasti akan berusaha untuk tetap hidup.

Mengingat anaknya masih sangat kecil, anak itu masih membutuhkannya….

Setelah selesai memikirkan semua ini, lalu beberapa dokter mulai menanyakan kondisi penyakit Sifa, lalu Hendi dan kepala dokter rawat inap semua bekerja sama berdiri di samping.

Di saat semua kondisi sudah selesai ditanyakan, Sifa lalu dibawa oleh beberapa dokter pergi lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hendi tinggal seorang diri di dalam kamar pasien, merasa hal ini sungguh agak sedikit janggal.

Kenapa bisa tiba-tiba ada tim medis internasional, bersedia tanpa biaya meneliti kondisi penyakit Sifa!

Hendi merasa penyakit Sifa juga bukan penyakit parah yang jarang ditemukan.

Semakin pria itu berpikir semakin merasa agak heran, tapi mengingat ini bagi Hendi dan Sifa keduanya juga bukan berita buruk.

Hendi berpikir nanti kalau ada kesempatan, tanya ke kepala dokter rawat inap itu juga sudah bisa tahu situasinya.

Di dalam hotel Decky dengan tidak tenang sudah beristirahat semalaman, tunggu ketika dia membuka mata, di ponselnya juga sudah ada banyak sekali telepon tak terjawab…

Dia melihat telepon di ponselnya, hampir semuanya adalah telepon dari rumah sakit!

Decky tiba-tiba memiliki perasaan yang tidak baik, apa mungkin Yuli lagi, situasinya tidak baik…

Oleh karenanya Decky segera bangun dan duduk, menelepon balik.

Segera, telepon sebelah sana ada orang yang menerima.

“Pak Leng, sudah menelepon beberapa kali, kamu tidak menerima, ibu Yuli di sini sekarang kondisinya agak sekarat, kamu perlu segera ke rumah sakit sini sebentar.”

Tepat saat Decky mengetahui berita ini, langsung berdiri.

“Apa! Kamu bilang apa? Bagaimana kondisi Yuli sekarang? Bukannya bilang sudah menggunakan obat terbaik untuknya? Kenapa masih bisa muncul kondisi yang tidak baik?”

Decky di telepon mulai menyalahkan suster.

Meski dia sudah mengeluarkan banyak uang. Seakan juga tidak membuat kondisi penyakit Yuli membaik, bahkan untuk mempertahankan kondisi sekarang juga tidak memberi efek yang baik.

Hati Decky tiba-tiba ikut menjadi kacau.

“Maaf sekali, Pak Leng, kita memang sesuai dengan apa yang kamu katakan, sudah memberi ibu Yuli obat yang terbaik, tapi sekarang kondisinya memang tidak terlalu baik, kamu paling bagus tetap ke sini sebentar.”

Suster kembali mengatakan kondisi Yuli yang tidak baik ke Decky.

“Baik, aku tahu, aku sekarang masih di luar negeri, besok aku akan pulang!”

Setelah Decky selesai mengatakan ini, lalu memutuskan telepon dengan suster.

Dia segera membereskan koper, juga sudah tidak bisa peduli dengan yang di Amerika sini semua tentang Sifa.

Decky berpikir, yang pasti Hendi orang itu berada di sini Sifa. Harusnya juga tidak akan terjadi apa-apa dengan Sifa.

Setelah selesai memikirkan, Decky segera berpesan ke sekretarisnya yang ada di dalam negeri untuk memesan tiket pesawat yang paling pagi untuknya.

Saat dia sudah membereskan kopernya, saat berjalan keluar dari pintu kamar hotel, beberapa orang sebelumnya itu sudah menunggu lagi di depan pintu.

“Direktur Leng, dengar-dengar dari sekretarismu kamu mau pulang ke negaramu, kita sekarang antar kamu ke bandara, semua urusan di Amerika selanjutnya, kamu boleh serahkan ke kita untuk mengurus.”

Selesai mendengarkan beberapa orang ini berkata seperti ini ke dirinya, lalu mengangguk, berpikir di Amerika sekarang juga tidak ada masalah apa lagi dan juga sudah mengutus dengan baik dokter untuk menjalani pengobati berikutnya untuk Sifa.

“Sementara ini masih tidak ada masalah lagi, kalau ada sesuatu aku akan menghubungi kalian, sekarang secepat mungkin antar aku pergi ke bandara.”

Setelah selesai mengatakan ini, lalu Decky tidak mengatakan apa-apa lagi.

Beberapa orang itu mengambil koper yang ada di tangan pria itu, lalu segera mengemudikan mobil, pergi ke bandara.

Sebelum boarding, Decky dengan khusus berpesan lagi ke sekretarisnya, hal mengenai dia segera kembali ke dalam negeri.

Dan memberi tahu sekretarisnya tugas rahasia yang diutus di Amerika, jangan sampai ada orang yang tahu, meski itu adalah Sifa yang sedang menjalani pengobatan, juga meminta sekretaris tidak boleh membocorkan mengenai tim medis ini dibayar olehnya dengan harga mahal, membayar mereka untuk Sifa.

Sekretaris tahu telepon Decky ini, dengan khusus berpesan tentang pentingnya hal ini.

Jadi di telepon berjanji terus akan sangat menjaga kerahasiaan hal ini, Laras juga tidak akan tahu.

Setelah memastikan semuanya tidak ada masalah, lalu Decky dengan tenang masuk ke pesawat yang membawanya pulang ke dalam negeri.

Setelah melewati sederetan pemeriksaan. Semua dokter dari tim medis yang baru datang, mulai menjabarkan langkah pengobatan selanjutnya untuk kondisi penyakit Sifa.

Hendi di lorong dengan gelisah menunggu hasil pemeriksaan Sifa.

Sifa yang badannya masih agak lemah, di dorong kembali balik oleh para suster ke dalam kamar pasien…

Dan saat ini, dia juga tertidur lagi, Hendi tahu setelah melewati begitu banyak masalah, ditambah lagi dengan lemah setelah melahirkan, badan Sifa pasti tidak kuat untuk menerima pemeriksaan berulang-ulang seperti ini.

Hendi melihat Sifa yang sedang tertidur, paras wajahnya masih agak pucat.

Hati Hendi kembali sedih lagi, dia agak kacau segera berjalan pergi ke ruang kantor dokter.

Mendorong dan membuka pintu, saat ini kepala dokter rawat inap sedang dengan khusus meneliti kondisi penyakit Sifa dengan beberapa dokter yang baru datang itu.

“Dokter, saya ada beberapa hal yang ingin disampaikan secara pribadi denganmu, apa kamu sekarang bisa memberiku sedikit waktu?”

Kepala dokter rawat inap bangun dan berdiri, menutup pintu ruang kantor dan berdiskusi dengan Hendi di luar.

“Pak Shen, kamu ada hal apa silahkan diutarakan ke saya.”

Wajah dokter yang serius, mengatakan ini ke Hendi.

“Dok, aku ingin tahu bagaimana sebenarnya kondisi Sifa sekarang ini? Dan apa dokter-dokter yang baru datang ini bisa dipercaya, mengapa bisa tiba-tiba ada satu tim medis internasional gratis, semua ini membuatku merasa agak aneh?”

Saat kepala dokter rawat inap mendengar pertanyaan Hendi ini.

Dokter sendiri juga ikut membuat sebuah gerakan tangan yang tak berdaya.

Hendi bisa melihat dari pandangan matanya, kepala dokter rawat inap seakan tidak terlalu mengerti dengan semua ini.

“Pak Shen, kondisi ini adalah hasil keputusan terbaru rumah sakit, mengingat ini adalah tim medis terbaik, sebenarnya untuk kalian ini adalah berita yang lumayan bagus dan beberapa dokter ini memang memiliki kemampuan yang menonjol di bagian kanker!”

Di samping mendengar dokter mengatakan ini, hati Hendi juga bukannya tidak tahu teori ini.

Hanya saja kejutan yang tiba-tiba datang seperti ini untuknya dan Sifa, Hendi pasti harus mencari tahu dengan jelas baru tenang.

Mengingat Sifa sekarang saat ini juga bukan pasien biasa, lagi pula Decky dua hari ini masih tiba-tiba bisa berkunjung ke rumah sakit, memberi Hendi banyak kesalah pahaman.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu