Marriage Journey - Bab 128 Cari Masalah?

Laras tersenyum, menundukkan kepala dan berkata kepada Sifa dengan suara rendah "Maaf atas masalah terakhir kali itu, aku terlalu kepo. Hal seperti itu tidak akan terjadi lagi."

Ada jejak kesedihan di mata Laras, tapi kata-katanya sangat tegas.

Sifa mengangguk, mendorong pintu dan melangkah menuju kantor Decky.

Decky buru-buru mematikan komputer, tangan sibuk menangani dokumen.

Sifa sekilas memandangi Decky, lalu menunduk. Dia tidak tahu apakah Decky masih marah pada dirinya karena masalah yang terjadi terakhir kali.

Sifa batuk beberapa kali, berkata pada Decky "Direktur Leng, ini dokumen yang kamu tinggalkan di kantorku sebelumnya. Aku membawakannya untukmu."

Usai bicara, Sifa berjalan ke meja dan meletakkan dokumen di tangannya.

Decky tidak menjawab, dia menatap dokumen dengan seksama tanpa mengalihkan pandangan.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari Decky, Sifa pun keluar dengan wajah cemberut.

Beberapa hari ini, Sifa merasa perutnya semakin mencolok.

Untungnya tidak begitu kelihatan karena sekarang adalah musim dingin, semua orang memakai sweter dan mantel tebal, sehingga itu bisa dijadikan penutup perut hamilnya untuk sementara waktu.

Dia bukan takut apa-apa. Dia masuk ke perusahaan dari pintu belakang, tidak pernah melalui masa magang ataupun masa percobaan.

Jadi, semua orang selalu berpendapat bahwa dirinya mendapatkan jabatan dengan mengandalkan Decky atau eksekutif lainnya yang ada di perusahaan.

Jika mereka mengetahui kehamilannya, perusahaan bakal dipenuhi desas-desus. Dia takut hubungan antara dia dan Decky akan terungkap.

Dengan kondisi inglung, Sifa pergi ke ruang percetakan untuk mencetak barang. Dia tidak menyadari ada orang yang berdiri di belakang.

Saat mengambil langkah mundur, dia langsung menabrak seseorang. Dia secara naluriah berbalik, menunduk untuk meminta maaf "Maaf, maaf."

"Apa yang kamu lakukan, begitu pun bisa tabrak aku!" Wanita itu membentak Sifa dengan nada melengking.

Sifa tahu dirinya salah, jadi dia pun menundukkan kepala dan meminta maaf dengan tulus lagi "Maaf, aku benar-benar tidak memperhatikan belakang. Aku minta maaf padamu."

Wanita itu berwajah petak, alis digambar dengan tebal, kelihatan sangat garang.

Wanita itu meletakkan tangan di sisi perut, berkata pada Sifa "Aku kira siapa? Ternyata selebriti di perusahaan. Jangan kira kamu yang masuk dari pintu belakang bisa melakukan apapun dengan sewenang-wenangnya. Orang lain takut padamu, tapi aku tidak."

Sifa langsung mengenali wanita ini. Marsha pernah bercerita pada dirinya bahwa dia pernah bermain dengan seorang eksekutif perusahaan.

Setelah wanita dari eksekutif itu tahu, wanita itu terus membuat masalah dengannya sehingga dia merasa bosan dan memutus hubungan dengan pria itu.

Marsha pernah menunjukkan wanita itu pada dirinya saat rapat. Saat itu Marsha mengkritik wanita itu karena ingin mengikat hati pria kaya dengan penampilan seperti itu.

Sifa langsung mengenali wanita ini. Wanita ini berdiri di depannya dengan tatapan galak.

Sifa sudah lama mendengar arogansinya, jadi dia pun menggelengkan kepala dan tidak berniat untuk berdebat dengannya.

Tapi ketika wanita itu melihat Sifa menggelengkan kepala dan hendak pergi, dia tiba-tiba meledak.

Dia berjalan mendekati Sifa, tangan gemuk menghentikan Sifa, berteriak keras pada Sifa "Berhenti, apa maksud ekspresimu barusan, apakah kamu meremehkan aku? Apa-apaan kamu, apakah kamu berhak berpandangan seperti itu terhadap aku?"

Sifa ditarik oleh wanita itu dan tidak bisa pergi. Alhasil, dia tidak punya pilihan selain berbalik dan berkata dengan lembut padanya "Aku tidak bermaksud seperti itu, Kak Fey. Aku hanya tidak mau bertengkar denganmu."

Wanita yang dipanggil Kak Fey itu langsung marah, suaranya ditinggikan lagi "Tidak mau bertengkar denganku, apakah maksudmu aku sengaja membuat keributan?"

Kak Fey menyerang Sifa lagi. Sifa tersenyum dengan tak berdaya "Kak Fey, aku masih punya urusan."

Kak Fey selalu menggertak para karyawan baru yang baru datang ke perusahaan. Karena dia adalah istri dari eksekutif perusahaan, jadi tidak banyak orang yang berani bertengkar dengannya.

Kata-kata Sifa jelas menyatakan maksud bahwa dia tidak ingin bertengkar dengan Kak Fey. Tapi di telinga Kak Fey, kata-kata itu bertransformasi menjadi pengabaian.

Kak Fey sangat marah. Dia menghempaskan dokumen yang baru saja dicetak Sifa. Dokumen berterbangan di udara dan berjatuhan di lantai.

Orang-orang yang datang karena mendengar suara berkerumun di ruang percetakan. Mereka semua berdiri di luar pintu, memperhatikan setiap gerakan Sifa dan Kak Fey.

Sifa mengangkat kepala dan menatap Kak Fey. Dia bukan orang yang sabar, dia juga tidak pernah sengaja mencari masalah.

Dia berjongkok dan ingin mengambil dokumen yang berserakan di lantai. Melihat Sifa masih acuh tak acuh, Kak Fey semakin marah.

Saat Sifa mengulurkan tangan untuk mengambil dokumen di lantai, dia mengulurkan kaki dan menginjak jari-jari putih Sifa.

Sifa menjerit kesakitan. Dia mencoba menarik tangannya, tapi Kak Fey menambah tekanan di kaki.

Sifa menahan rasa sakit sambil menarik kembali jarinya, tempat yang diinjak oleh Kak Fey sudah memerah.

Sifa berdiri, menatap Kak Fey dengan tegas, tinju mengepal erat, memelototinya.

Orang-orang di sekitar menarik napas dalam-dalam saat melihat apa yang dilakukan Kak Fey. Tetapi semua orang tidak berani melangkah maju. Mereka juga ingin menyaksikan pertunjukan yang bagus ini.

Sifa bereskpresi cuek, menatap Kak Fey dan berkata "Kak Fey, aku sudah meminta maaf padamu karena aku telah menabrakmu. Sekarang kamu sengaja menginjakku, tidakkah seharusnya kamu juga meminta maaf padaku?"

Kak Fey memandang Sifa, tertawa terbahak-bahak "Apa? Kamu menyuruh aku untuk meminta maaf padamu, apakah kamu sakit? Kalau aku tidak melakukannya, apa yang akan kamu lakukan?"

Sifa menatap Kak Fey, tersenyum ringan "Kalau begitu, aku akan bersikap kasar pada Kak Fey."

Cahaya tajam melintasi mata Sifa, Kak Fey terkejut saat melihatnya.

Kak Fey terbatuk beberapa kali kali, menatap Sifa dan berkata "Bersikap kasar padaku. Apakah kamu mau minta kekasih rahasaiamu untuk menghajar aku atau kamu berencana menggunakan tubuh kecilmu ini untuk melawan aku, seolah telur menghantam batu?"

Setelah Kak Fey selesai berbicara, tawa ejekan terdengar di antara kerumunan. Kebanyakan orang memiliki keraguan terhadap Sifa. Setelah hal ini diungkapkan oleh Kak Fey, sekarang adalah klimaks bagi semua orang.

Sifa menundukkan kepala, tersenyum ringan. Orang-orang di sekitar tidak mempengaruhi Sifa. Sifa tersenyum tipis, mengambil dokumen yang barusan dipungut, lalu melemparkannya ke wajah Kak Fey ketika semua orang tidak bereaksi.

Kak Fey berteriak keras, tidak tanggap terhadap apa yang sedang terjadi.

Sifa bertatapan dingin, berkata kepada Kak Fey "Aku tidak peduli apa pandanganmu terhadap aku. Seperti apa yang baru saja kamu katakan, aku didukung oleh seseorang. Jadi, kamu sebaiknya jangan main-main dengan aku. Kalau aku benar-benar naik posisi, aku mungkin saja akan memecat kamu dan priamu sekaligus..."

Sifa berbicara dengan santai kepada Kak Fey, bibir mencetak senyuman.

Emosi Kak Fey langsung melonjak tinggi, dia menunjuk Sifa dan hendak mengatakan sesuatu.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu