Marriage Journey - Bab 37 Shen Yang Berbeda

Sifa jarang sekali berbicara duluan dengan Decky , dia tampaknya sedikit gugup, jarinya meremas bajunya dan terus menggoyangkan badannya.

Decky tiba-tiba sedikit berharap, tidak tau wanita yang selalu berjanji dihadapannya ini sekarang akan mengatakan apa.

Wajah Sifa sekali, akhirnya mengangkat kepalanya berkata kepada Decky : "Terimakasih!"

Suara Sifa kecil sekali, tapi kedua kata terimakasih ini tetap masuk kedalam telinga Decky .

Decky sedikit terkejut, ekspresi wajahnya sedikit berubah, dia sedikit memiringkan badannya, tidak ingin Sifa melihat perubahannya.

Setelah terdiam sebentar tidak berbicara, dengan langkah besar berjalan keluar.

Setelah Decky pergi, di dalam rumah hanya tersisa Sifa seorang, Sifa masih belum tersadar dari masalah tadi.

Sifa langsung dengan lemas terduduk di sofa, dia bisa merasakan jantungnya berdegup sangat cepat.

Tiga tahun ini sepertinya Decky tidak pernah mempedulikannya, tapi kali ini tiba-tiba peduli padanya, membuat Sifa merasakan kesenangan yang belum pernah ada.

Selama pagi itu, Sifa terus tenggelam dalam kebahagiaannya, jarang sekali keluar berbelanja barang.

Laras mencarikan seorang pembantu sesuai dengan persyaratan Decky , mengatur waktu menyuruh pembantu pergi.

Laras sedang melajukan mobilnya pergi ke arah kantor, kebetulan melihat Sifa dijalan, Laras melambatkan kecepatannya melihat Sifa yang ada di trotoar.

Sifa yang hari ini sangat berbeda dengan sebelumnya, wajahnya yang jarang sekali hari ini tersenyum tipis.

Langkahnya cepat dan ringan, sepertinya juga sengaja berdandan, tampaknya lebih bersemangat dari sebelumnya, meskipun sudah hamil, tapi sedikitpun tidak tampak.

Laras tersenyum, tanpa berpikir dia langsung tau, alasan wanita yang sudah memutuskan untuk tidak berubah terhadap Decky ini tiba-tiba seperti ini karena siapa.

Teringat keanehan Decky dua hari ini, Laras tiba-tiba merasakan jejak mereka yang sebelumnya pelan-pelan berubah.

Sifa berjalan ke pusat perbelanjaan, sebelumnya Decky berkata kepada dirinya, pakaiannya terlalu sederhana, tampak seperti baru keluar dari desa.

Meskipun dirinya bukan wanita yang pernah dia akui, tapi dirinya masih ingin berdiri di sebelah Decky , berusaha untuk tidak membuatnya malu.

Sifa dengan cepat berjalan ke sebuah toko pakaian wanita, dilihat secara garis kasar, toko yang dia masuki adalah gaya pakaian yang lebih dia sukai.

Didalam toko itu kebanyakan pakaian yang suka dia pakai, tapi saat Sifa melihat harganya, sekali demi sekali mundur.

Meskipun sebelumnya Decky memberikannya kartu kredit unlimited, tapi uang itu susah payah Decky dapatkan.

Setiap memikirkan Decky setiap hari tak mengenal waktu bekerja, Sifa bagaimanapun tidak akan tega membeli barang semahal ini.

Karyawan toko dengan ramah berjalan kemari ingin mempromosikan untuk Sifa , tapi terus ditolak oleh Sifa .

Dia tersenyum dan mengayunkan tangannya, maksudnya agar karyawan toko tidak perlu kemari, wajah karyawan toko itu mengejek sekali, melihat Sifa dari atas sampai bawah.

Lalu berdecih dingin dengan kuat berkata pada punggung Sifa : "Disini tempat untuk orang seperti apa yang bisa datang beli pun tidak tau, kalau tidak sanggup beli jangan masuk."

Sifa memutarkan badannya, matanya berapi-api, kejadian menghina orang seperti ini bisa-bisanya terjadi di pusat perbelanjaan mewah.

Sifa tidak pernah tau dihina sesuka hati tanpa melawan, hanya saja pengecualian di hadapan Decky , terhadap hal seperti ini sama sekali tidak perlu ditahan.

Sifa berjalan maju, tawanya menyembunyikan pisay berkata: "Nona, oh, bukan, karyawan, tolong bungkuskan semua baju yang tadi aku lihat, sekalian panggilkan manager kalian kemari."

Setelah mengatakannya kedua tangannya berlipat berdiri di tengah pintu, dengan tajam melihat karyawan yang berbicara tadi.

Karyawan itu tidak menyangka Sifa akan memutarkan badannya berkata demikian, sedikit malu, dan juga tidak tau harus melakukan apa.

Karyawan itu sedikit panik, tapi cepat sekali langsung tenang: "Kalau begitu, aku pikir baju yang tadi kamu lihat semua tidak sanggup langsung kamu beli, tidak perlu menahan gengsi, gengsi tidak seberapa."

Perkataan karyawan itu menusuk sekali, Sifa menunduk dan tersenyum, langsung mengeluarkan sebuah black card yang unlimited dari tasnya.

Berjalan ke sebelah karyawan itu, dengan sopan tersenyum kepada karyawan dan berkata: "Kamu ini adalah orang yang merendahkan orang tapi tidak tau dirimu sebenarnya apa, cepat gesek kartu ini, lalu panggil keluar manager kalian."

Sifa mengeluarkan black card membuat karyawan itu terdiam, meskipun pengalamannya tidak banyak, tapi black card seperti ini meskipun tidak pernah pakai tapi pernah lihat.

Orang yang mempunyai kartu seperti ini adalah orang yang amat sangat kaya, apa yang sebenarnya dia pikirkan sampai bisa menyinggung orang seperti ini.

Karyawan itu langsung panik, dengan cepat meminta maaf kepada Sifa : "Maafkan aku nyonya, aku......aku tidak sengaja, tolong jangan beritahu manager kami, aku tidak akan lagi......."

Suaranya penuh memohon, air matanya tidak berhenti mengalir.

Sifa tersenyum dingin, masalah seperti ini sekarang masih tidak sedikit ditemui, tapi setelah ini apakah dia sungguh tidak akan melakukannya lagi?

Sifa menundukkan kepalanya, masih tetap mencari manager, menceritakan kepada manager semua yang sudah terjadi.

Manager terus menunduk dan meminta maaf kepada Sifa , wajahnya marah sekali, karyawan toko itu terus menangis, tapi tampaknya Sifa tidak ada maksud untuk memaafkan.

Akhirnya Sifa masih tetap membeli semua barang yang dia lihat tadi, manager itu langsung memecat karyawan itu.

Bagaimana juga disini adalah pusat perbelanjaan mewah, disini memang tidak seharusnya terjadi hal seperti itu.

Akhirnya Sifa baru mengangkat semua barang naik taxi pulang.

Laras melihat semuanya, tidak disangka wanita yang selalu mengutamakan Decky selama tiga tahun ini, begitu tegas kepada orang lain.

Tapi kalaupun tadi dia yang diperlakukan seperti itu, dia juga akan meminta melakukan seperti itu.

Tapi perlakuannya wanita ini tadi dengan dihadapan Decky , benar-benar berbeda jauh, saat Laras melihatnya sedikit tidak percaya.

Apakah ini benar-benar Sifa yang terus dibalas dendam oleh Decky dan juga dikurung Decky selama 3 tahun?

Saat itu Laras juga penasaran makanya mengikutinya, tapi kali ini keputusannya tidak mengecewakan Laras, melihat Sifa yang tidak pernah dia lihat.

Setelah Sifa pulang, melihat harga baju itu satu per satu, lalu dengan serius mencatatnya di sebuah buku.

Setelahnya menyembunyikannya ke dalam lemarinya sendiri, dengan hati-hati menyimpan semua baju.

Decky yang di depan komputer terus melihat Sifa , wanita ini sedang apa, kenapa misterius sekali?

Decky tiba-tiba tertarik, ingin sekali melihat apa yang dia tulis saat Sifa dalam keadaan tidak sadar.

Laras cepat sekali pulang, dengan semangat menceritakan apa yang sudah dia lihat tadi kepada Decky , Decky menaikkan alisnya, mendengarnya dengan tertarik.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu