Marriage Journey - Bab 195 Sherly
Kata-kata Saras langsung mengejutkan Ariana, dia tahu Saras tidak menyukai Sifa, tapi tanpa terduga Saras begitu kejam.
Ariana membuka lebar matanya dan menatap Saras: "Apakah kamu tidak tahu tindakanmu ini ilegal?"
Tapi Saras sepertinya tidak mendengar apa yang dikatakan Ariana, dia tiba-tiba bergumam sendiri.
"Orang yang paling kubenci dalam hidupku adalah Sifa, dia merebut kakakku, merebut kakak Decky, dan sekarang bahkan ingin merebut semua orang di sekitarku."
Ariana memandang Saras dengan tatapan tidak berani percaya: “Saras, kamu……”
“Apakah kamu tidak marah? Aku tahu apa yang kamu mohon pada kakak Decky tadi. Lihat penampilanmu, memeluk kaki pria dan memohon padanya, tapi hatinya tetap hanya peduli pada Sifa si wanita murahan itu!”
Kata-kata Saras langsung membuat Ariana tersinggung, seluruh tubuhnya seolah-olah meledak.
Ariana berjalan kearah Saras dan berteriak dengan sangat keras, "Bukan seperti itu, dia memilikiku di dalam hatinya!"
Tubuh Ariana serasa langsung hancur setelah memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Saras tersenyum dingin: "Kamu tidak mau? Oke, cepat atau lambat aku akan melakukannya, entah bersamu ataupun tanpamu."
Setelah Saras selesai berbicara, dia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Ariana sendirian di rumah dan menangis.
Waktu berlalu, Sifa telah datang ke Amerika Serikat untuk pengobatan selama beberapa waktu.
Hampir setiap hari menjalani pengobatan, tetapi ada juga hal yang dia juga lakukan dengan senang hati setiap hari adalah melukis.
Padahal Deki tidak pernah datang menemuinya saat akan pergi.
Tapi hatinya masih tidak bisa melepaskan Deki begitu saja. Sejak teringat apa yang terjadi saat masa kecil, membuatnya tidak dapat melupakan Deki.
Setiap kali punya waktu, aku akan pergi ke studio, mengenang sedikit demi sedikit antara diriku dan Deki.
Aku tahu bahwa hal-hal ini hanya dapat terkubur di dalam hati saya selamanya.
Tapi aku tidak bisa menahannya, ingin merekamnya dengan cara favoritku sendiri.
Jika benar, pengobatannya gagal, dan jika anaknya bisa tinggal.
Aku ingin anak-anakku melihat bagaimana ibu dan ayah bertemu dan bagaimana mereka bersama.
Aku tidak ingin menunjukkan sisi buruk diriku dan Deki kepada anak-anak.
Sifa tinggal di studio sepanjang hari dan tidak merasa lelah.
Perawat dan dokter sering datang ke sini untuk melihat lukisan Sifa.
Sifa lulus dari Akademi Seni Rupa dan tidak pernah menikah dengan Deki.
Kemampuan Sifa sendiri masih sangat bagus, tetapi setelah menikahi Deki, Deki memutuskan kontak Sifa dengan semua orang di luar.
Sifa jarang melukis sejak saat itu, karena takut akan membuat marah Deki.
Tapi meski sudah sekian lama, aku tetap punya bakat melukis.
Sifa merekam semua proses pertemuan Deki, menikah, dan memiliki anak ini.
Hendi tahu pikiran Sifa, dan dia tidak pernah menghentikannya.
Dia tahu betapa Sifa menyukai anak ini, jadi dia tidak punya hak untuk mengatakan apapun.
Selama Sifa bahagia, dia bersedia melakukan apapun untuk Hendi.
Ariana melangkah maju mendekati Saras, dan memberitahu Hendi bahwa seseorang sedang mencarinya di luar.
Hendi mengerutkan kening dan merasa sangat aneh, tapi tetap pergi melihatnya.
Begitu keluar langsung melihat seorang gadis dengan rambut pirang dan mata hijau, memegang sebuah kamera di tangannya.
Karena penampilannya sangat menonjol, dan tubuhnya juga sangat tinggi.
Hendi tiba-tiba teringat gadis yang berdiri di depannya ini.
“Sherly?” Hendi memanggil wanita itu.
Gadis asing itu berbalik dan memandang Hendi, lalu berkata dengan menggunakan bahasa Mandarin, "Masih ingat denganku?"
Hendi mengangguk dengan penuh semangat, segera membawa Sherly masuk: "Masuklah dulu, bagaimana kamu menemukanku?"
Hendi sangat bingung, karena setelah lulus dari Amerika Serikat, dia tidak pernah berkontak dengan siapapun.
Sherly lebih kecil setahun darinya, dan pada saat pergi, dia bahkan tidak sempat memberitahu Sherly.
Sherly tersenyum memandang Hendi: "Guru yang memberitahuku, katanya kamu ada di sini, dan menyuruhku datang mencarimu."
Hendi langsung mengerti dan membawa Sherly pergi mencari Guru David.
Saat ini, guru David kebetulan sedang merawat Sifa.
“Guru David, Sherly telah datang.” Setelah Hendi selesai berkata, Sherly keluar dari belakang Hendi.
Dia bergegas maju dan memeluk Guru David dengan antusias: "Guru, aku sangat merindukanmu."
Sherly adalah seorang gadis asing, tapi bisa berbahasa Mandarin dengan sangat lancar..
Sifa memandang Sherly di depannya, dan sedikit terpesona olehnya.
Hendi segera memperkenalkan untuk Sifa: "Ini adalah adik kelas kami di perguruan tinggi, hubungan kami sangat baik, dia datang mencariku."
Sifa segera mengangguk pada Sherly, "Halo."
Ketika melihat Sifa, dia juga terpesona olehnya, dia suka bermain dengan Hendi, dan telah bertemu banyak wanita Cina.
Tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat wanita secantik ini, meskipun terbaring di ranjang rumah sakit, dan wajahnya juga terlihat pucat.
Tapi fitur wajahnya terlihat sangat cantik.
Sherly segera melangkah maju dan memperkenalkan diri: "Halo, aku adalah Sherly, temannya Hendi."
Sifa tersenyum memandang Sherly dan mengangguk, "Aku adalah Sifa, temannya Hendi."
Sherly memandang Sifa dan mengangguk: "Aku sudah pernah mendengar namamu sejak dulu."
Kata-kata Sherly membuat Sifa tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Hendi membawa Sherly ke kantornya.
“Apakah kamu akan tetap berada di Amerika serikat selama ini?” Sherly memandang Hendi dan bertanya.
Hendi mengangguk, "Yah, dia sakit dan hanya bisa dirawat di sini."
Selesai berkata, Hendi langsung menjadi tidak semangat.
"Guru David telah memberitahuku semuanya, kalau bisa, aku juga ingin bergabung dengan kalian. Aku berasal dari jurusan yang sama dengan kalian, belakangan ini aku juga mempelajari aspek ini."
Hendi memandang Sherly dan mengangguk: "Aku sangat senang kamu bisa datang, kamu adalah gadis paling berbakat di sekolah sejak awal."
Sherly mengangguk dengan segan, "Ya, aku juga sangat senang bisa membantumu."
Setelah obrolan singkat bersama Sherly, Hendi membawanya ke ruang penelitian.
Mereka menghabiskan sepanjang hari membahas kondisi Sifa di kantor.
Sedangkan Sifa melukis sendirian di studio.
Dia bukan orang bodoh, dari pandangan Sherly, dia tahu Sherly menyukai Hendi.
Dia tidak ingin terlalu mengganggu Hendi dan Sherly, jadi memilih untuk datang ke studio sendirian.
Berkonsentrasi pada lukisannya sendiri, waktu berlalu sedetik demi sedetik.
Sifa ingin memberitahu anak dalam perutnya, baik ibu maupun ayah semuanya sangat mencintainya.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangLoving Handsome
Glen ValoraLoving The Pain
AmardaThe Revival of the King
ShintaPernikahan Kontrak
JennyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka