Marriage Journey - Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi

"Sifa, aku juga tahu Sherly sangat baik dan luar biasa. Tapi, aku benar-benar tidak punya perasaan semacam itu padanya. Jika kamu punya waktu, tolong bantu aku untuk membujuknya, jangan buang-buang dan menyiakan waktu hanya karena aku.”

Sifa cukup cemas dalam hati begitu mendengar jawaban Hendi padanya ini. Sebenarnya dia sangat tahu betul dalam hati kalau alasan Hendi tidak mau mengiyakan berpacaran dengan Sherly, mungkin alasan terbesarnya adalah dirinya.

Dia memikirkan ini, bahkan dia merasa bersalah kepada Sherly. Jika dirinya bukan dalam kondisi seperti ini, mana mungkin dia akan membebani Hendi sampai membuat Hendi tidak mau mencari pacar.

Sifa merasa dirinya harus membuat pilihan. Dia tidak boleh membebani Hendi seperti ini terus. Kalau tidak, dalam hati dia akan semakin merasa bersalah dan menyalahkan dirinya. Rasa bersalah dan berhutang budi kepada Hendi semakin lama semakin besar.

Sifa tidak mengatakan apa-apa. Dia kembali lagi ke dapur, Hendi melihat punggung Sifa dan dalam hati menghela napas lega akhirnya terlepas dari hal ini.

Sifa di dapur merebus dumpling yang ada di dalam panci sambil memikirkan kalau kesehatannya sudah pulih dengan baik akhir-akhir ini. Dia tidak bisa menggantungkan dan membebani Hendi lagi. Walaupun dirinya tetap harus berobat di rumah sakit secara teratur. Tapi, dia sendiri bisa melakukan semua ini. Dia tidak bisa membuat Hendi menemaninya lagi dan lagi.

Karena bagaimana pun dirinya tidak bisa memberikan perasaan dan balasan apapun untuk Hendi. Dia harus sendiri dalam menghadapi semuanya di masa depan dengan semandiri mungkin. Walaupun akan sedikit menderita, juga akan melelahkan tapi dia tetap saja tidak boleh membebani Hendi yang selalu membantu dirinya tidak peduli kapanpun itu.

Dia memandang Hendi yang masih bercanda dengan anaknya dari dapur. Ada perasaan tidak tega yang sulit diungkapkan dalam hatinya. Dia tahu Hendi adalah sahabat baik yang sangat dia inginkan. Dia juga adalah orang yang sangat mengerti dan memahami dirinya. Hendi tidak pernah sekalipun meninggalkannya walaupun sudah banyak hal yang telah terjadi.

Di dalam lubuk hati Sifa, dia sangat tidak tega melepaskan sahabat baiknya ini. Namun dia tetap harus rela melepaskannya.

Setelah dumpling sudah matang, Sifa dengan cepat menyajikannya di ruang makan. Dia memanggil Hendi untuk makan. Lalu mengambil anak di gendongan Hendi, lalu menaruh anak itu ke dalam kereta bayi. Dia dan Hendi bersama-sama makan dumpling yang masih panas berasap.

“Oh iya Hendi, aku ingin mencari seorang babysitter yang akan membantuku mengasuh anakku. Karena bagaimanapun aku juga sudah mulai melukis dan menggambar lagi. Jadi, terkadang aku cukup kewalahan. Dengan menyewa babysitter seperti ini, kamu juga bisa tidak usah sering-sering datang ke kediamanku ini.”

Setelah mendengar semua ucapan Sifa ini, Hendi tidak merasakan sama sekali maksud sebenarnya Sifa diam-diam mengisyaratkan kalau dirinya mau menjauh dari Hendi kedepannya.

“Bagus sekali. Kamu ingin babysitter yang bagaimana, apa kamu punya persyaratan pendidikan khusus untuk rekrut babysitter ini? Mencari babysitter di Amerika sangat lebih mudah dari pada di dalam negeri. Perihal keselamatan, kamu tenang saja. Nanti aku akan membantumu mencari.”

Hendi menjawab Sifa sambil menyantap dumpling panas.

"Kamu tidak perlu membantuku mencari babysitter. Nanti, aku sendiri yang akan mencari dan menghubungi. Apalagi, juga bisa melihat-lihat babysitter yang disukai di website. Setelah aku menemukan babysitter, kedepannya kamu tidak usah lagi menemaniku berobat di rumah sakit. Aku bisa pergi sendiri kok. Lagipula, hanya sekali dalam dua minggu saja.”

Setelah mengatakan ini, Sifa pun makan dumplingnya dengan lahap. Walaupun ketika mengatakan ini tampaknya begitu santai, tapi di dalam hatinya, dia takut kalau akan menimbulkan kecurigaan Hendi.

“Sifa, mengenai pergi ke rumah sakit, kamu jangan pergi sendiri. Lagipula, dua minggu sekali saja. Aku masih punya waktu untuk menemanimu pergi kok. Kalau kamu pergi sendiri, aku yang malah tidak tenang.”

Begitu menndegar jawaban Hendi ini, Sifa tahu kalau dirinya tetap berdebat dengannya saat ini. Itu mungkin akan menarik kecurigaan Hendi. Jadi, dia pun tidak mengatakan apa-apa lagi.

Setelah selesai makan dumpling, dan melihat anaknya yang mengantuk, Sifa pun membawa anaknya masuk ke dalam kamar untuk menidurkannya. Hendi sendirian di ruang tamu, dia membantu Sifa menyapu dan membersihkan rumah, lalu dia pun pergi keluar untuk melakukan pekerjaannya sendiri.

Sifa mendengar suara Hendi yang pergi, dia pun melihat ke bawah ke punggung Hendi yang berjalan semakin menjauh lewat jendela kamar anaknya. Dia pun mulai merencanakan langkah selanjutnya yang akan diambilnya.

Dia mulai mencari babysitter yang cocok di internet sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Dia juga tahu kalau dirinya tidak bisa terus tinggal di tempat ini. Setelah menemukan babysitter yang cocok, dia pun berusaha menangani masalah tempat tinggalnya. Dengan begini, maka dia baru bisa lebih baik dalam menjauhi Hendi.

Ketika berpikir sampai sini, hati Sifa tanpa sadar terasa sedih. Dia tidak ingin menggunakan cara seperti ini untuk melukai Hendi. Tapi dia juga tahu ini adalah satu-satunya cara terbaik. Berdasarkan dengan karakter dan sifat Hendi, jika dia mengatakan yang sebenarnya, jelas Hendi tidak akan setuju.

Ketika sedang mencari informasi di internet, Sifa tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu. Dia awalnya mengira kalau itu adalah Hendi yang mungkin melupakan barangnya.

Dia pun bergegas ke lantai bawah dan membukakan pintu, tapi begitu membuka pintu dia melihat wajah yang familiar tapi juga tampak asing baginya.

Sifa sangat yakin sekali kalau orang yang datang ini adalah kepala pelayan kakek yang bertugas dan bertanggung jawab menjaga dan merawat kakek di keluarga Leng.

Pada saat melihat Kepala Petugas Zhang. Wajah Sifa langsung tiba-tiba membeku dan jadi aneh, dia tidak tahu keluarga Leng mengirim Kepala Petugas Zhang kesini untuk alasan apa.

“Kepala Petugas Zhang, kenapa kamu bisa ke sini?”

Dia yang bingung pun langsung bertanya kepada Kepala Petugas Zhang yang berdiri di depan pintu.

Dia merasakan firasat buruk dalam hatinya. Karena bagaimanapun yang kali ini datang adalah Kepala Petugas Zhang, bukan Decky. Jika Decky yang datang, dia mungkin hanya ingin menyiksanya. Tapi kalau Kepala Petugas Zhang yang datang, jangan-jangan dia mau merebut anaknya.

Ketika Sifa memikirkan semua ini dalam-dalam, dia hanya melihat Kepala Petugas Zhang tersenyum dan menatap ke dirinya.

“Nona Sifa, saya diutus dan dikirim oleh tuan besar.”

Mendengar ucapan Kepala Petugas Zhang pada dirinya, Sifa langsung mengerti kalau keluarga Leng yang ada di dalam negeri tahu segala situasinya di Amerika saat ini.

Tapi, tujuan dari semua ini apa. Sifa masih belum tahu jelas. Dirinya tidak berhenti terus menduga dan menebak-nebaknya.

“Em, kalau ada yang mau disampaikan, silahkan masuk ke dalam saja, Kepala Petugas Zhang.”

Sifa membawa Kepala Petugas Zhang masuk ke dalam ruang tamu, lalu mencoba mendengar anaknya yang tidur dengan lelap. Dia takut anaknya akan bangun dan menangis.

“Nona Sifa, tuan besar mengirimku kesini kali ini adalah ingin menjemputmu dan anakmu untuk kembali. Jadi silahkan bereskan semua barangmu, langsung kembali dengan pesawat hari ini.....”

Tapi seiring dengan ucapan yang dikatakan oleh Kepala Petugas Zhang ini.

Sifa merasa informasi ini terlalu sangat tiba-tiba. Dia tidak punya rencana kembali dalam waktu dekat ini.

Apalagi dia juga tidak pernah memikirkan apa yang akan dilakukannya setelah pulang nanti. Karena bagaimanapun dirinya sangat tahu jelas kalau ada orang di dalam negaranya yang tidak berharap dirinya ini pulang.

Sifa awalnya mengira kalau dirinya bisa menghabiskan hari-hari sisa hidupnya dengan damai bersama anaknya.

“ Kepala Petugas Zhang, walaupun kembali. Aku juga tidak akan mungkin kembali ke keluarga Leng......”

Dia menjawab Kepala Petugas Zhang sesuai apa yang dipikirkannya. Meskipun ketika mengatakan ini dia sangat tegas dan bertekad. Namun tidak tahu kenapa, di dalam hatinya dia masih saja tidak tenang dan gelisah.

“Nona Sifa, mungkin ini sudah bukan lagi bisa kamu yang memutuskan. Segalamu di Amerika ini yang menanggung adalah keluarga Leng. Kamu tidak mungkin tidak tahu hal ini kan?”

“Termasuk semua perawatan dan pengoobatan penyakitmu ini. Jika bukan tuan muda yang mengundang tim medis terbaik, kamu mana mungkin pulih secepat ini?”

Informasi yang diucapkan dari mulut Kepala Petugas Zhang ini, membuat Sifa yang sedang duduk memikirkan hal yang berantakan ini jadi semakin bingung dan tidak mengerti.

Dia tidak pernah menyangka, tim medis yang merawatnya setelah dirinya melahirkan adalah tim medis yang telah diatur oleh Decky.

Dia merenung, Hendi tidak pernah memberitahu hal ini kepada dirinya. Mungkin Hendi juga tidak tahu.

“Apa yang kamu katakan? Kepala Petugas Zhang, tim medis itu diatur dan disiapkan oleh Decky, apa kamu yakin?”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu