Marriage Journey - Bab 225 Mendadak Pulang
Sifa perlahan mendudukkan diri di atas ranjang. Melihat pengasuh pascapersalinan lagi-lagi menyiapkan makanan untuk dirinya, dia merasa bahwa ini pasti diatur oleh Hendi.
Agar tidak menyia-nyiakan kebaikan Hendi, Sifa merasa dirinya harus meningkatkan kekuatan mental dan fisiknya sendiri, berusaha membiarkan dirinya pulih secepat mungkin.
Saat ini, pesawat ke Tiongkok telah mendarat. Decky turun dari pesawat dengan koper bawaannya yang sederhana.
Sekretaris dan Laras sudah menunggu di terminal.
Setelah melihat Decky, sekretaris bergegas maju dan mengambil koper di tangannya.
Decky berjalan ke depan dengan tampang dingin, sementara Laras dan sekretaris ikut di belakangnya.
Sebenarnya Laras sangat ingin bertanya kepada Decky tentang situasi di Amerika Serikat, tetapi ketika dia melihat ekspresi Decky serius dan kelihatan tidak senang, dia pun memendam pemikirannya itu.
Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Decky sehingga Decky mendadak pulang.
Selain itu, Decky juga tidak menjelaskan kepada Laras tujuan pulang kali ini.
Tepat ketika Laras dan sekretaris berjalan di belakang Decky, Decky tiba-tiba berhenti ...
"Ngomong-ngomong, Laras, bagaimana situasi perusahaan sekarang? Apakah penyelidikan tentang alasan utama penurunan kinerja sudah jelas?"
Usai pertanyaan Decky, pikiran Laras langsung tertarik kembali. Dia teringat akan kemerosotan kinerja perusahaan.
Dia sudah menyelidiki permasalahannya secara detail, tapi dia tidak tahu bagaimana menjelaskan hal itu kepada Decky.
Bagaimanapun masalah ini cukup pelik. Kalau Decky tahu bahwa masalah ini berkaitan dengan dua orang itu, Laras tak tahu permasalahan apa yang bakal menerpa Sifa lagi.
Di lubuk hati, Laras cenderung memihak pada Sifa. Entah kenapa, sejak kenal dengan Sifa, Laras selalu memikirkan perlakuan Decky terhadap Sifa.
Bahkan dia sendiri pun tidak mau percaya bahwa Sifa yang menyakiti Yuli.
Laras tertegun dan tidak mengatakan apa-apa. Sekretaris segera menggoyang Laras dengan tangan, memberi isyarat kepadanya untuk menjawab pertanyaan Decky.
Begitu diingatkan oleh sekretaris, Laras mengembalikan pikirannya ke normal lagi. Dia berpikir dirinya sungguh celaka, kenapa dirinya begitu lalai. Jika Decky marah, bagaimana dia harus menghadapinya!
Meski Laras enggan menyebut nama Hendi, tapi situasi mengharuskannya.
"Decky, hasil penyelidikanku tentang alasan mengapa semua perusahaan berhenti bekerja sama dengan kita adalah karena Grup Shen merebut pelanggan kita dengan cara menurunkan harga."
Laras tidak menyebut nama Hendi, melainkan hanya menyampaikan keseluruhannya dengan menggunakan nama Grup Shen. Dia tahu bahwa hal ini tidak akan lepas dari pandangan ataupun pemikiran Decky.
Bagaimanapun, pemikiran Decky termasuk salah satu yang terbaik di dunia bisnis. Pemikirannya yang tajam pasti dapat mengetahui mengapa Grup Shen berbuat demikian.
"Oh? Bukankah Grup Shen tidak pernah bekerja sama dengan kita dan tidak pernah berhubungan dengan kita? Kenapa mereka bisa tiba-tiba melakukan hal yang merugikan orang lain dan tidak menguntungkan diri sendiri?"
Decky mengatakan ini dengan ekspresi serius.
"Karena tidak pernah kerja sama, aku seketika lupa siapa nama bos perusahaan ini. Tolong segera periksa untukku!"
Decky terus menanyakan hal ini kepada Laras. Dia sudah tahu bahwa masalah ini ada kaitannya dengan Hendi, tapi dia langsung memilih untuk menolak jawaban penyelidikannya itu.
"Aku juga tidak tahu siapa bos Grup Shen. Aku akan menyelidikinya lagi dan memberi tahu kamu begitu ada hasil ..."
Decky tidak curiga setelah mendengarkan jawaban Laras. Dia lanjut mengambil langkah.
Setelah mereka bertiga masuk ke dalam mobil, Laras masih merasa gelisah. Dia takut Decky mengetahui reaksi emosionalnya dan menemukan bahwa dia berbohong.
Jadi, dia cepat-cepat masuk ke tempat sebelah pengemudi. Hanya dengan duduk di depan, Decky tidak akan bisa melihat ekspresi wajahnya.
Mobil mengemudi ke arah perusahaan, sementara Decky dan sekretaris yang duduk di kursi belakang membahas persoalan tentang operasi perusahaan dan data spesifik akhir-akhir ini.
Ketika semua diskusi selesai, Decky baru sadar bahwa dia sedang menuju perusahaan.
"Sekarang aku tidak mau pergi ke perusahaan, bawa aku ke rumah sakit!"
Setelah mendengar kata-kata itu, pengemudi langsung memutar arah kemudi dan melajukan mobil ke rumah sakit yang sering dikunjungi Decky.
Semua orang terdiam. Laras segera mengerti mengapa Decky buru-buru pulang dari Amerika Serikat.
Ternyata itu adalah karena Yuli. Selama bertahun-tahun, baik Yuli bangun atau tidak, selama sesuatu terjadi padanya, bahkan ketidaknyamanan sekecil apapun itu, itu akan lekas membangkitkan amarah Decky.
Karena wanita ini juga, Decky berulang kali menyiksa Sifa...
Laras mengingat di dalam hatinya tentang semua hal yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, semua akar permasalahnnya adalah karena Yuli.
Entah kenapa, Laras amat tidak menyukai Yuli. Walaupun dia tidak tahu apa yang terjadi saat itu, tapi melalui pemahamannya terhadap Sifa selama beberapa tahun terakhir, dia tidak percaya bahwa Sifa akan melakukan hal seperti itu.
Suasana di dalam mobil terlalu sunyi. Pikiran Laras semakin tenggelam dalam persoalan Decky dan Sifa, sehingga dia tidak merespons ketika Decky berbicara dengannya.
"Laras, apa yang kamu pikirkan? Aku sudah panggil kamu beberapa kali, kenapa kamu tidak jawab?"
Setelah pertanyaan kedua dilontarkan Decky, barulah Laras keluar dari pikirannya barusan.
Entah kenapa, dia tidak bisa menormalkan suasana hatinya saat melihat Decky kali ini, bahkan pikirannya pun terus melayang-layang. Dia ingin bertanya kepada Decky tentang situasi Sifa di Amerika Serikat, tapi dia tidak berani mengutarakannya.
"Decky, maaf, tadi aku agak tidak fokus. Ngomong-ngomong, untuk apa kamu panggil aku?"
Laras bersikap seolah dia memikirkan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan Decky.
“Kondisi Yuli belum terlalu baik, jadi urusan perusahaan masih perlu diawasi kamu dan sekretasis. Kalau ada kabar mendesak, kalian harus menghubungi aku tepat waktu. Malam ini aku tidak pulang."
Laras mendengarkan apa yang telah dijelaskan Decky kepadanya. Setiap kali ada situasi di pihak Yuli, Decky selalu mengabaikan segalanya, bahkan perusahaan pun diabaikannya.
Situasi kali ini nyaris sama persis dengan sebelumnya. Laras tidak punya pilihan selain mengangguk. Dia tahu bahwa apa pun yang dia katakan atau lakukan, dia tidak akan bisa merubah pemikiran Decky.
Mungkin Yuli adalah satu-satunya wanita yang bisa mengikat erat Decky di bangsalnya.
"Oke, aku tahu. Tapi Decky, aku harap kamu bisa mengunjungi perusahaan besok. Sebelumnya kamu berada di Amerika Serikat untuk waktu yang lama, sehingga kamu sudah melewatkan dua kali rapat dewan direksi. Jika situasi ini berlanjut, para direktur mungkin akan mengkritik kamu."
Laras menyampaikan sarannya kepada Decky. Meski dia keberatan tentang Decky yang berjaga di samping Yuli, tapi dia tetap bersedia mengingatkan Decky tentang persoalan perusahaan.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeePejuang Hati
Marry SuMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPernikahan Kontrak
JennyLelaki Greget
Rudy GoldUnlimited Love
Ester GohMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka