Marriage Journey - Bab 237 Yuli Bangun
Decky terus berbicara kepada Laras tentang rencana selanjutnya, Laras segera bangun dan bangkit dari tempat tidur, dia memakai sandal yang ada di lantai dan berkata kepada Decky "Baik, baik, aku mengerti, aku akan menjemputmu di rumah sakit setelah aku membuat janji dengannya."
Setelah Laras mengucapkan perkataan ini, dia tiba-tiba menyadari, sudah semalam dan Decky mungkin tidak ada di rumah sakit lagi!
Jadi dia bertanya lagi "Apakah kamu masih di rumah sakit?"
"Ya, aku masih di rumah sakit, aku tidak pergi tadi malam dan aku sedang berfokus pada kondisi Yuli. Begitu kamu membuat janji dengan Ariana, kamu datang ke rumah sakit untuk menjemputku. Jika tidak ada hal lain lagi, maka aku tutup telepon dulu!"
Setelah mengucapkan perkataan ini, Decky menutup telepon, tetapi dia tidak segera kembali ke bangsal, dia berpikir di dalam hatinya, dia harus bagaimana menangani Ariana ketika bertemu dengannya nanti.
Dia tidak menduga bahwa dia tidak peduli pada wanita ini, tetapi malah menyebabkan wanita ini membalas dendam padanya. Sepertinya dia harus memberi wanita ini beberapa keuntungan untuk menyelesaikan masalah ini.
Sambil memikirkan hal ini, Decky mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya, dia mengeluarkan satu batang rokok dan menyalakannya dan setelah menghisap rokok, dia sepertinya telah memikirkan cara untuk menangani Ariana.
Dia membuang puntung rokok ke tempat sampah di samping koridor, kemudian berjalan menuju bangsal Yuli.
Sebelum memasuki bangsal, Decky menenangkan suasana hatinya, dia tidak ingin membiarkan orang tua Yuli melihat bahwa dia sepertinya sedang menghadapi masalah besar.
Begitu dia membuka pintu bangsal Yuli, dia melihat pemandangan yang dia pikirkan sepanjang waktu, tetapi tidak pernah terwujud!
Yuli benar-benar bangun!
Pada saat ini, Decky bahkan tidak percaya pada matanya sendiri, dia menggosok matanya lagi, bahkan mengedipkan matanya beberapa kali dan dia benar-benar melihat bahwa Yuli di depannya membuka mata!
Namun, dia melihat bahwa kondisi Yuli sepertinya masih belum sepenuhnya kembali normal, tatapannya sedikit kosong dan terus melihat ke langit-langit di bangsal.
Pada saat ini, ada banyak dokter di dalam bangsal.
"Dokter, apa yang terjadi dengan putriku sekarang? Mengapa dia membuka matanya, tapi dia sepertinya tidak mengenal kami dan juga tidak mengatakan apa-apa?"
Decky melihat semua yang ada di depannya, dia belum sempat bereaksi dan dia mendengar ayah Yuli berbicara dengan dokter.
Ibu Yuli dengan cemas melihat ke samping dan menantikan jawaban dokter dan juga terus menatap putrinya yang berbaring di ranjang rumah sakit, matanya penuh dengan harapan dan keraguan.
Decky mendengarkan jawaban dokter dengan cermat.
"Tuan Jiang, kondisi putri anda sebenarnya sangat normal, bagaimanapun juga, dia telah berbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun, dia baru saja membuka mata dan dia pasti akan merasa tidak nyaman!"
"Kita harus memberi pasien lebih banyak waktu, meskipun kami adalah dokter, kami juga tidak mungkin bisa menjelaskan semua ini."
Setelah mendengarkan jawaban dokter, semua orang diam.
Decky berpikir, bagaimanapun juga, Yuli telah berbaring di ranjang rumah sakit selama bertahun-tahun. Meskipun dokter sangat pintar dan hebat, itu juga mustahil baginya untuk membiarkan Yuli pulih kembali seperti orang normal dalam sekejap, apalagi berbicara dengan orang lain dan turun dari tempat tidur untuk melakukan sesuatu.
"Baik, baik, aku tahu. Dokter, kalau begitu apa lagi yang harus kami perhatikan selanjutnya?"
Ayah Yuli terus bertanya kepada dokter, karena dia takut akan melewatkan hal penting apapun dan mempengaruhi pemulihan putrinya.
“Pasien baru saja bangun dan hanya dapat makan makanan cair seperti sebelumnya dan lebih baik jangan terlalu banyak berbicara dengannya, kalau tidak, pasien tidak bisa menerimanya, bagaimanapun juga, otaknya telah kosong selama tiga tahun lebih, berikan dia waktu untuk menerima. "
Dokter terus memberitahu mereka hal-hal yang perlu diperhatikan dan Decky juga mendengarkan dengan saksama, dia takut dirinya akan kelewatan informasi apapun.
"Baik, baik, aku tahu dokter, jika ada lagi hal-hal yang perlu anda jelaskan pada kami, anda lebih baik menulis di buku catatan untuk kami dan kami akan melakukannya sesuai dengan apa yang anda katakan."
Ayah Yuli berkata kepada dokter, dia menatap putri kesayangannya, wajahnya yang telah menegang selama tiga tahun akhirnya menunjukkan senyuman.
Decky merasa bahwa simpul yang ada di dalam hatinya selama bertahun-tahun akhirnya bisa dilepaskan ...
Yuli akhirnya bangun ... dia mendesah di dalam hatinya.
Dokter sekali lagi menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah pasien bangun kepada ayah Yuli dan kemudian meninggalkan bangsal.
Pada saat ini, hanya sisa orang tua Yuli dan Decky yang berada di dalam bangsal.
Sebelum Decky berjalan ke ranjang Yuli, Ayah Yuli berjalan ke arahnya terlebih dahulu ...
"Decky, kamu berbicara dengan Yuli terlebih dahulu dan melihat apakah dia bisa berbicara denganmu atau mengingat sesuatu, dia baru saja bangun, jangan mengatakan hal-hal yang akan merangsangnya."
Decky mendengarkan nasihat ayah Yuli dan mengangguk.
"Baik, Paman, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Jangan khawatir, aku akan menjaganya, anda dan Bibi cepat kembali untuk beristirahat."
Setelah orang tua Yuli mendengar jawaban Decky, mereka menatap lagi putri mereka yang berbaring di tempat tidur.
Ibu Yuli berjalan ke ranjang rumah sakit lagi dan menatap Yuli yang berbaring di tempat tidur dengan mata yang penuh dengan kasih sayang.
"Putri kesayanganku, ibu akan pulang dan menyiapkan makanan untukmu, ibu akan segera kembali untuk melihatmu."
Meskipun ibu Yuli terus berbicara dengan Yuli yang berbaring di ranjang rumah sakit, tetapi Yuli masih saja tidak memiliki tanggapan apapun, meskipun Yuli membuka matanya, tetapi reaksinya tidak ada perbedaan dengan ketika dia masih koma.
Decky melihat pemandangan ini dan dia merasa sangat sedih di dalam hatinya.
Setelah orang tua Yuli pergi, dia perlahan berjalan ke ranjang Yuli ...
Dia tidak tahu apakah wanita yang dia menjaga selama tiga tahun lebih akan mengenalinya atau berbicara dengannya, bahkan memberinya sedikit reaksi.
Dia melihat Yuli yang menatap langit-langit, kemudian dia tanpa sadar perlahan meraih tangannya.
"Yuli, aku Decky ..."
"Yuli, apakah kamu masih mengingatku?"
Decky berbisik dengan pelan di samping telinga Yuli.
Meskipun Yuli tidak menjawab, tetapi Decky sepertinya melihat ada sedikit air mata di mata Yuli dan masih bisa melihat bahwa bola mata Yuli sepertinya bergerak.
Decky melihat bahwa apa yang dia katakan memiliki efek, dia bersiap untuk terus mengobrol dengan Yuli lagi.
"Yuli, apakah kamu bisa merasakan ketika aku berbicara denganmu?"
"Kamu seharusnya tahu bahwa aku adalah Decky, benar? Jika kamu bisa mengerti apa yang aku katakan, kamu mengedipkan matamu, boleh?"
Setelah Decky selesai berbicara, dia mengamati mata Yuli dengan cermat, karena dia takut akan melewatkan sesuatu.
Pada saat kritis ini, dia bahkan tidak berani mengedipkan matanya, namun dia melihat bahwa Yuli masih melihat ke langit-langit, sepertinya tidak ada tanggapan sama sekali.
Tepat ketika Decky merasa putus asa, dia tiba-tiba menemukan bahwa Yuli benar-benar perlahan mengedipkan matanya dan kedipan mata ini membuat jantung Decky melompat dengan keras!
Dia langsung mengerti, Yuli baru saja bangun, jadi reaksinya tidak begitu cepat, kecepatan mengedipkan matanya juga menjadi jauh lebih lambat.
Novel Terkait
My Superhero
JessiNikah Tanpa Cinta
Laura WangIstri Pengkhianat
SubardiDon't say goodbye
Dessy PutriMy Cold Wedding
MevitaSee You Next Time
Cherry BlossomPergilah Suamiku
DanisMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka