Marriage Journey - Bab 268 Dia Sedang Berbohong
Dia berkata: "Bagaimana kalau kita memesan makanan dari luar saja, aku benar-benar tidak ingin kamu melakukan hal-hal ini, kamu seharusnya diberi perawatan terbaik di keluarga Leng, sekarang orang tuamu tidak dapat merawatmu, bagaimana kalau....."
Ketika mengatakan ini, Decky sepertinya teringat sesuatu dan segera berhenti.
Yuli agak bingung: "Apa?"
Decky menggelengkan kepalanya: "Tidak apa-apa, aku merasa harus mencarikan seorang pengasuh untukmu."
Yuli menggelengkan kepalanya: "Alasan mengapa keluarga kami tidak mencari pengasuh, karena orang tuaku tidak ingin diganggu oleh orang lain."
Sebenarnya, Yuli berbohong padanya, keluarganya tidak mempekerjakan pengasuh karena ada masalah dalam rantai keuangan di keluarganya.
Oleh karena itu, dia belum dapat menikmati perawatan yang baik, tetapi dia tidak dapat memberitahu Decky.
Karena khawatir setelah mengetahuinya, Decky akan memandang rendah dirinya dan tidak lagi menyukainya, jadi dia hanya bisa menekan kegelisahan di dalam hatinya, dan juga tidak meminta bantuan dari Decky.
Menunggu setelah dia mendapat jabatan Nyonya Leng, tidak telat baginya untuk melakukan sesuatu.
Selama dia bisa memegang Decky dengan erat, maka semuanya akan baik-baik saja, tidak bisa menyalahkannya berpikiran seperti ini, dia benar-benar tidak punya cara lain lagi.
Sejak dia bangun, ayahnya selalu memohon padanya, awalnya dia juga tidak ingin memainkan Decky seperti ini, dia hanya ingin meminjam uang dengannya, tapi dihentikan ayahnya.
Seperti yang dikatakan ayahnya, dia jelas memiliki kesempatan besar untuk menjadi anggota keluarga Leng, tapi dia malah membuka mulut ingin meminjam uang dengannya.
Dengan begini, statusnya di hati Decky akan menurun, dia bahkan tidak tahu apa yang akan dipikirkan keluarga Leng.
Sehingga ayahnya menentangnya dengan tegas, dia tidak punya pilihan selain mempertahankan keadaan seperti saat ini, siapa suruh Decky menyukainya dengan sepenuh hati.
Keduanya tinggal di rumah, masakan Yuli cukup enak, meskipun Decky penuh perhatian, tapi dia baru bangun dan tubuhnya masih sangat lemah, Decky tidak berani membiarkannya melakukan terlalu banyak kerjaan.
Makanan yang dia masak dihabiskan Decky, semakin Decky mempedulikan Yuli, hatinya semakin kesal dengan Sifa, mengapa dia kembali padasaat ini?
Begitu kembali, dia langsung menempati posisi yang seharusnya milik Yuli, dan membuat Yuli hanya bisa berada di rumahnya sendiri.
Sifa malah menikmati perawatan sebagai Nyonya Leng, makan dan minum sepuasnya di keluarga Leng, dan sekarang dia masih memainkan akting semacam ini.
Decky benar-benar merasa kesal, tapi sekarang karena Sifa disayangi kakeknya, membuatnya tidak punya cara untuk mengusirnya.
Meskipun saat ini dia terlihat dalam suasana hati baik, tapi hanya dia sendiri yang tahu dia telah memarahi Sifa ribuan kali di dalam hatinya.
Di depan Yuli, dia selalu menyembunyikan pikirannya, dan memikirkan tentang bagaimana mengusir Sifa.
Sifa masih terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma, dia tidak akan terduga bahwa pria yang pernah tidur di sebelahnya sedang berpikir bagaimana mematikannya.
Ketika perlahan-lahan bangun dari ranjang rumah sakit, dia membuka matanya dan melihat langit-langit yang putih, meskipun itu adalah bangsal kelas atas, tapi dalam rumah sakit tetaplah memiliki bau disinfektan yang samar.
Dia menyadari di mana dia berada, jadi dia berjuang untuk bangun, tetapi dia merasa mual ketika bergerak, lalu dia teringat apa yang telah terjadi, mungkin dia terbentur kepalanya ketika jatuh, dan menyebabkan gegar otak.
Jadi sekarang dia hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan tenang, dia ingin sekali melihat apakah anaknya terluka.
Meskipun dia telah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi anaknya ketika dia jatuh, tetapi bagaimanapun juga, anaknya masih sangat kecil dan jatuh langsung dari tempat yang begitu tinggi, tidak tahu bagaimana situasinya saat ini.
Jadi dia berjuang untuk bangun, membunyikan bel di samping ranjang, kemudian langsung ada pembantu yang datang dan bertanya apakah dia ingin makan sesuatu?
Dia menggelengkan kepalanya, memegang tangan pembantu itu dan berkata, "Di mana anakku? Apakah anakku terluka?"
Pembantu itu menjawab dengan jujur: "Jangan khawatir, Tuan Muda tidak mengalami luka apapun, dia telah dibawa kembali ke rumah oleh Tuan tua, dokter telah melakukan pemeriksaan dan tidak ada luka di tubuhnya, tenanglah."
Kemudian Sifa menghela nafas lega, begitu merasa lega, seluruh tubuhnya langsung menjadi lemah, dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bangun lagi.
Pembantu itu bertanya dengan hati-hati, "Apakah kamu ingin makan sesuatu?"
Sifa menggelengkan kepalanya dan memberi isyarat memintanya keluar, dia ingin tinggal sendirian di dalam kamar, Lalu, pembantu itu berbalik dan keluar.
Dia benar-benar lumayan mengasihani wanita ini, dirinya terluka, tapi tidak ada seorangpun yang datang mengunjungi dan menghiburnya, bahkan Tuan tua Leng, yang paling menyayanginya, juga terburu-buru kembali ke vila karena tubuhnya kurang sehat.
Dan suaminya tidak peduli dengannya sama sekali, Sifa yang berbaring di ranjang, sama sekali tidak terduga dirinya akan dikasihani orang lain.
Pikirannya dipenuhi dengan kata-kata yang diucapkan Decky pagi ini, dan kata-kata itu benar-benar sangat kejam.
Dia sepertinya benar-benar harus melepaskan pria ini, tapi dia tidak dapat mengendalikan hatinya, dia selalu berharap Decky akan berubah pikiran dan kembali padanya.
Tapi perlahan-lahan dia merasa dirinya kebanyakan berpikir, Decky telah menyukai Yuli selama bertahun-tahun.
Sejak Yuli koma, dia selalu menjaga di sisinya, sekarang dengan tidak mudah, Yuli telah bangun, dia pasti sangat ingin menikahinya, dirinya kembali malah menjadi batu sandungannya.
Jadi tidak heran kali ini dia begitu kejam padanya, Decky benar-benar ingin menghancurkan dirinya.
Tetapi sebelumnya, Sifa juga pernah membayangkan bahwa suatu hari nanti, Decky dapat benar-benar melihat kebaikannya, mengetahui bahwa dia benar-benar menyukainya, dengan begini, maka dirinya dapat memperoleh cinta sejatinya.
Tapi sekarang Sifa tidak memiliki keinginan seperti ini lagi, dia merasa Decky hanya dapat memberikan hatinya pada Yuli, kalau begini biarkan saja mereka bersama.
Sekarang dia tidak punya permintaan apapun lagi, dia memang tidak seharusnya kembali, tapi Kakek Decky bersikeras, jadi Sifa dibawa pulang secara paksa.
Sifa sedang berpikir apakah dia harus mengambil inisiatif melepaskan posisinya setelah tubuhnya membaik, sehingga Decky juga bisa mengubah pandangan terhadap dirinya, tidak akan begitu galak padanya.
Setelah memahami ini, Sifa tidak begitu cemas lagi, dia yang baru saja terluka juga tidak dapat mendukung dirinya untuk berpikir terlalu banyak.
Dia segera tertidur, kakek Decky baru saja tiba di rumah, langsung meminta para pembantu di dalam rumah untuk menjemput cicitnya.
Bagaimanapun juga, ibu kandung anak itu sedang koma, hanya pembantu yang menemaninya di rumah sakit, benar-benar membuat orang khawatir.
Jadi Kepala petugas Zhang pergi ke sana dan membawa anak itu kembali, Kakek Decky memandang bayi laki-laki itu dan berpikir anak ini benar-benar lumayan kasihan.
Novel Terkait
My Superhero
JessiLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaDon't say goodbye
Dessy PutriMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Cold Wedding
MevitaDiamond Lover
LenaHis Second Chance
Derick HoMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka