Marriage Journey - Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi

Sifa tiba-tiba bengong, tapi dengan cepat sadar kembali, menundukkan kepala tersipu malu.

Ketika Sifa ingin berbalik, Decky yang berada di depannya menunduk, mengulurkan tangan perlahan-lahan mencubit dagunya.

Tatapan Decky sedikit memesona, suaranya rendah dan sekali lagi berbisik pelan di samping telinga Sifa: “Aku sangat merindukanmu…”

Tubuh keduanya saling bersentuhan yang membuat Sifa seperti tersengat listrik, menarik kepalanya, ingin menghindari Decky.

Tapi Decky tidak memberinya kesempatan, dia memegang dagu Sifa dengan erat, lalu bertanya dengan senyum jahat: “Merindukanku tidak? Hhm?”

Sifa juga tidak tahu keberanian dari mana dirinya menatap Decky: “Rindu.”

Decky sedikit terkejut menghadapi Sifa yang to the point, dulu dia yang berada di hadapannya akan memilih menerimanya, tapi ketika dirinya menggodanya tidakkah seharusnya dia malu seperti gadis kecil, dirinya yang to the point membuat Decky tidak tahu harus berbuat apa baiknya.

Tatapan Decky sangat tenang, kedua tangannya turun memeluk pinggang Sifa, lalu perlahan-lahan bersentuhan dengan kulit lembut Decky.

Sifa menatap Decky dengan wajah menawan, dan postur ini membuat dirinya sedikit bingung.

Tapi Decky menatap Sifa dengan tajam, tatapannya penuh nafsu.

Secara bertahap tubuhnya perlahan mulai berubah, wajah Sifa tiba-tiba memerah, duduk di pemandian air tidak tahu harus bagaimana baiknya.

Decky yang melihat wajah bingungnya seperti anak domba yang menunggu untuk disembelih.

Nafas Decky semakin lama semakin berat, Decky tidak bisa lagi menahan keinginannya memiliki Sifa, dia menundukkan kepalanya mencium bibir Sifa.

Sifa yang tidak siap, mengulurkan kedua tangannya menahan lempengan batu di tepi pemandian air panas.

Sifa tidak langsung mendorong Decky, dirinya tidak tahu kali ini Decky ingin memainkan trik apa, tapi dia yang dicium tidak menolaknya, dirinya sama sekali tidak sanggup melakukannya.

Sifa mengangkat kepalanya, berusaha bekerja sama dengan Decky, ciuman Decky seperti tetesan hujan yang jatuh ke tubuh Sifa.

Sifa memejamkan matanya, menikmati momen ini.

Ciuman Decky terus bergerak ke bawah dan seolah tidak berniat berhenti, dari bibir ke pipi sampai leher, sampai ke bawah…

Sifa tidak menghentikannya malah sangat berusaha bekerja sama dengan Decky.

Ini membuat Decky yang sepanjang hari menatap wajah Sifa menjadi semangat.

Sifa terperangkap dalam kelembutan Decky, Decky selalu dapat menemukan semua area paling sensitif dari dirinya. Seluruh tubuhnya melemah, hingga tidak memiliki energi ekstra untuk mengingat.

Tangan besar Decky langsung berjalan ke atas tubuh Sifa, memegang dadanya yang membuat Sifa gemetar.

Sifa bisa merasakan tubuh Decky perlahan-lahan mengalami perubahan, tempat itu-nya mendekati dirinya.

Tubuh Decky semakin lama semakin berat, tangannya yang memegang pinggang Sifa semakin lama semakin erat.

Sifa merasakan sakit yang tiba-tiba dan berteriak.

Suara ini seperti racun mereka, kewarasan Decky langsung runtuh, dia mengulurkan tangannya perlahan-lahan menarik celana Sifa dan celana Sifa langsung turun, diikuti oleh satu-satunya penutup di dadanya…

Dalam sekejap, pemandian air panas penuh dengan gairah. Karena Sifa sedang hamil, gerakan Decky sangat lembut, dia memeluk Sifa dengan lembut dan bergerak dengan pelan.

Dengan kerja sama yang tidak biasa dari Sifan kali ini, rona merah muncul di wajahnya, dan terlihat sangat menawan.

Decky dan Sifa melepaskan semua pikiran mereka di pemandian air panas…

Setelah berakhir, Decky membenamkan wajahnya di bahu Sifa, dan Sifa terbaring di atas lempengan batu dan terengah-engah.

Decky membalikkan tubuh Sifa, tatapan malas Sifa kebetulan menatap ke mata Decky.

Dalam sekejap, keduanya sedikit canggung. Ini pertama kalinya mereka berdua bekerja sama seperti ini. Meski sudah menikah lebih dari tiga tahun, rasanya seperti baru pertama kali.

Decky tidak tahu apa yang dia lakukan, tiba-tiba hatinya merasa melankolis.

Ekspresi Sifa tidak terlalu bagus, dia perlahan berdiri dan berjalan ke samping, mengenakan gaun tidurnya dan duduk di samping tanpa berbicara.

Setelah melampiaskan gairah, keduanya terdiam sejenak, dan suasana menjadi sangat dingin.

Decky berpikir sesaat lalu berdiri berjalan ke arah Sifa, memakai gaun tidurnya menarik tangan Sifa berjalan ke kamar hotel: “Sudah malam, mari istirahat.”

Decky tidak banyak bicara, dia tahu Sifa pasti sama seperti dirinya sekarang, untuk sementara masih belum terbiasa dengan hubungan ini, tapi dia percaya, tidak peduli baik dirinya maupun Sifa perlahan-lahan akan terbiasa dan menyukai perasaan seperti ini.

Sifa menundukkan kepala tidak mengatakan apa-apa, mengikuti Decky dari belakang ke kamar.

Decky dengan lembut memeluk Sifa, bersandar di bahunya dan mencium aroma uniknya.

Sifa sedikit meringkuk dengan punggungnya menghadap Decky.

Saat itu sudah larut malam, tapi dirinya tidak merasa mengantuk. Tangannya dengan lembut diletakkan di atas perutnya dan mengelus dengan lembut.

Decky bisa merasakan Sifa sangat gugup, perlahan-lahan mengulurkan tangan memegang tangan Sifa, dengan postur yang sama dengan Sifa, membelai perut Sifa naik turun.

Sifa sedikit terkejut dan ingin berbalik, tapi dipegang oleh Decky.

“Jangan bergerak, aku tidak begitu bisa mengendalikan diriku dengan baik dan saat ini aku tidak akan melakukan apa pun padamu, jadi lebih baik jangan asal bergerak …”

Suara Decky sedikit rendah, menyentuh telinga Sifa dan berkata dengan lembut.

Sifa sangat nurut sampai tidak berani bergerak sama sekali dan meringkuk bersama.

Decky tersenyum lembut, membenamkan kepalanya di bahu Sifa, menarik nafas dalam-dalam lalu tertidur nyenyak.

Sifa tidak bisa tidur di malam hari, selang sesaat terdengar dengkuran lelap Decky, Sifa baru merasa lega, dia sudah tertidur.

Pria yang dulunya sangat dia cintai, kini dia mengandung anaknya di dalam perutnya. Tidur di hotel paling romantis dengannya dalam pelukannya. Semuanya terlihat sangat indah.

Saat ini, tiba-tiba dirinya tidak ingin tidur begitu saja, dirinya takut ini semua hanyalah sebuah mimpi, setelah sadar keesokan hari, semuanya akan hilang.

Takut Decky akan sama seperti sebelumnya, hanya mempermainkan dirinya.

Sifa diam-diam berbalik, menatap wajah tampannya yang hanya beberapa berjarak sentimeter darinya dengan lampu samping tempat tidur yang redup.

Perubahan mendadak Decky membuatnya bingung dan belum bisa membedakan mana yang benar dan salah, atau tidak ingin membedakan mana yang benar dan salah?

Sifa menatap wajah Decky untuk waktu yang lama dan tidak ingin tidur, tapi dia tidak tahan dengan rasa kantuk, dan akhirnya tertidur lelap sebelum fajar.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu