Marriage Journey - Bab 63 Cemburu

Ada revisi nama Gita = Marsha Bab 60 Tanggal 27/9/20

Decky tiba-tiba menjadi kesal dan duduk di sofanya, memejamkan matanya dan sedikit mendesak.

Ternyata wanita ini tidak pergi, mengapa dirinya tiba-tiba begitu peduli dengannya.

Decky agak ragu-ragu, dia ingin bertemu sosok Sifa pada saat ini.

Decky berada di kantornya dan menjadi agak cemas.

Tepat pada saat ini, ponselnya bergetar, Decky mengambil ponselnya dengan kesal dan melihat nama penelepon.

Dia mengerutkan kening dengan kesal, itu si Ariana, wanita ini benar-benar menyangka dirinya menyukainya, ingin mengapainya dan memanjat lebih tinggi, dia telah banyak bertemu dengan wanita seperti ini.

Decky menutup telepon yang terus bergetar dengan tidak sabar, dia tersenyum dingin dan berjalan menuju keluar kantor.

Ariana berdiri di luar vila dan tidak berhenti menelepon Decky, tapi tetap tidak ada yang mengangkatnya.

Ariana agak kesal, dia bersembunyi di sudut dan tidak berhenti bertelepon.

Tapi tetap tidak ada yang mengangkatnya, akhirnya Ariana menyerah, ingin memanggil taksi pada saat ini adalah hal yang sangat sulit, lagipula dia adalah seorang artis, bagaimana boleh menunggu taksi di tepi jalan?

Ariana semakin kesal, dia melemparkan ponselnya ke bawah dan berteriak marah, tatapannya seolah-olah ingin membunuh orang: “Sifa, jarang ada orang yang berani menyinggungku, aku akan membunuhmu!”

Decky berjalan mengelilingi perusahaan, dia jarang berputar-putar di dalam perusahaan, begitu turun ke bawah langsung membuat karyawan-karyawan dalam perusahaan tidak dapat duduk tenang.

Satu demi satu melakukan kerjaan mereka sendiri dan bahkan tidak berani menarik nafas dengan kuat.

Decky melihat ke sekeliling dan tidak menemukan Sifa, ekspresi di wajahnya semakin buruk.

Ke mana wanita ini pergi, Decky terus berjalan dan tiba-tiba teringat sebelumnya pernah melihat wanita ini bersama Marsha.

Dia tiba-tiba teringat dan berjalan menuju ke arah Marsha dengan terburu-buru.

Dan benar saja, Sifa sedang tersenyum bersama Marsha, sepertinya sedang membicarakan sesuatu, Decky perlahan-lahan mendekatinya.

Orang-orang di sekitar semuanya berdiri ingin menyapa Decky, tapi Decky memberi isyarat pada mereka untuk jangan bergerak.

Karyawan lainnya terdiam, dia baru saja ingin mendekatinya, tiba-tiba melihat sosok Laras.

Decky langsung berdiri di tempat, wajahnya jelas terlihat ragu.

Laras mengambil kopi di tangannya dan tersenyum menyerahkannya pada Sifa dan Marsha, tatapannya terhadap Sifa memiliki perasaan yang tak terkatakan.

Sifa tersenyum mengangguk tanda terima kasih, adegan seperti ini menusuk mata Decky.

Dirinya begitu terburu-buru mencarinya, dia malah tersenyum meminum kopi bersama Laras mereka?

Menikah dengannya selama tiga tahun, dia jarang berbicara dan tersenyum padanya.

Tapi di depan Laras, dia bersikap begitu akrab dan tersenyum manis?

Semakin melihat, Decky semakin kesal, dia tidak dapat mengendalikan emosinya berjalan mendekati mereka.

“Asisten Shen, aku telah mencarimu lumayan lama, tidak tahu apakah tugas yang aku berikan padamu, sudah selesai dilakukan? Ini adalah perusahaan bukan tempat pacaran.”

Ada senyuman di sudut bibir Decky, tapi suaranya dingin seperti salju dan ekspresinya terlihat suram.

Sifa dan Laras berbalik dan menatap Decky dengan kaget.

Laras mengangkat sudut bibirnya, berjalan ke depan Decky: “Decky, bukan……”

Sebelum Laras selesai berkata, Sifa langsung menatap Decky dengan tatapan dingin dan ekspresi polos: “Tuan Leng, aku telah menyelesaikan semuanya.”

Marsha berdiri di samping, menggoyangkan kopi di tangannya dan berpenampilan seolah-olah sedang menonton pertunjukan.

Pada saat ini, semua karyawan menahan nafas melihat situasi di sini.

Wajah Decky semakin suram, wanita ini memalukannya di depan begitu banyak orang?

Decky tersenyum dingin dan berjalan ke samping Sifa: “Asisten Shen, masalah di perusahaan sangat banyak, tidak mungkin gaji asisten dapat diambil dengan begitu mudah, sekarang aku memiliki sebuah kontrak, yang ingin serahkan padamu.”

Laras berdiri di samping, mengangkat alisnya tidak berkata, sangat jelas Decky sengaja datang mencarikan masalah.

Sifa juga tidak marah, dia mengangguk, berbalik, tersenyum menatap Marsha dan berkata: “Marsha, aku naik dulu, nanti kita pulang bersama.”

Marsha mengangguk, dia tidak berkata, hanya melambaikan tangan pada Sifa dan tersenyum menatapnya.

Sifa segera berdiri di belakang Decky, menundukkan kepala tidak berkata.

Decky manatap Sifa dan menahan amarah dalam hatinya, lalu berbalik menatap Laras.

Laras berdiri diam di depan Decky dan tidak membantahnya.

Decky mendekati Laras dan menatapnya dengan tatapan ganas, lalu berbisik di telinganya.

“Tetap berada di posisimu, jangan memikirkan barang milik orang lain, kalau bukan milikmu, jangan memaksa, kalau menginginkan asisten, aku bisa mencarikan satu untukmu.”

Laras tidak berkata, dia menatap Decky dan tidak mengatakan apapun.

Selesai berkata, Decky berbalik menuju lantai paling atas, Sifa ikut di belakang Decky dengan hati-hati.

Decky tinggi dan kakinya panjang, dia mengambil selangkah, Sifa harus berlari dua langkah, Sifa mengejarnya di sepanjang jalan memasuki lift.

Tapi Sifa sama sekali tidak terduga Decky akan berhenti tiba-tiba.

Sifa menabrak langsung ke dada Decky dan tercium aroma familiar dan dingin.

Decky mengerutkan kening dengan tidak senang, apakah wanita ini bodoh? Dengan begini juga dapat menabrak ke dalam pelukannya, tapi dia sepertinya sangat menyukai perasaan seperti ini.

Kali ini Decky tidak langsung mendorong Sifa, tapi malah memeluk pinggangnya.

Memeluknya dengan kuat, tubuh Sifa dan Decky menempel bersama dengan erat.

Sifa agak kaget, wajahnya memerah, dia berjuang ingin pergi dari pelukan Decky.

Tapi semakin Sifa berjuang, pegangan Decky menjadi semakin erat, membuat Sifa tidak dapat menahannya.

“Kalau kamu bergerak lagi, aku akan menciummu.” Decky menundukkan kepala menatap Sifa yang lebih rendah setengah kepala darinya.

Dari arah pandangan ini, dapat melihat wajah Sifa agak memerah dan memiliki riasan sederhana di wajahnya.

Mulutnya bagaikan bunga mawar, merah dan lembut, hidungnya terlihat kecil dan mancung, bulu matanya berkedip seperti kipas, terlihat sangat menggoda.

Jantung Decky berdebar semakin kencang, dia mengangkat kepala, sengaja tidak melihat Sifa.

Sifa menundukkan kepala tidak berjuang, dia tahu Decky akan melakukan seperti yang dia katakan.

Sifa menempel pada dada Decky yang kuat, dia dapat mendengar detak jantung Decky dengan jelas.

Sifa tiba-tiba merasa gugup, menyandar pada Decky dan tidak berani bergerak.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu