Marriage Journey - Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak

Sebelumnya Indri tidak ada reaksi dalam sekejap langsung bereaksi, membuka bibirnya ingin memarahi duluan, tapi Sifa sudah berjalan ke sisi lain duluan.

Indri tidak bisa melampiaskan amarah di dalam hatinya, tidak tau mendapatkan keberanian darimana, langsung berjalan maju dengan langkah besar.

Dia langsung menginjak rok panjang Sifa, Sifa tidak mempunyai pencegahan, sama sekali tidak menyangka Indri akan melakukan ikni.

Hanya merasa seperti ditarik sesuatu dari belakang, dirinya tidak seimbang langsung terjatuh ke belakang.

Shifa beteriak, pikirannya kosong, dengan sadar menggunakan tangan menutupi perutnya.

Indri tersenyum jahat, wanita seperti ini juga berani berebut dengan dirinya, sungguh tidak tau kemampuan diri sekali.

Semua orang sedang memperhatikan keadaan disini, melihat ke arah Shifa, saat Shifa hampir menyentuh lantai.

Sepasang tangan besar yang kuat menangkap Shifa dengan stabil, Shifa terkejut sekali sampai wajahnya pucat, kedua kaki tangannya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Laras menyejajarkan Shifa, wajahnya menatap Indri dengan serius, apakah wanita ini sedang bermain api, tau kalau Shifa adalah wanita Decky, masih berani seperti ini?

Laras tersenyum kepada Shifa, melihat Shifa yang wajahnya masih belum bereaksi, dengan menghibur berkata: "Tidak apa-apa, aku yang urus saja."

Shifa mengangguk, tetap masih belum tersadar dari kejadian ini.

Indri tidak menyangka Laras bisa muncul seperti ini, lalu juga membantu Shifa, Indri sedikit takut, sebenarnya apa yang sudah dia lakukan tadi.

Indri mundur beberapa langkah dengan sedikit merasa bersalah, wajahnya sedikit panik.

Laras dengan wajah datar berjalan maju: "Apakah kamu tau apa yang kamu lakukan tadi, jangan katakan kalau kamu tidak melakukannya, aku sudah melihat dengan mataku sendiri." Meskipun suara Laras tidak besar, tapi memberi perasaan yang tidak bisa dibantah.

Tatapan Indri sedikit menghindar, memangnya kenapa kalau begini, tidak mungkin dirinya mengakuinya.

Indri sedikit tergagap berkata: "Aku bukan sengaja, aku juga tidak melihatnya."

Indri pura-pura tenang, menolehkan kepalanya tidak melihat Laras dan Shifa lagi.

Shifa mengepal kepalan tangannya kuat, kalau dia tidak hati-hati kehilangan anaknya sendiri karena perbuatan Indri tadi, dia pasti akan mengeluarkan segala cara untuk membuat Indri membayar atas perlakuannya.

Laras juga memperhatikan dengan jelas perubahan Shifa, terlebih marah sekali dengan penjelasan Indri.

Wajahnya yang suram menatap Indri, tatapannya seperti bisa membunuh Indri dalam sekejap, dengan suara dingin berkata: "Kuberitahu padamu, dia adalah anggota keluarga Leng, sedangkan kamu hanyalah seseorang yang ingin mendekati Decky agar bisa naik status, kalian berdua tidak bisa dibandingkan."

Perkataan Laras keluar dengan pelan dari bibirnya, ekspresinya tenang, tatapannya penuh denga ketidak sudian.

Wajah Indri berubah pucat, kedua tangannya tidak berhenti gemetaran, menunjuk Laras memarahi: "Kamu ini siapa, kamu ini juga hanya seekor anjing Decky saja bukan?"

Suara Indri besar sekali, membuat semua orang disekitar memperhatikan, menatap Indri dengan Laras sedang membicarakan sesuatu.

Laras sedikit terbengong, dia mengatakan kalau dirinya adalah anjing Decky, wajah Laras menjadi suram sekali.

Masih belum menunggu Laras membalas, kejadian yang membuat orang sangat terkejut pun terjadi.

Shifa langsung melangkah maju, mengangkat telapak tangannya menampar wajah indah Indri dengan kuat, dalam sekejap wajah Indri langsung muncul bekas telapak yang jelas.

Semua orang berseru terkejut, bahkan wajah Laras juga sangat tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat, Shifa bisa-bisanya menampar Indri di hadapan semua orang.

Indri melotot, kedua tangan menutupi sisi wajahnya yang panas, menatap Shifa dengan tidak percaya.

Setelah sekian lama baru menggeram: "Shifa, kamu berani menamparku, apakah kamu tau aku siapa?"

Wajah Indri ganas, kedua matanya merah, dirinya dari kecil sampai besar tidak pernah ditampar oleh siapapun.

Wajah Shifa tenang, tatapannya yang dingin melayang ke Indri, dengan tenang berkata: "Kamu mengganggu siapa, jangan sampai mengganggu temanku, ada masalah apa serang saja aku."

Setelah mengatakannya, dengan elegan mengangkat roknya, dengan tenang tersenyum kepada Laras: "Ayo Laras kita pergi."

Laras melihat Shifa, ada sedetik dia melamun, lubuk hatinya langsung bergemuruh.

Wanita ini tadi menampar Indri bukan karena dirinya hampir terjatuh, tapi karena perkataan Indri yang melukai hatinya?

Tidak tau kenapa, meskipun Laras tau masalah ini sulit diselesaikan, tapi begitu memikirkan Shifa menampar Indri demi dirinya, wajahnya tidak bisa menahan untuk tersenyum tanpa diperhatikan orang lain.

Shifa mengangkat roknya, mengangkat kepalanya di depan tatapan semua orang membawa Laras keluar dari lobi.

Decky berdiri di sudut, tatapannya menatap Shifa dan Laras dengan lekat, wajahnya muncul aura yang berbahaya.

Dia sudah menikah 3 tahun dengan Shifa, wanita ini dihadapannya selalu bersikap penurut dan sabar.

Sebelum ini dia tau kalau Indri sangat menyukai dirinya, keluarganya mereka juga terus mencari cara ingin mendaki dirinya.

Jadi dirinya sengaja memberi kesempatan, tapi tidak disangka dia sudah meremehkan hati cemburu wanita juga sudah meremehkan kemampuan Shifa untuk melawan orang.

Saat Laras memberitahunya tentang Shifa, dirinya tidak begitu percaya, wanita ini sungguh bisa berkata hal seperti itu?

Tapi sekarang Decky baru benar-benar mengetahui kalau wanita ini rupanya mempunyai dua watak.

Tadi saat melihat Shifa hampir terjatuh, hatinya gugup, ingin langsung berlari kesana.

Tapi Laras entah sejak kapan memperhatikan keributan disini, lebih cepat selangkah dari dirinya, langsung menangkap Shifa.

Meskipun tau Laras sudah menghindari Shifa dari masalah, tapi dalam hatinya tetap tidak senang.

Shifa membawa Laras keluar dari lobi, berdiri di ruang tangga tidak tau harus pergi kemana, tidak berbicara untuk beberapa saat.

Laras diam, melihat Shifa yang membelakanginya juga ikut terdiam.

Shifa berpikir sekian lama, akhirnya memutar badannya, tatapannya menatap Laras dan berkata dengan tulus: "Terimakasih untuk tadi Laras."

Laras tersenyum, mengayunkan tangannya berkata: "Harusnya aku yang berterimakasih padamu."

Shifa tidak tau harus bagaimana menjawab, dia biasanya tidak begitu banyak berkomunikasi dengan Laras, suasana menjadi sedikit canggung.

Laras paling tidak suka Laras yang seperti ini, dia dengan peka berkata: "Aku masih ada urusan, aku pergi dulu, lain kali ingat harus melindungi dirimu dengan baik."

Setelah mengatakannya langsung melangkah pergi tanpa membalikkan kepala, sedikitpun tidak berniat untuk membalikkan kepalanya.

Shifa mengangguk, menjawab dengan pelan, wajahnya membawa sedikit senyuman, waktu bersama Laras tidak banyak, tapi dirinya tetap bisa merasakan kalau Laras memang baik kepadanya.

Tidak seperti semua orang di keluarga Leng, selain kakek dan nenek, sebagian besar orang mempunyai rasa benci terhadapnya, meskipun dia sedih, tapi 3 tahun ini, dia juga sudah terbiasa.

Shifa tersenyum, mengangkat rok sambil mengeluarkan bajunya yang ada di depan rak dan memakainya, duduk di sebelah pot bunga, wajahnya menyimpulkan senyuman kecil: "Bulan malam ini bulat sekali, sangat cocok untuk orang yang lama berpisah kembali bersama."

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu