Marriage Journey - Bab 213 Perasaan Bertentangan

Matanya terus menatap ke depan dan tidak tahu apa yang sedang dipikirkan, seolah-olah semuanya menjadi sunyi.

Dalam hati Decky diam-diam berdoa, semoga Sifa jangan terjadi apapun karena tindakan dirinya, meskipun dirinya benar-benar sudah menyumpahi wanita ini, namun apabila berpikir ulang tentang keadaan saat ini, dia malahan berharap semoga sumpah dari dirinya tidak memberikan efek apapun.

Oleh sebab itu pemikiran yang bertentangan memenuhi seluruh jiwa dan raga Decky ….

Dalam beberapa tahun ini, dia selalu memiliki pemikiran bertentangan terhadap Sifa.

Keadaan di dalam ruang operasi penuh dengan suasana tegang, seiring dengan penyuntikan obat bius dari dokter, saat ini Sifa sudah tertidur pulas.

Dikarenakan ingin menyelamatkan Sifa dan anak di dalam kandungannya, dokter hanya bisa menggunakan cara tersebut. Namun setelah penyuntikan obat bius ini, dia juga tidak tahu juga bagaimana pengaruh obat bius tersebut terhadap Sifa.

Saat ini sel kanker di tubuh Sifa sudah menyebar dengan cepat, meskipun belum menyebar lagi ke dalam bagian janin Sifa dan juga tidak mempengaruhi anak kandungan, namun tempat lainnya sudah muncul keadaan buruk dengan perlahan-lahan.

Bagaimanapun masa kehamilan Sifa masih belum mencapai waktunya melahirkan, sehingga dokter hanya bisa melakukan operasi sesar untuk mengeluarkan bayi di dalam kandungan Sifa.

Pada saat bayi tersebut melontarkan suara tangisan yang kuat dan nyaring, semua orang di dalam ruang operasi turut menampakkan senyuman lebar …..

Di dalam keadaan yang begitu membahayakan, anak tersebut bahkan masih begitu tabah untuk mempertahankan hidup, hal ini membuat semua dokter dan suster merasa luar biasa.

Dokter dan suster menatap Sifa yang masih tidur karena efek obat bius, akhirnya sama-sama menghela nafas lega.

Setelah membereskan bayi dan membersihkan tubuhnya, suster membawa bayi laki-laki dan keluar dari ruang operasi.

Suster menyerahkan bayi tersebut ke tangan Hendi, pada saat Hendi melihat bayi di tangannya, dalam hatinya bahkan ada rasa yang tidak dapat digambarkan.

Pada waktu pertamanya, orang yang paling penting bagi Hendi adalah Sifa yang masih berada di ruang operasi.

“Bagaimana keadaan orang di dalam ? Apa keadaannya ? Semuanya selamat ?”

Hendi yang sangat panik terus menanyakan keadaan Sifa kepada suster.

Suster mengangguk dan menjawab Hendi :”Sekarang keadaannya masih baik, ibu dan anak sama-sama telah selamat, tetapi sekarang dikarenakan pengaruh obat bius, jadi pasien masih belum sadar.”

Setelah mendengar kata-kata suster, Hendi juga ikut menghela nafas lega.

Hendi memeluk bayi di dalam pelukan dan duduk pada kursi di koridor dengan perlahan-lahan, kemudian terus memperhatikan bayi di dalam pelukannya, meskipun anak tersebut bukan anak kandung dirinya, namun bagaimanapun darah yang mengalir di tubuh anak ini adalah darah Sifa, Hendi memiliki rasa dekat apabila menghadapi anak ini.

Sebelum Sifa melahirkan anak ini, dalam hati Hendi sudah mengambil keputusan sendiri, dia tahu kalau Decky pasti tidak akan mengakui keberadaan anak ini, bagaimanapun Decky begitu benci dengan Sifa beserta hal yang terjadi di antara mereka pada sebelumnya.

Hendi sudah mempersiapkan semuanya, selanjutnya dia akan membesarkan anak Sifa dengan sebaiknya.

Tidak lama kemudian suster di dalam ruang operasi keluar dengan perlahan-lahan, kemudian mereka memeluk bayi di tangan Hendi, katanya ingin menjalankan pemeriksaan selanjutnya, tujuannya untuk memastikan bayi tersebut tidak tertular oleh sel kanker.

Setelah Hendi menyerahkan bayi kepada suster, Hendi memastikan lagi kepada suster mengenai keadaan Sifa yang masih berada di ruang operasi.

Sejenak kemudian dua suster di belakang mendorong Sifa keluar dari ruang operasi, saat ini Sifa memang masih belum sadar, sehingga hanya bisa berpindah ke dalam kamar pasien. Dokter mengatakan kalau Sifa mesti dibawa ke dalam unit perawatan intensif untuk mengawasi keadaannya.

Hendi mengetahui bahwa keadaan Sifa memang berbeda dengan ibu hamil biasanya, bagaimanapun saat ini tubuhnya masih mengidap sel kanker, lagi pula Sifa adalah ibu baru melahirkan yang sedang mengidap kanker stadium terakhir, oleh sebab itu dokter cenderung lebih perhatian kepadanya.

Hendi mengikuti Sifa untuk berkunjung ke unit perawatan intensif, ketika melihat Sifa yang masih tertidur, dalam hatinya penuh dengan rasa tidak tega dan tidak berdaya ….

Hendi merasa semua kejadian yang dialami oleh Sifa sangat tidak adil.

Bagaimanapun bayi tersebut memang anak kandungnya Decky yang kejam itu.

Hendi tidak mengerti mengapa pada masa yang begitu penting, Decky malahan tidak memedulikan apapun yang hanya meninggalkan kata-kata yang menyakitkan perasaan.

Hendi semakin simpati terhadap Sifa apabila memikirkan hal ini.

Namun saat ini bukan masa yang cocok untuk memperhitungkan semua ini, bagaimanapun pada barusan dia telah melakukan usaha terakhirnya.

Dia telah berusaha menjelaskan kesalahpahaman Decky terhadap Sifa selama beberapa tahun ini, dia bahkan telah memberitahukan keadaan penyakit Sifa dan keadaan anak tersebut kepada Decky.

Namun Decky tetap saja tidak bereaksi apapun, Hendi sangat tidak berdaya apabila berpikir demikian, dia menatap Sifa yang masih berbaring di atas kasur, langkah kaki dirinya juga semakin berat.

Pada saat ini, dokter yang menjalankan operasi sesar untuk Sifa datang ke kamar pasien, ketika Hendi melihat ekspresi wajah dokter tersebut, dalam hatinya ada rasa pertentangan yang sulit dijelaskan.

Dia tidak tahu apa tujuan kedatangan dokter tersebut, meskipun dia mengharapkan kabar baik dari dokter, namun dalam hatinya tetap saja menentang kedatangan dokter tersebut.

Dia berharap dokter tersebut dapat membawa kabar baik untuk dirinya, seandainya bukan kabar yang baik, maka Hendi juga tidak ingin mendengar pembicaraannya lagi.

“Tuan Shen, keadaan pasien sangat spesial, aku mesti membahas dulu dengan Anda mengenai prosedur pengobatan terhadap pasien pada selanjutnya ….”

Pada saat Hendi mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh dokter kepada dirinya, dia tetap saja tidak kuat menghadapinya meskipun dalam hatinya telah melakukan persiapan.

Setelah mendengar permintaan dokter, dalam hatinya tetap saja menolak untuk konsultasi lagi.

Dia berdiri di samping dan terbengong sejenak, kedua matanya terus menatap Sifa yang masih berbaring di atas kasur, dia betapa berharap Sifa dapat kembali seperti dulunya, kembali ke masa ketika mereka baru kenal dan masih sehat.

Dia betapa berharap Sifa tidak pernah mengalami semua ini, dan juga tidak pernah bertemu dengan lelaki yang sialan itu ……

“Dokter, bagaimana keadaan Sifa ? Kamu terus terang saja kepadaku, kita bahas di luar saja.”

Hendi khawatir kalau Sifa akan bangun pada pertengahan pembahasan, dia tidak ingin membiarkan Sifa mendengar perkembangan keadaannya pada saat ini.

Setelah itu dokter dan Hendi sama-sama keluar dari kamar pasien, dokter memperhatikan reaksi wajah Hendi yang begitu suram, dalam seketika itu dia juga merasa tidak tega untuk membuka mulutnya.

Namun dikarenakan tanggung jawab dokter, sehingga dia tetap saja harus memberitahukan keadaan pasien kepada anggota keluarganya, meskipun perkembangan keadaannya sangat tidak baik.

“Barusan ketika kami melakukan operasi sesar untuk pasien, ternyata sel kanker di dalam tubuh pasien telah menyebar secara keseluruhan, namun untungnya tidak mempengaruhi bayi, namun keadaan saat ini memang sangat tidak baik terhadap pasien ….”

Setelah mendengar penjelasan dokter, seluruh tubuh Hendi menjadi lemas dan bahkan hampir jatuh tergeletak di lantai.

Akhirnya adegan yang paling dihindari dirinya telah terjadi, kata-kata yang tidak ingin didengar tetap saja muncul di depan kamar pasien ini.

“Dokter, tidak ada solusi yang lebih baik lagi ya ? Asalkan dapat mempertahankan nyawanya ! Dia sekarang baru menjadi ibu, mana boleh meninggal dunia dengan secepat ini ?”

Hendi berkata kepada dokter dengan nada memohon ….

Dokter yang berdiri di samping juga mengeluh nafas.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu