Marriage Journey - Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan

Sifa menatap Kak Fey dengan cemas, walaupun dia juga tidak terlalu suka dengannya namun Laras bisa berbuat seperti itu kepada Kak Fey juga karena dirinya.

Melihat wajah Kak Fey yang berlumuran darah membuat hati Sifa merasa bersalah.

Laras berjalan menatap Kak Fey dan berkata: “Mempertimbangkan suamimu adalah karyawan dan kader di perusahaan, kami selalu menutup mata terhadap kesalahanmu, tapi aku peringatkan kepadamu, aku seorang Laras bukanlah orang yang dapat mentolerir semua hal.”

Laras menatap wanita tersebut dengan penuh amarah, badannya seperti memancarkan aura membunuh.

Kak Fey menundukkan kepala dan tidak bersuara karena Laras merupakan orang memiliki kedudukan di perusahaan.

Laras menatap Kak Fey dengan lekat dan berkata: “Apakah kamu sudah mengerti?”

Perkataan Laras seperti memberikan Kak Fey tekanan sehingga membuatnya merasa tertekan dan menjawab dengan suara kecil: “Iya Direktur An.”

Setelah itu Laras berkata kepada Sifa: “Kamu pulanglah dulu, masalah ini biar aku yang tangani, tidak boleh berhati lembut saat ini, kalau berhati lembut maka kamulah yang akan terluka.”

Sifa menatap Kak Fey dan menganggukkan kepala dengan ragu, sebenarnya apa yang dikatakan oleh Laras sangatlah masuk akal karena apa yang dilakukan oleh Kak Fey kepada dirinya tadi sungguh membuat dia merasa terkejut.

Kalau saat itu Laras tidak membantunya maka yang terluka adalah dirinya, akan tetapi walaupun begitu, melihat Kak Fey yang sedang terluka membuat hati Sifa merasa tidak nyaman.

Dia memutar badan dan tidak menoleh lagi, orang-orang yang berjalan lewat semuanya melihat ke arah Sifa.

Sifa menundukkan kepala dan melangkah dengan langkah besar menuju ke kantornya sendiri.

Decky yang sedang berada di kantor melihat semua kejadiannya dengan jelas, saat ia melihat Sifa yang hampir saja dilukai oleh Kak Fey dari kamera pengawas.

Dia langsung berdiri dengan cepat dan ingin berlari ke bawah, akan tetapi saat ia melihat Laras melempari Kak Fey dengan gelas dari monitor kamera pengawas membuat hati Decky menjadi lega, ini pertama kalinya dia begitu senang Laras bisa muncul dengan cepat di sisi Sifa.

Tubuh Decky dipenuhi keringat dingin, setelah melihat tidak terjadi apapun pada Sifa ia baru dapat bernapas lega.

Feyka ini mengandalkan suaminya sebagai pemimpin unggul di perusahaan makanya berani berbuat sembarangan, sebelumnya adalah masalah kecil namun kejadian kali ini hampir melukai Sifa.

Sorotan mata Decky tiba-tiba menjadi bengis, dia mengepal erat kedua tangannya dan menatap punggung Kak Fey dengan lekat.

Dalam sekejap langsung muncul gosip di perusahaan, sebelumnya Sifa dan Decky seperti memiliki hubungan yang tidak biasa, sekarang kelihatannya dengan laras juga begitu.

Dalam sekejap Sifa menjadi topik pembicaraan di perusahaan, menjadi pusat perhatian kemanapun ia pergi.

Marsha merasa cemas dan mencari Sifa: “ Masalah Kak Fey kamu tidak perlu terlalu cemas, sebenarnya aku juga sangat mendukung perbuatan Laras.”

Selama ini Marsha memang tidak terlalu suka dengan Kak Fey, dulu dia sering menargetkan Sifa dan dirinya.

Sifa mengerutkan alis dan berkata dengan cemas: “Sebenarnya aku tidak begitu masalah, aku malah mengkhawatirkan gosip di perusahaan akan memberikan dampak buruk terhadap Laras.”

Marsha menggeleng-gelengkan kepalanya: “Tidak apa-apa, aku sudah cukup lama bekerja dengannya sehingga aku cukup memahami dia adalah orang yang seperti apa, dia adalah orang yang tidak terlalu mempedulikan pandangan orang lain terhadapnya.”

Sifa hanya menganggukkan kepala dengan pelan dan tidak berkata apa-apa.

Akhir-akhir ini Ariana terus mencari kesempatan untuk mendekati Decky, setelah apa yang pernah terjadi antara dia dan Decky sebelumnya membuat dia tidak percaya kalau semua itu hanya main-main saja.

Saras kenal dengan Decky dan malah sejak kecil telah memiliki perasaan terpendam terhadapnya, orang bodohpun dapat melihatnya.

Ariana berpura-pura tidak mengetahuinya dan sedang mengobrol dengan Saras di ruang rias.

“Eh Saras, ternyata kamu sudah mengenal direktur Leng sejak kecil ya, teman masa kecil nih.”

Ariana berkata kepada Saras dengan tatapan iri.

Saras mengangkat kepala dan tersenyum dengan senang: “Iya, aku dan Decky tumbuh besar bersama, kelak kami pasti akan menikah.”

Saras berkata dengan polos, sehingga membuat Ariana terkejut dengan mengetahui bahwa Saras belum mengetahui kalau Decky telah menikah.

Ariana tiba-tiba memainkan triknya, dia memasang tampang terkejut dan berkata kepada Saras: “Saras, tidak mungkinkan, masa kamu tidak tahu kalau…direktur Leng telah…”

Ariana membuat ekspresi ragu-ragu dan berbicara dengan gagap.

Saras menatap Ariana dengan terkejut kemudian bertanya kepadanya.

“Apa, aku tidak tahu apa? Katakan!” Saras terlihat cemas dan berteriak kepada Ariana.

Seketika juru rias di sana saling memandang, Saras menatap mereka dan berkata dengan keras: “Kalian keluar dulu!”

Setelah itu di dalam ruang rias hanya tersisa Saras dan Ariana.

Ariana memasang tampang ragu-ragu dan berkata kepada Saras: “Apakah kamu sungguh tidak tahu kalau direktur Leng telah menikah?”

Perkataan Ariana membuat Saras tercengang dengan mata terbelalak memandangi Ariana dengan rasa tidak percaya.

“Kamu..apa yang kamu katakan?... kamu mengatakan kalau Decky telah menikah, kenapa aku tidak mengetahuinya, siapa orangnya?”

Seketika Saras seperti menggila, dia berdiri dan terus bertanya kepada Ariana dengan ekspresi tidak percaya.

Ariana memulai dramanya dengan ekpresi sedih berkata: “Sebenarnya aku mengira kamu tahu, tetapi ternyata kamu tidak mengetahuinya, maaf Saras aku juga tidak ingin memberitahumu masalah yang kejam ini…”

Ariana bermaksud mengulurkan tangan untuk memegang tangan Saras namun ditepis oleh Saras yang sedang memiliki suasana hati tidak stabil.

“Awas, siapa, kamu beritahu aku siapa orangnya!” Saras bertanya kepada Ariana dengan suara keras.

Seketika Ariana terkejut dan menarik kembali tangannya lalu berkata kepada Saras: “Asistennya yang bernama Sifa Shen.”

Saras seperti singa yang kehilangan kendali, ia menjambak rambut sendiri dan bertanya kepada Ariana dengan suara keras: “Apakah sungguhan, katakan padaku kalau ini bukan sungguhan!”

Tingkah gila Saras membuat Ariana sedikit tercengang, dengan sedikit panik ia menghindari Saras dan berkata: “Sungguh, kalau tidak percaya kamu dapat pergi membuktikannya sendiri.”

Ariana terkejut melihat Saras, ia tidak berpikir kalau Saras akan bertingkah seperti itu saat mengetahui Decky telah menikah.

Saras seperti orang gila, ia mengenakan gaun putih panjang, ia mengambil tas dan pakaian di satu sisi dan berlari keluar dari ruang rias.

Melihat Saras yang berlari keluar, Ariana penuh dengan rasa puas, selanjutnya akan ada tontonan yang menarik.

Sifa Shen, seperti apa yang pernah aku katakan, sekarang adalah saat dimana kamu akan mendapatkan balasan.

Saras berlari keluar dari perusahaan dan tidak mempedulikan orang agensinya yang terus mengejar dan meneriakinya dari belakang.

Dia langsung menelepon ayahnya: “Ayah, kamu beritahu aku, apakah Decky telah menikah secara diam-diam?”

Andri merasa terkejut dan berkata dengan terbata-bata: “Saras, yang sudah berlalu biarlah berlalu, Decky tidak akan menyukaimu…”

Setelah mendapatkan sebuah kepastian dari Andri, seketika Saras menangis histeris, tangannya dengan erat menggenggam stir mobil.

Ia menyetir mobil menuju ke perusahaan, memakai baju kasual dan melihat riasan elok wajahnya di cermin membuat Saras berlinang air mata.

Mengapa dia yang sudah berjuang begitu lama namun Decky tetap tidak melihatnya sekalipun.

Sekarang ia baru mengetahui kalau pria yang sudah lama disukainya telah menikah, selama ini Decky selalu menjadi tujuannya.

Setelah menata kembali riasannya, Sarah berjalan menuju ke kantor Decky yang langsung menarik perhatian sejumlah besar karyawan.

“Ini bukankah sahabat Ariana yang sedang populer itu si Saras An? Mengapa bisa datang ke perusahaan kita?”

“Apakah kalian tidak tahu, Saras dan direktur Leng sudah saling kenal sejak kecil, mungkin mereka adalah teman masa kecil.”

Sekelompok orang sedang bergosip, menatap Saras dengan tatapan iri.

Saras memakai sepatu hak tinggi dan berusaha untuk menata kembali suasana hatinya, ia berjalan menuju arah kantor Decky.

Saras tidak mengetuk pintu dan dirinya memang sejak kecil tidak memiliki kebiasaan seperti itu.

Decky sedang mengerutkan kening menundukkan kepala sambil melihat dokumen, Saras langsung berjalan masuk.

Dia berdiri di samping Decky dan memberikan senyuman: “Decky, apakah kamu masih sedang bekerja?”

Decky mendengar suara Saras lalu mengangkat kepala, dengan ekspresi jijik berkata: “Kamu kenapa datang dan tidak mengetuk pintu saat masuk, apakah kamu kira ini adalah rumahmu?”

Decky tidak memperlihatkan raut wajah yang bagus kepada Saras namun ia tetap berkata sambil tersenyum: “Maaf Decky, aku ingin datang melihatmu.”

Decky sama sekali tidak menatap Saras, ia menundukkan kepala meneruskan melihat dokumen di tangannya, dengan dingin berkata: “Sini bukan tempat yang dapat didatangi oleh sembarang orang, keluar!”

Kata-kata Decky yang dingin seperti serpihan es tajam langsung menusuk hati Saras.

Air mata Saras terus bergulir di dalam bingkai matanya, ia menundukkan kepala lalu bertanya dengan sedih: “Decky, apakah kamu dapat memberitahuku tentang pernikahanmu? Aku tidak percaya, kalau kamu sudah menikah kenapa aku tidak mengetahuinya? Bisakah kamu memberitahuku kalau itu bukan sungguhan?”

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu