Marriage Journey - Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan

Laras yang berdiri di luar pintu dapat dengan jelas mendengar suara dua orang berbicara di dalam ruangan itu...

Dia mendengarkan kata-kata menyalahkan Decky kepada Sifa, entah kenapa hatinya jadi bergetar.

“Decky, jika kamu tetap mau berpikir seperti ini, aku juga tak bisa apa-apa. Jika kamu tidak ingin melihatku, kamu bisa secepat mungkin menyuruhku pergi. Lagipula, aku juga tidak ingin tinggal lebih lama di rumah keluarga Leng ini!”

Begitu ucapan ini keluar, sebuah tamparan tangan terulur menuju ke wajah Sifa....

Hanya beberapa milimeter saja jaraknya, maka tamparan itu sudah akan jatuh tepat di wajah Sifa!

Pada saat ini, dia mencoba menahan air matanya, menatap Decky yang ada di depannya ini. Walaupun dia juga sangat kesal dan mengeluh di dalam hati kepada pria ini. Tapi begitu ucapan itu sudah di bibir, tiba-tiba dia tidak mengatakannya.

Melihat Sifa yang berlinang air mata di hadapannya seperti ini. Dan meskipun Decky di dalam hati selalu sangat membenci wanita ini. Tapi entah kenapa pada saat ini tangannya tidak bisa diteruskan lagi untuk menamparnya.

Dengan tangisan seorang anak, mereka berdua dalam sekejap langsung keluar dari suasana yang canggung ini.

Hanya terlihat Sifa yang berjalan ke samping ranjang, lalu menggendong anak itu ke dekapannya dan pelan-pelan menepuknya.

Decky memperhatikan semua ini, pemandangan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya ...

Dia ingat kalau anak di gendongan Sifa itu adalah darah dagingnya sendiri. Di dalam hatinya ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Perasaan semacam terbebani tapi juga begitu manis.

Bahkan rasanya dia ingin melangkah maju melihat rupa anak itu. Tapi hatinya ada dorongan yang menghentikan Decky.

Ponselnya berdering lagi....

Dia mengambil ponselnya dan sekali lagi melihat nama Yuli di layarnya. Dia pun segera mematikan teleponnya dan memasukkannya lagi ke sakunya.

Lalu dengan cepat keluar dari kamar Sifa.

Laras melihat Decky yang pergi buru-buru, dia pun segera mengikutinya.

“Laras, aku harus pergi ke rumah sakit sekarang juga. Tolong bantu aku mengawasi wanita ini di sini, jangan biarkan dia melakukan hal-hal buruk. Aku akan kembali setelah menyelesaikan urusan di rumah sakit."

Begitu mendengarkan perintah Decky kepadanya, Laras pun menghentikan langkah kakinya ...

"Baiklah, aku mengerti."

Setelah mengatakan ini, Decky pun pergi dengan terburu-buru.

Laras pun kembali ke pintu kamar Sifa tadi, melangkahkan kakinya dengan pelan tapi langkah kakinya terasa begitu berat berjalan menuju ke dalam kamar itu.

Saat ini tangisan anak itu perlahan menghilang.

Sifa melihat Laras masuk, melihat teman lama yang sudah tidak pernah melihatnya dalam setahun ini. Ternyata dia mengikuti Decky ke rumah besar Keluarga Leng.

Sifa perlahan-lahan mengembalikan anak itu ke tempat tidur. Setelah memastikan anak itu sudah benar-benar tidur lagi, dia pun berjalan dengan lembut di depan Laras.

Menginstruksikan Laras untuk bicara di luar saja. Lalu, dia perlahan menutup pintu kamar. Mereka berdua saling memandang lalu tersenyum di koridor.

"Sifa, lama sudah tidak bertemu, semuanya baik-baik saja kan denganmu!"

Meskipun Laras ingin mengatakan sesuatu yang banyak sekali kepada Sifa. Tapi, saat dia berdiri di depan Sifa, dia hanya bisa mengucapkan sapaan yang begitu sederhana ini.

"Em, semuanya baik-baik saja untukku, Kamu juga baik-baik saja kan."

Dengan jawaban Sifa ini, Laras kembali tersenyum.

"Em, semuanya baik-baik saja. Bagaimana pemulihan kesehatan tubuhmu? Selama setahun ini, aku cukup khawatir kepadamu. Aku tidak menyangka begitu bertemu lagi denganmu, kamu tampak lebih baik daripada yang aku bayangkan.”

Sambil mendengarkan pertanyaan Laras padanya, tiba-tiba di pikiran Sifa teringat tatapan mata Decky tadi kepadanya.

Walaupun dia mencoba untuk mengontrol dirinya ini untuk tidak membiarkan dirinya mengingatnya lagi. Dan juga tidak mau ekspresi wajah pria itu muncul lagi di dalam pikirannya. Tapi Sifa masih saja tidak bisa mengendalikan pikirannya sendiri...

Tidak tahu kenapa, setelah dia pulang. Sifa merasa pikirannya ini sangat kacau dan berantakan. Dia melihat Laras yang ada di depannya, lalu berusaha untuk mengembalikan dan menarik dirinya dari suasana dan emosi ini.

“Em, penyakitku bisa dibilang sudah dapat dikontrol dengan baik. Atau mungkin karena kedatangan anakku ini sehingga membuat tubuhku juga jadi semakin membaik. Pokoknya semuanya baik-baik saja. Oh iya? Apa Yuli masih di rumah sakit seperti dulu? Apakah ada tanda-tanda membaik dari dirinya?”

Seiring dengan pertanyaan Sifa ini, detak jantung Laras yang awalnya berdetak biasa, sekarang jadi semakin cepat.

Dia benar-benar tidak menyangka kalau Sifa pada saat ini akan masih mengingat Yuli. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Sifa ini.

Karena bagaimana pun saat ini Yuli sudah siuman. Dan bahkan sudah kembali normal lagi seperti dulu. Mungkin Sifa sama sekali tidak tahu mengenai ini. Dia tidak tahu apakah setelah dia menjawab semua ini, Sifa akan memberikan reaksi yang seperti apa.

Laras terus berpikir di samping mengenai semua konsekuensi setelah kejadian ini, meskipun dia tahu kalau semua ini akan diketahui Sifa cepat atau lambat. Tapi dia tidak tahu bagaimana untuk mengatakannya.

"Laras, apa sih yang kamu pikirkan? Kenapa kamu tiba-tiba melamun.”

Seiring dengan Sifa yang bertanya lagi.

Laras pun berpikir dalam hati, lagipula hal ini juga tidak akan bisa lama disembunyikannya. Walaupun diriku tidak mengatakannya, nanti jika Decky benar-benar akan menikahi Yuli, maka semua orang juga akan mengetahui ini.

“Oh Yuli, kamu masih belum tahu ya? dia sudah siuman...”

Sifa tiba-tiba sangat terkejut dengan ucapan Laras ini. Walaupun dia di dalam hatinya dulu berharap sekali Yuli akan segera pulih. Tapi kabar Yuli siuman ini, cukup sangat mengejutkan baginya.

Sahabat baik yang sangat diinginkannya dulu akhirnya sudah siuman.

Tapi yang dipikirkan Sifa saat ini masihlah kejadian waktu itu. Sifa merasa dengan siumannya Yuli, mungkin kejadian waktu itu akan bisa diklarifikasi dan dijelaskan secepatnya. Dan dirinya yang disalahpahami oleh Decky ini juga akan bisa dibersihkan namanya dengan sejelas-jelasnya.

Begitu berpikir sampai sini, muncul senyum di wajah Sifa. Laras memandangi di sampingnya. Dia beripikir berita ini memang berita yang baik bagi Sifa.

“Yuli akhirnya sudah siuman. Aku memang tidak tahu hal ini. Begitu kamu bilang begini, aku juga benar-benar senang mendengarnya. Oh iya, apa dia masih di rumah sakit yang dulu? Aku ingin menjenguknya.”

Begitu mendengar Sifa yang ingin menjenguk Yuli. Laras segera menggelengkan kepalanya. Karena Decky sudah pergi ke rumah sakit. Jika pada saat ini Sifa muncul di rumah sakit, pasti akan membuat Decky tidak senang lagi.

“Sifa, kamu lebih baik jangan pergi. Karena Decky sudah di rumah sakit sekarang. Yuli sekarang sedang membutuhkannya.”

Begitu mendengar ucapan Laras padanya ini, hati Sifa walaupun sedikit tidak nyaman, tapi masih saja merasa kalau berita ini adalah berita yang wajar untuknya.

Lagipula, selama bertahun-tahun ini Decky selalu menginginkan Yuli siuman. Yuli, bukankah wanita yang sangat ingin dinikahi oleh Decky selama ini.

Sifa mengangguk, dan tak mengatakan apapun.

Setelah Decky tiba di rumah sakit, dia melangkahkan kakinya dengan cepat berjalan menuju bangsal Yuli...

Dia berpikir dia sudah menunda kesini cukup lama karena untuk melihat Sifa di rumah besar Keluarga Leng, jadi mungkin Yuli sudah terlalu lama menunggunya.

Begitu masuk ke bangsal Yuli, Decky melihat orang tua Yuli juga ada di dalam bangsal.

"Decky, akhirnya kamu datang ke sini. Dokter baru saja datang untuk mendiagnosis dan mengatakan kalau aku sudah bisa keluar dari rumah sakit hari ini ..."

Decky mendengarkan Yuli mengatakan ini pada dirinya sendiri. Dia tidak menyangka kalau Yuli telah memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit secepat ini.

Dia mengangguk dan menatap orang tua Yuli yang tersenyum di sampingnya.

Dan berpikir, kabar ini memang kabar baik bagi orang tua Yuli.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu