Marriage Journey - 277 Berkomunikasi dengan Kakek
"Kamu tersenyum pada ibumu, kamu setuju, bukan?" Dia mengarahkan tangannya ke mulut anaknya.
"Baiklah, ibu akan membawamu ke bawah untuk berjemur," Dan dia menggendong anaknya dan turun menuju ke taman.
Ketika dia sampai di taman, kepala petugas zhang sedang memimpin pelayannya untuk memangkas tanaman.
Ketika mereka melihat Sifa datang, mereka semua berkata dengan hormat, "Nyonya mudal!"
Sifa mengangguk dan tersenyum kepada mereka, yang bisa dianggap sebagai respon satu per satu.
Meskipun para pelayan ini tahu bahwa tuan muda mereka tidak pernah menyukai nyonya muda ini, tetapi saat mereka melihat wajah Sifa yang polos, maka tanpa sadar kasian pada nyonya muda ini.
Untungnya, mereka tahu bahwa nyonya muda itu dilindungi oleh kakek Decky, kalao tidak, hanya dengan ibu Decky, Sifa juga tidak bisa bertahan di dalam keluarga ini.
Semenjak Nonya muda ini datang ke rumah lama, ibu Decky selalu mencari masalah dengannya, para pelayan melihat ini semua, dan merasa tidak adil bagi Sifa, namun mereka tidak berani mengatakannya dan hanya bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Dan tuan kecil mereka ini, meski baru berusia delapan bulan, malah sangat disukai orang.
kepala petugas zhang berjalan ke depan Sifa, menyentuh wajah tuan kecil dengan tangannya dan tersenyum: "Aku telah melihat Tuan Muda tumbuh dewasa, Tuan Kecil ini mirip dengan Tuan muda, seperti keluar dari satu cetakan yang sama, sangat disukai orang."
Ketika Sifa sedang mengobrol dengan kepala petugas zhang, Decky berjalan kemari.
Meskipun kamarnya dan kamar Sifa jauh, dia samar-samar sepertinya mendengar pertengkaran.
Dia sedikit khawatir, dia datang ke kamar Sifa dengan tongkatnya, tetapi mengetuk pintu untuk waktu yang lama, tidak ada yang menjawab, dia merasa khawatir dan berjalan menuju bawah sini dengan tongkatnya.
Begitu dia sampai di taman, dia mendengar kepala petugas zhang dan Sifa sedang mengobrol di sini, kata kata kapala petugas Zhang tadi otomatis terdengar olehnya.
Sejujurnya, ketika dia melihat anak itu untuk pertama kalinya, dia sudah sangat mencintai anak itu.
Tes DNA hanyalah sebuah prosedur, sekalipun tidak dilakukan, dia tetap dapat menyimpulkan bahwa anak itu adalah keturunan dari keluarga Leng.
Seperti yang dikatakan kepala petugas Zhang, anak ini mirip dengan Decky waktu kecil, gangteng imut.
Benar keluarga kaya dan berkuasa, begitu Sifa datang ke rumah Leng, dia merasa sangat tertekan.
Ditambah lagi ibu Decky selalu tidak menyukainya, jadi dia selalu mencari masalahnya, dia tinggal di sini dengan sangat hati hati, karena takut dia akan melibatkan anaknya dan membuatnya menderita bersamanya.
Meski kakeknya selalu sangat protektif terhadapnya, tapi kakeknya tidak bisa menemani mereka sepanjang waktu, jadi di keluarga Leng, apapun yang dia lakukan atau katakan, dia harus berpikir dua kali dan tidak boleh membiarkan ibu Decky mendapatkan kesalahannya.
Nyatanya, Sifa tidak ingin tinggal di rumah yang dinginLeng, dia sudah lama ingin mencari waktu untuk berbicara dengan kakek, meskipun dia tahu bahwa kakek akan menolaknya dengan keras kepala,tapi dia tetap ingin mencobanya, semoga kakek bisa menghargai pilihannya dan memberinya kebebasan.
"Kakek, kamu kurang sehat, silakan duduk."
Kemudian Decky duduk di bangku panjang yang ada di taman.
Begitu dia duduk, dia menyapa Sifa, "duduklah dengan kakek, dan ada yang kakek ingin bicarakan."
Sifa datang sambil menggendong anaknya dan duduk di samping Decky.
"Tuan, Nyonya Muda, aku akan pergi bekerja dulu," kata Kepala petugas Zhang.
Decky mengangguk padanya, dan kepala petugas Zhang pergi mengatur pekerjaan para pelayan dengan sangat bijaksana.
Setelah Sifa duduk di sampingnya, Decky memberi tatapan yang ramah. "Aku tahu bahwa membawamu kembali ke rumah Leng, membuatmu merasa menderita, kakek tahu bahwa Decky bersalah padamu, tetapi anak itu bertekad untuk melakukannya, satu-satunya hal yang dapat kulakukan terhadap kalian ibu anak, hanya memberikan kompensasi dengan saham ini. "
"Kakek, aku tidak peduli dengan saham ..."
Perkataannya masih belum selesai, sudah disela oleh Decky. "Aku tahu apa yang kamu pikirkan, inilah yang pantas kalian ibu dan anak dapatkan, harus menerimanya, apa yang orang lain katakan kamu tidak perlu peduli, selama aku hidup, aku memiliki keputusan akhir dalam keluarga ini."
Mungkin tiba-tiba dia marah, Decky beberapa kali mengetuk tanah dengan tongkatnya, "Dang dang dang ..."
"Kakek, kamu jangan marah."
"Kakek tahu bahwa kamu adalah anak yang baik hati, selalu memikirkan orang lain, tetapi kakek tidak dapat membantumu dalam percintaan."
Menyebutkan masalah ini, mata Sifa menjadi sedikit bingung, "Terima kasih atas perhatian kakek, aku dan Decky sudah tidak mungkin, dia terhadapku hanya ada benci."
Decky menghela nafas dan berkata, "Anak ini hanya dibutakan oleh ilusi masalah, aku percaya dia akan berubah pikiran suatu hari nanti."
"Kakek, aku tidak ingin membicarakan tentang kita berdua lagi."
Decky tahu bahwa saat mengungkit masalah ini, seperti mengungkap bekas luka Sifa, jadi dia tidak melanjutkan.
Berbalik topik dan berkata:"Tidak peduli, kanu dan anakmu harus tinggal di sini dengan tenang, selama aku masih hidup satu hari, kamu adalah cucu menantuku, aku tidak akan membiarkan dia membawa perempuan lain pulang, hanya ini saja yang bisa kakek lakukan buat kamu. "
"Terima kasih Kakek! Sejak aku menikah kedalam keluarga Leng, kalau kamu tidak melindungiku, aku jga tidak akan bisa bertahan sampai hari ini, aku selalu berterimakasih padamu."
"Kamu juga anak yang bernasib buruk, kakek tidak bisa mengendalikan nasibmu, tapi kakek akan selalu mempertimbangkannya dari sudut pandangmu."
"Kakek, aku punya satu permintaan hari ini, bisakah kau berjanji padaku?"
Decky adalah orang yang sangat cerdas, Sifa berkata dia punya sesuatu yang ingin diminta, dia segera menebak bahwa Sifa ingin pergi dengan anaknya.
Sebuah lambaian tangan berkata: "Aku bisa menjanjikanmu apa saja, hanya kamu mau membawa anakmu pergi, tidak bisa?"
Nada suaranya tegas dan tidak ada ruang untuk moderasi.
Tapi Sifa tidak menyerah, dia masih ingin mencoba lagi, "Kakek, kuharap kau bisa memahamiku, Yuli sekarang sudah sadar, Decky akan segera membawanya pulang, aku disini akan terlihat seperti kelebihan, Kakek, aku mohon, lebih baik kau membiarkan aku pergi.
Masalah Yuli sudah sadar ini, Decky masih belum tahu, ketika dia mendengar Sifa mengatakannya, dia melebarkan matanya dan tidak percaya kebenarannya.
Bertanya: "Kamu mengatakan Yuli telah sadar setelah koma tiga tahun?"
"Kakek, hal ini Laras yang memberitahuku, seharusnya tidak salah."
Decky langsung memukulkan tongkatnya ke tanah dengan marah. “Makhluk jahat ini, pantas dia begitu cuek padamu dan tidak mendengarkan nasehatku, ternyata dia sudah berencana untuk membawa Yuli pulang.”
"Dalam hati kakek, tidak ada yang bisa menggantikanmu, jika dia berani membawa wanita pulang, aku akan mematahkan kakinya."
Decky makin bilang makin bersemangat, bahkan batuk, "huk huk huk ..."
Sifa berdiri dengan simpati, datang ke punggungnya, dan memukul punggungnya, dia memeluk anak dengan satu tangan dan memukul dengan tangan lainnya.
Setelah sekian lama, batuk Deckybaru mulai sembuh.
"Kakek, kamu sedang tidak sehat, jangan terlalu marah."
"Makhluk Jahat ini, benar ingin membuatku kesal, selama bertahun-tahun, dia selalu memikirkan Yuli dan meninggalkanmu cucu perempuan yang begitu baik, aku benar-benar kesal."
Novel Terkait
Mata Superman
BrickBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesUntouchable Love
Devil BuddyDoctor Stranger
Kevin WongHis Soft Side
RiseHanya Kamu Hidupku
RenataKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka