Marriage Journey - Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini

Sifa baru saja turun kebetulan melihat Laras yang berdiri dekat jendela, bau rokok menyebar di ruang tamu.

Sifa berdeham dan mengerutkan kening berjalan ke arah Laras “Laras.”

Sifa memanggil nama Laras dengan lembut.

Laras berbalik dan memadamkan rokok di tangannya, dia tersenyum lembut berkata “Kamu sudah bangun.”

Laras tidak berencana bertanya pada Sifa tentang apa yang telah terjadi, dia hanya tersenyum lembut.

Sifa mengangguk, wajahnya sangat pucat dan bibirnya juga sangat kering.

“Laras, bisakah kamu mengantarku ke tempat Marsha?”

Sifa menatap Laras dan berkata.

Laras mengangguk dan menyetujuinya.

Laras mengambil mantel hitamnya dan meletakkannya di bahu Sifa, mengeluarkan syal dan melilitkannya di leher Sifa, lalu membawa Sifa keluar dengan hati-hati.

Ada banyak mobil di sepanjang jalan, dengan jarak yang tidak terlalu jauh membutuhkan waktu satu jam perjalanan.

Dalam mobil sangat sunyi, Sifa duduk di bagian depan, menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong, sepertinya ada sesuatu yang dikhawatirkan.

Laras memandang Sifa di sebelahnya, dia tahu mengapa Sifa memanggilnya keluar dengan panik, tapi tidak bertanya padanya dan jelas tahu siapa yang membuatnya sedih.

Laras menundukkan kepala dan tersenyum, memegang setir dengan erat dan melaju ke depan.

Kemudian dengan cepat tiba di bawah rumah Marsha.

Sifa terlihat tidak konsen, Laras segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya, Sifa tersenyum mengangguk sebagai tanda terima kasih pada Laras.

Laras berdiri di samping mobil, tatapannya menatap fokus pada Sifa.

Sifa berbalik dan berjalan menuju ke atas, hati Laras sangat tidak tenang.

Tidak tahu mengapa, hari ini melihat penampilan Sifa yang sedih, dirinya tiba-tiba sedikit benci dengan Decky.

Laras mengepal erat tangannya, berusaha menahan kekesalannya.

Tapi akhirnya tetap gagal, Laras mengangkat kepalanya dan memanggil Sifa "Sifa, apakah kamu merasa dia cocok denganmu? Dia membuatmu begitu sedih."

Jantung Laras berdebar kencang, dia tidak mengerti mengapa dirinya bisa mengucapkan kata-kata seperti ini.

Sifa berbalik dengan sedikit kaku dan menatap Laras dengan ekspresi bingung; "Laras, apa yang kamu katakan?"

Laras mengepalkan erat tangannya, berjalan ke arah Sifa dan segera mendekatinya "Sifa, kamu pantas mendapatkan pilihan yang lebih baik."

Pandangan Laras sangat tulus, ketika saling bertatapan dengan Sifa, tatapannya yang tenang menimbulkan gelombang.

Sifa menatap Laras, tatapannya penuh dengan ketidakberdayaan dan kesedihan.

"Laras, sudah telat, pulanglah…..." Sifa tidak bodoh dan tatapan Laras menunjukkan perasaan yang sangat jelas.

Laras bagaikan lilin yang menyala, tapi kata-kata Sifa bagaikan baskom yang berisi air dingin dan tertuang padanya.

Laras menundukkan kepalanya tak berdaya dan menggerakkan sudut bibirnya "Maaf, aku mengurus terlalu banyak."

Laras baru saja ingin berbalik, langsung terdengar sebuah suara pria.

Sifa dan Laras sedikit terkejut, dia sangat familiar dengan suara ini.

Laras berbalik dan belum sempat bereaksi, Decky langsung meninju wajah Laras dengan keras, Laras langsung jatuh ke bawah.

Sifa menutup mulutnya dengan tangan, sedangkan wajah Decky terlihat dingin seperti biasanya.

Dia memandang Laras dengan tegas dan berkata dengan dingin "Aku menganggapmu sebagai sahabatku, tapi apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu menginginkan wanitaku?"

Decky mempertanyakan Laras dengan keras, Laras jatuh terbaring di bawah, menyentuh sudut mulutnya yang berdarah dan memandang ke arah Decky.

Decky menatap Laras dengan acuh tak acuh, lalu mendengus dan berkata "Kamu bilang aku tidak pantas? Lalu siapa yang pantas, kamu?"

Laras tertegun di tempat dan Sifa berdiri di samping.

Laras mati-matian menatap Decky "Kamu tidak cocok dengannya."

Laras mengucapkannya sekata demi sekata, Decky langsung meledak, dia membungkukkan tubuhnya, mengangkat Laras yang jatuh di bawah dan berkata "Kamu adalah orang yang paling tidak berkualifikasi mengatakan ini."

Selesai berkata langsung melepaskannya, Laras jatuh dan mengerutkan kening karena kesakitan.

Sifa melangkah maju memandang Decky, Decky mengangkat kepalanya kebetulan saling bertatapan dengan Sifa.

Decky tersenyum dingin seperti biasanya dan berkata pada Sifa "Aku mencarimu di bawah salju lebat selama tiga jam, tanpa terduga kamu pulang bersamanya dan mengenakan pakaiannya, apakah menurutmu aku dapat menerimanya atau kamu ingin membuktikan bahwa dirimu sangat mempesona?"

Decky menatap Sifa dan bertanya dengan keras.

Sifa memejamkan mata, tidak terduga Decky akan tiba-tiba mengatakan hal ini padanya.

Melihat Laras yang tergeletak di bawah dengan ekspresi tidak nyaman, hati Sifa seolah-olah dipukuli, masalah ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Laras.

Tetapi karena dirinya, Laras terlibat dalam masalah ini, Sifa memandang Laras dengan perasaan penuh bersalah.

Mengenai pertanyaan yang ditanyakan Decky, Sifa tidak peduli sama sekali.

Sifa menundukkan kepalanya dan melangkah maju, dia mengulurkan tangan ke arah Decky.

Dia memegang tangan Decky dengan lembut dan berkata "Aku dan Laras bukan seperti yang kamu pikirkan. Percayalah padaku…..."

Sifa berdiri di belakang Decky dan berkata dengan lembut.

Begitu merasakan sentuhan Sifa, Decky menjadi tertegun.

Tapi begitu memikirkan Sifa turun dari mobil Laras, ditambah lagi tatapan dan kata-kata Laras pada Sifa, hati Decky seperti api yang menyala.

Decky berbalik, menghindari tangan Sifa dan berkata dengan dingin "Lepaskan, tanganmu kotor."

Sifa sedikit terkejut, apa yang dia katakan, apakah dia mengatakan dirinya kotor?

Tangan Sifa berhenti di tengah udara, Sifa mengangkat sudut bibirnya, tersenyum dingin "Aku kotor…..."

Untuk sesaat, Sifa merasa seolah-olah disambar petir, seluruh tubuhnya mulai terasa kebal.

Laras berjuang untuk berdiri dan berteriak pada Decky "Kamu bisa mengatakan apapun padaku, tapi kamu tidak bisa mengatakan kata-kata seperti itu padanya. Kamu tidak akan tahu apa saja yang pernah dia lakukan untukmu."

Air mata Sifa langsung mengalir keluar, pikirannya terus bergema kata-kata yang baru saja Decky katakan padanya…..

Melihat Laras yang berusaha melindungi Sifa, Decky tiba-tiba merasa kesal dan lucu, Sifa adalah istrinya, mengapa dia melakukan ini?

Mengapa dia mengurus urusannya?

Wajah Decky yang suram, membuat orang ketakutan dan menatap fokus pada Laras.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu