Marriage Journey - Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
Namun, masalah ini sepertinya tidak sesederhana yang dipikirkan Laras. Awalnya Laras mengira orang yang melakukan hal ini adalah orang yang berhubungan tidak baik atau memiliki kesan buruk terhadap Marsha, tetapi orang yang diutus Laras tidak menemukan sedikit pun tokoh yang terkait dengan masalah ini.
Hal ini mengundang perhatian Laras, dia menelepon Decky dan berkata “Masalah ini tidak begitu sederhana seperti yang dilihat.”
Tatapan Decky menjadi dalam, dia meletakkan telepon dengan penuh pikiran, muncul kejadian seperti ini di saat yang penting ini, kelihatannya adalah mengincar pada perusahaan.
Decky memanggil Linda dan berkata dengan ekspresi dingin “Dalam waktu dekat, perhatikan baik-baik setiap gerak-gerik dalam perusahaan, tidak boleh ada kendala pada masalah pendanaan di saat yang penting ini.”
Tentu saja Linda tahu masalah apa yang sedang dibicarakan Decky, selalu ada banyak wartawan yang berkumpul di depan pintu perusahaan akhir-akhir ini.
Seketika, PT. Leng Tbk terjerumus ke dalam isu, berbagai media besar pun mengarahkan panah kepada PT. Leng Tbk.
Kali ini, kenapa hanya berkutat terhadap Marsha seorang saja di saat seperti ini?
Sifa sudah berjaga di rumah sakit selama tiga hari dan tidak pernah pergi keluar, Decky pun menyuruhnya untuk tetap di sana, karena masalah ini telah menjerat PT. Leng Tbk, tidak bisa tidak berhati-hati.
Akhir-akhir ini, Laras selalu mencari titik tembus dari kejadian ini dan akhirnya Tuhan tidak mengecewakan hambanya yang tulus hati.
Ditemukan seorang pria yang mencurigakan pada sebuah kamera dashcam mobil di komplek.
Laras berfokus pada hal ini, meskipun tidak merekam adegan di mana pria itu masuk ke dalam rumah Marsha.
Laras segera melakukan pelacakan terhadap pria ini, pria ini berada di tempat kejadian pada saat yang hampir sama dengan waktu kejadian, lalu keluar dari komplek setelah sekitar dua jam lebih kemudian.
Gerakan pria itu kelihatannya sangat ganjil, dia selalu mengusap hidungnya dengan tangan dan kondisi mentalnya tampak sangat linglung.
Bukti yang dikuasai oleh aparat polisi kurang lebih sama dengan Laras, setelah mereka memastikan lokasi pria itu melalui skynet, mereka segera bertugas untuk menangkap pria itu.
Pada saat ini, Sifa terus berjaga di sisi Marsha dan tak hentinya berbicara dengannya. Tiba-tiba, ajaib sekali, Marsha membuka matanya.
Jari Marsha bergerak sedikit, suara Sifa bergetar saking bergairahnya “Marsha… akhirnya kamu sudah sadar.”
Lalu Sifa menangis keras sambil menarik tangan Marsha dengan erat.
Dengan badan penuh memar, Marsha memaksakan senyum “Sudah lama menunggu, Sifa.”
Wajah Marsha tetap terbalut dengan kain kasa, hanya ada dua buah bola mata yang terpapar.
Air mata Marsha mengalir turun tanpa suara dan membasahi luka, lalu rasa sakit yang menusuk hati pun datang menyerbu.
Namun, Marsha tidak berekspresi, ini sama sekali tidak ada tandingnya dengan kesakitan yang dia rasakan pada malam itu.
Hendi segera datang setelah mendapat kabar, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada Marsha, kondisi Marsha dipastikan telah membaik, lalu Hendi menyuruh mereka untuk tidak perlu khawatir.
Setelah Marsha sadar, aparat polisi terus berdatangan dan Laras juga berdiri di samping.
Sifa menatap para polisi dengan waspada, tidak ingin mereka datang terburu-buru ke sini hanya untuk menanyakan kejadian malam itu.
Marsha duduk tidak bergerak di atas kasur, wajahnya tidak ada ekspresi sama sekali, dia menatap semua orang di depannya dengan mata kosong dan tangannya terkepal dengan erat.
“Saat ini, dia baru saja sadar kembali, dia hanyalah seorang pasien, kalian akan melukainya jika berbuat seperti ini….”
Sifa menghadang di tengah mereka dan para polisi terus membujuknya. Tepat ketika mereka sedang dalam berkonflik sengit, Marsha berkata dengan dingin “Tidak apa-apa, aku ingat semua dengan kejadian hari itu….”
Tatapan semua orang langsung tertuju pada Marsha, polisi melihat Sifa lalu langsung mengitarinya, dia berjalan ke sisi Marsha dan berkata “Mohon Nona ceritakan keadaan hari itu dengan spesifik.”
Sifa berbalik badan dan bergeleng kepada Marsha, matanya penuh dengan kesedihan.
Namun, Marsha tersenyum, tatapan matanya yang teguh membuat orang sakit hati. Marsha mengangguk kepada Sifa, mengisyaratkannya untuk tenang.
Lalu Marsha bercerita dengan tenang “Pria di malam hari itu, aku kenal, dia adalah mantan pacarku, dulunya dia memiliki catatan kriminal, ketika dia datang pada malam itu, jelas sekali kondisi mentalnya sedang tidak wajar.”
“Dia sering meminta uang padaku, tetapi aku tidak memberinya terakhir kali, lalu dia langsung melakukan kekerasan padaku, bahkan memperkosa aku dan mencederai aku….”
Marsha berkata dengan enteng dan lancar, tatapan matanya juga teguh.
Laras berdiri di samping, ketika mendengar wanita yang kuat ini menceritakan apa yang dia alami, tangan Laras terkepal dengan erat. Kalaupun orang yang tidak dia kenal sama sekali, dia pun menggertak gigi saking gusarnya, apalagi orang yang disayangi oleh wanita yang dia cintai.
Wajah Sifa tidak berekspresi, dia sudah melakukan persiapan hati sebelumnya, tetapi ketika mendengar Marsha mengatakannya, hati Sifa tetap bergetar tak tertahankan.
Kemudian, aparat polisi mendapatkan deskripsi dan identifikasi mengenai pelaku, lalu mereka menemukan pria itu dengan mudah.
Pria itu tertangkap setelah satu hari kemudian, ketika tertangkap, kondisi mentalnya tetap dalam keadaan linglung dan dia berkata dengan asal-asalan.
Aparat polisi mencurigai pria itu mungkin telah mengonsumsi obat-obatan terlarang, mereka segera melakukan pemeriksaan urin dan hasilnya adalah positif.
Pria itu pun ditangkap dan semua media besar menerbitkan berita yang mengguncangkan ini.
Decky terus mengurusi masalah pendanaan, setelah kasus kejadian ini ditutup, masalah pendanaan Decky barulah bisa dikatakan stabil, lalu Decky berhasil mendapatkan pendanaan ini berkat pengalamannya bertahun-tahun dalam berbisnis.
Namun, kejadian kali ini bukanlah hal sepele, membuat masalah tepat pada saat penting ketika dia sedang melakukan pendanaan dan menyerang PT. Leng Tbk, kelihatannya dalang di balik layar ini adalah musuhnya.
Decky tentu saja tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja, dia secara pribadi mengutus Laras untuk menyelidiki masalah ini.
Selama Marsha menginap di rumah sakit, tidak ada orang yang datang menjenguknya, hanya ada Sifa yang terus berada di sisinya dan merawatnya.
Marsha sangat tangguh, beberapa hari setelah itu, dia sama sekali tidak pernah mengungkit kejadian ini. Namun, Sifa tahu, bagaimanapun juga Marsha adalah seorang korban dan juga adalah seorang wanita.
Seberapa tangguhnya, apa yang bisa dia lakukan? Meskipun Marsha tidak mengatakannya, tetapi dalam hati Sifa lebih tahu dari siapapun, selama Marsha tidak mengatakannya, maka dia tidak akan mengungkitnya, karena dia tahu pada saat ini, penghiburan jauh lebih baik daripada menebar garam di atas luka.
Marsha pulih kembali dengan cepat, di bawah ilmu kedokteran Hendi, wajah Marsha tidak meninggalkan bekas apapun, hanya saja masih ada memar di badannya yang belum memudar dan raut wajahnya juga tidak lebih baik daripada yang dulu.
Laras dan Decky menyuruh departemen humas perusahaan untuk mengeluarkan uang dan memutuskan seluruh berita terkait kejadian ini, orang-orang hanya tahu bahwa ada karyawan PT. Leng Tbk yang terkena masalah, tetapi tidak tahu siapakah orangnya.
Jika semua orang mengetahui kejadian ini, bukankah menghancurkan seorang gadis yang sedang berada dalam masa terbaiknya?
Namun, semua orang dari PT. Leng Tbk mencurigai bahwa orang itu adalah Marsha, karena hanya ada Marsha yang tidak muncul di perusahaan dalam waktu terakhir.
Setelah keluar rumah sakit, Laras memindahkan Marsha sebagai asisten di kantornya.
Laras memberi perintah di dalam perusahaan, barang siapa yang membicarakan sepatah kata pun terkait kejadian itu ke depannya, akan langsung dipecat.
Kejadian itu ditetapkan sebagai kasus pencederaan dengan sengaja oleh aparat kepolisian dan pria itu telah dimasukkan ke dalam penjara, maka kejadian itu pun berakhir di situ saja.
Namun, Sifa selalu merasa, masalah ini tidak sesederhana yang terlihat begitu saja.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioSi Menantu Dokter
Hendy ZhangPrecious Moment
Louise LeeAnak Sultan Super
Tristan XuLove at First Sight
Laura VanessaDark Love
Angel VeronicaMy Greget Husband
Dio ZhengHidden Son-in-Law
Andy LeeMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka