Marriage Journey - Bab 29 Mengkhawatirkanku?

Sifa naik taxi sendirian kembali ke villa, seluruh tubuhnya sepertinya hampir runtuh, dia dengan kesusahan membuka pintu kamar berjalan ke kamar.

Dia benar-benar merasakan amat sangat lelah, bajunya pun belum sempat diganti langsung berbaring di atas tempat tidur, meringkukkan dirinya, memeluk tubuhnya.

Sifa tidak mengerti, sebenarnya Decky sekarang niatnya apa, setiap kali dirinya hampir mendekati putus asa selalu memberinya harapan.

Tapi dia malah selalu memelopori dirinya saat dirinya menghidupkan api, sebenarnya dirinya tidak bagus dimananya, tidak bisa dibandingkan dengan Yuli.

Masalah itu memang bukan dia yang melakukan, tapi kenapa, dia menggunakan waktu selama 3 tahun membuktikan, di matanya menjadi membayar utang yang dikatakan.

Sifa sambil menangis sambil tersenyum, kondisi emosinya tidak stabil.

Sejak kemarin setelah dibawa Decky pulang dari rumah orang tuanya, dirinya masih belum menelepon keluarganya.

Sifa takut menghadapi pertanyaan orangtuanya, dari kecil sampai besar, dia adalah orang yang paling disayangi orangtuanya.

Saat dirinya dan Decky mengurus registrasi pernikahan, mereka masih tidak merelakan Sifa, memberitahunya dirinya kalau wanita harus mempunyai karir sendiri, tidak boleh fokus kepada pria saja.

Saat itu dirinya mengira bisa mempunyai kehidupan bahagia, tapi sekarang malah menjadi hal yang paling tidak ingin dilihat orangtuanya.

Sifa menutupi wajahnya agar suara tangisnya kecil, suara tangisan di dalam villa sebesar ini akan sangat mengganggu telinga.

Setelah Decky menutup panggilan, wajahnya terus suram, apakah wanita ini idiot, jelas-jelas tubuhnya tidak sehat, malah menolak untuk diopname dan melakukan pemeriksaan seluruh tubuh.

Decky dengan kesal berbaring di atas kursi, kali ini jelas-jelas dia bisa melihat wanita ini mati, tapi dirinya tidak melakukannya.

Setiap mengingat wanita ini mengandung anaknya, dan juga tatapan tak berdaya, dirinya selalu tidak bisa mengejamkan hatinya.

Dia masih membuka video, di dalam video Sifa meringkukkan dirinya didalam selimut, jadi wajahnya tidak nampak, tapi dia terus menangis di tempat tidur, pundaknya bergetar hebat, membuat Decky curiga.

Decky terus melihat Sifa di kantornya sendiri, wanita ini sepertinya tidak pernah tersenyum sejak menikah dengannya.

Decky sedikit emosi mendorong dokumen di hadapannya, sialan, akhir-akhir ini dirinya selalu memikirkan masalah wanita ini.

Jelas-jelas dia begitu membencinya, tapi wanita ini benar-benar terlalu sabar, sering sekali saat dirinya pergi mencari Sifa, Sifa selalu terlihat tenang.

Sifa yang seperti ini, membuat Decky sedikit tidak mengerti, Decky berdiri dan mematikan video, dirinya sudah gila, melihat video ini selama berjam-jam.

Sifa samar-samar merasa ada orang yang membuka pintu, tapi dirinya yang tidak bertenaga benar-benar ngantuk sekali, jadi tidak bangun pergi melihat.

Decky berdiri sangat lama di luar pintu kamar Sifa, dia dilema, apakah dirinya harus masuk atau tidak usah.

Tapi dirinya tidak bisa menemukan alasan yang cocok, tampaknya wanita ini masih belum membaik sejak masalah pagi ini.

Apakah akan sama seperti pagi ini, langsung pingsan, begitu memikirkan ini, tubuh Decky langsung bercucuran keringat dingin.

Langsung mendorong pintu dan masuk, langsung berjalan ke arah tempat tidur Sifa, sampai tidak sempat menghidupkan lamput, langsung berjalan sesuai dengan ingatannya.

Mungkin siang tadi obat yang diberikan dokter membuat ngantuk, Sifa sampai sekarang masih tertidur tidak membuka matanya.

Decky berjalan kesana, langsung menyibakkan selimut Sifa, menangkap Sifa dan menggoyangnya dengan kuat, berteriak kuat: " Sifa, bangun, wei, kamu kenapa?"

Ekspresi Decky sangat panik, dia terus menggoyang Sifa, tapi Sifa tidak bergerak sama sekali, Decky menjadi lebih panik lagi.

Sifa didalam mimpinya seperti mendengar ada orang memanggil dirinya, suara ini familiar sekali, tapi juga sangat asing.

Dia sangat ingin memutarkan badannya menjawab, tapi goyangan yang terlalu kuat membuatnya sedikit tidak bisa bernafas.

Dia memaksakan dirinya agar lebih sadar sedikit, tapi juga tidak bisa menjawab.

Decky melihat Sifa tidak menjawab, badannya juga dingin sekali, hatinya langsung kosong membuat Decky sedikit tidak terbiasa, rasa takut yang amat besar datang menghampiri Decky.

Decky langsung menggendong Sifa ingin pergi ke rumah sakit, tiba-tiba terdengar suara Sifa yang amat sangat pelan: "Kenapa kamu pulang?"

Decky menundukkan kepalanya, wajahnya yang tadi kaku sekali akhirnya lebih santai, menghela nafas lega berkata kepada Sifa : "Aku memanggilmu kenapa kamu tidak menjawab? Apa kamu mau mati?"

Sifa berusaha ingin lepas dari pelukan Decky, tapi Decky malah tidak membiarkan Sifa, mengurungkan Sifa untuk bersandar pada dadanya.

Tidak tau kenapa, terkadang Sifa mempunyai pesona yang menggoda, memanicing dirinya terus ingin dekat dengannya.

Meskipun Sifa adalah pembunuh yang mencelakai Yuli yang tidak pernah dia curigai.

Sifa kesal tapi tidak bertenaga melihat Decky sambil menjelaskan: "Maaf, aku benar-benar ngantuk sekali."

Decky melihat Sifa yang tampak sakit, dengan tidak senang mengerutkan keningnya, bukannya dia tidak ada uang, hanya wanita bodoh ini yang bisa membuat dirinya sampai sesakit ini.

Sifa melihat Decky berbicara, dengan pelan menjelaskan: "Aku sungguhan ngantuk sekali."

"Dan juga, kenapa kamu bisa datang ke kamarku, kamu, apakah kamu mengkhawatirkanku?" Sifa pertama kalinya memberanikan diri bertanya seperti ini pada Decky.

Pertanyaan Sifa pada saat yang sama membuat Decky terkejut, tadi wanita ini bertanya dirinya apakah sedang mengkhawatirkannya?

Decky melepaskan Sifa, langsung berdiri, Sifa langsung tenggelam ke atas ranjangnya.

Decky dengan kaku berdiri, membalikkan badannya dan tertawa dingin berkata: "Kamu sungguh tidak tau malu, rumah ini dulunya aku mau memberikan kepada Yuli, aku takut kamu mati disini, menodai tempatku."

Setiap perkataan Decky, membawa pisau tajam yang tak terlihat, dengan santai melukai hati orang.

Sifa memejamkan mata dengan lemas tersenyum, kenapa dirinya bisa bodoh sekali sampai bertanya seperti itu, jelas-jelas tau jawabannya, tapi masih tidak bisa menahan, dirinya benar-benar murahan!

Kedua orang ini masuk dalam keheningan, Sifa berbaring di atas tempat tidur tidak bergerak juga tidak berbicara, Decky membelakangi Sifa juga tidak berbicara.

Kekesalan Decky dari telapak kakinya naik sampai ke otaknya, wanita ini tidak berbicara lagi, ini saja?

Decky berputar membuka pintu kamar, langsung menutupnya dengan kuat, berjalan ke ruang tamu.

Apa maksud wanita ini diam disaat seperti ini, jelas-jelas dirinya khawatir makanya datang, wanita itu sudah menyinggungnya juga tidak mengakui kesalahannya?

Sifa menggeleng kepalanya, membalikkan badannya terus tidur, sampai hari kedua pagi hari saat Hendi meneleponnya, dia baru bangun.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu